Langgam.id - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyebut Indonesia akan memasuki puncak bonus demografi pada tahun 2030 mendatang. Menyambut
puncak bonus demografi ini ia mengungkapkan akan banyak penduduk usia 15 sampai 64 tahun yang akan memasuki usia produktif.
Dalam memasuki bonus demografi ini, menurut Kemenperin akan membuka peluang bagi Indonesia untuk menciptakan SDM yang unggul dalam dalam lapangan kerja yang berdaya saing. Hal ini disampaikan langsung oleh Kemenperin Agus Gumiwang Kartasasmita dihadapan ribuan siswa dan mahasiswa sekolah Kemenperin dalam acara kuliah umum di Politeknik ATI Padang, Kota Padang, Sumatra Barat (Sumbar).
Sebagai upaya mendukung SDM industri yang berkompeten dan berdaya saing, Agus menyebut pihaknya telah menyediakan infrastruktur dan sarana prasarana melalui 11 Politeknik, 2 Akademi Komunitas, 9 SMK Industri, dan 7 Balai Diklat Industri yang berada di bawah BPSDMI.
“Semua satuan pendidikan kami ditetapkan dengan spesialisasi tertentu pada bidang industri, dan telah link and match dengan dunia usaha industri. Mengenai ini kami merasa bangga bahwa lulusan dari Politeknik dan SMK Kementerian Perindustrian selalu memiliki tingkat serapan tinggi pada bidang industri,” katanya pada ratusan peserta, Senin (4/9/2023).
Mengenai hal ini, ia juga mengajak para peserta kuliah umum untuk juga melek pada sektor industri manufaktur. Sektor industri manufaktur ini menurutnya akan menjadi prime mover dari perekonomian nasional yang dilihat dari beberapa indikator. Indikator itu menurutnya akan menjadi kontributor terbesar terhadap PDB nasional.
"Dalam mencapai rancangan Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2025-2045, Visi Indonesia Emas 2045 adalah menjadikan Indonesia sebagai salah satu dari 5 kekuatan ekonomi terbesar dunia, dan menjadi bagian dari High Income Country. Agar menjadi pilar pembangunan untuk mewujudkan Indonesia Maju 2045," ungkapnya.
“Selain itu juga kebijakan yang telah dikeluarkan dalam Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) 2015-2035, meliputi Hilirisasi Industri berbasis sumber daya alam, Pemanfaatan Teknologi dan Digitalisasi melalui Making Indonesia 4.0, Pengembangan Industri Hijau untuk pertumbuhan berkelanjutan, dan tentunya penguatan SDM Industri sebagai pondasi dari berbagai kebijakan tersebut,” sambung Agus.
Diakhir, Agus juga memberikan apresiasi pada Politeknik ATI Padang yang saat telah ditetapkan sebagai spesialisasinya di bidang industri Agro. Hal ini menurutnya sesuai dengan kompetensi inti kampus ATI di wilayah Sumbar yang memiliki kekuatan dan kekhasan di bidang pengolahan pangan.
"Selain keberhasilan kampus ATI ini, kami harap akan banyak SDM ATI yang menciptakan teknologi baru untuk serapan industri," tutupnya. (*/Fs)