Langgam.id - Kelezatan randang menggugah sang koki Gordon Ramsay datang ke Ranah Minang. Tentu saja kedatangan Ramsay adalah kepastian tayang di program National Geographic bertajuk "Gordon Ramsey : Uncharted”.
Sehingga bagi penggemar acara itu atau bagaimana seorang koki yang sangat sohor ini mengaduk-aduk randang dan menikmati kebudayaan Minang lainnya, segeralah meluangkan waktu untuk menontonnya di National Geographic.
Informasi yang dapat dilihat National Geographic, “Gordon Ramsay : Uncharted” edisi randang atau Sumatra Barat, tayang pada 29 Juni 2020 pada pukul 09.00 WIB dan 21.00 WIB.
Selama syuting yang berlangsung dari 19 sampai 22 Januari 2020, Ramsay didampingi William Wongso pakar kuliner Indonesia.
Seperti biasanya, Ramsay langsung mencoba memasak sendiri dan juga mengunjungi langsung dari pemasak aslinya di Sumatra Barat.
Tidak hanya itu, kekuatan budaya dan tradisi Minangkabau menjadi daya tarik tersendiri sehingga Sumatera Barat terpilih menjadi lokasi syuting dari berbagai penawaran negara lain. Kabupaten Tanah Datar Luhak Nan Tuo pun beruntung, dikunjungi tim yang bekerja sangat profesional tersebut.
Gordon Ramsay dalam Channel Youtube menyampaikan pujian terhadap masakan rendang Minangkabau. “Saya telah mencoba membuat rendang daging sapi dan memasaknya 2-3 jam, namun ketika merasakan rendang masakan asli orang Sumatera Barat, daging sapi dan rasanya begitu lumer dan lezat di mulut, ternyata mereka memasaknya 8-10 jam,” ujarnya.
Sementara itu Kadis Parpora Tanah Datar Abdul Hakim didampingi Kabid Pariwisata Tanah Datar Efrison, tempo hari menyampaikan, syuting Gordon Ramsay di Istano Basa Pagaruyung tentu bisa memberikan berkah bagi promosi pariwisata Tanah Datar dan Sumatra Barat pada umumnya.
“Gordon Ramsay mempunyai acara sendiri di TV skala internasional yang bergengsi, membawa berkah terhadap publikasi dan pengenalan masakan rendang asli Minangkabau dan Istano Basa Pagaruyung sebagai lokasi syuting makan bajamba di mana rendang Tanah Datar menjadi salah satu kuliner yang disajikan,” katanya.
Ia menambahkan, dalam proses syuting, Pemkab Tanah Datar cukup menyediakan lokasi dan pendukung kegiatan.
“Selain makan bajamba, itu tim Gordon lakukan syuting arakan jamba, pacu jawi, dan menikmati kuliner lainnya khas Tanah Datar sementara sesi syuting Gordon memasak sendiri rendang dilakukan di Bukittinggi,” ujarnya.
“Hal ini kalau disengaja untuk publikasi di TV internasional tersebut, membutuhkan dana yang sangat besar dan pemerintah daerah tidak akan sanggup, makanya dengan kedatangan mereka dengan biaya sendiri tentu menjadi berkah bagi Tanah Datar dan Sumatera Barat,” ujarnya lagi, sebagaimana dicuplik dari tanahdatar.go.id.
Tentu, kata Abdul Hakim, dengan publikasi ini, selepas Pandemi Covid-19 berakhir, diharapkan wisatawan semakin meningkat di Tanah Datar dan di Sumatra Barat, terlebih wisatawan mancanegara selepas tayang di TV National Geographic yang memang mempunyai penonton jutaan di seluruh belahan dunia. (Osh)