ISI Padang Panjang Gelar Minang Film Festival Ke-4

ISI Padang Panjang Gelar Minang Film Festival Ke-4

Logo Miffest 4. (Sumber: Panitia)

Langgam.id - Program Studi Televisi dan Film Institut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang akan menggelar acara puncak Minang Film Festival (Miffest) Ke-4 pada Sabtu (14/11/2020). Minang Festival Fim yang keempat ini, sudah berlangsung sejak 17 Oktober lalu.

Siaran pers panitia yang diterima Langgam.id pada Senin (9/11/2020) menyebut, acara utama pada 14 November 2019 akab dilakukan secara daring. Hari itu akan berlangsung dua kegiatan berkesinambungan, yakni seminar dan malam penganugrahan.

Seminar menghadirkan Ifa Isfansyah, seorang produser ternama yang memenangkan piala citra sebagai produser pada film panjang terbaik di FFI 2019. "Narasumber lainnya adalah Greg Arya yang juga sudah malang melintang sebagai penyunting film, Greg juga mendapatkan penghargaan piala citra di FFI 2019 sebagai penyunting film terbaik."

Untuk anugerah, Miffest 4 akan memilih film-film terbaik. Jurinya adalah Greg Arya (editor film), Ifa Isfansyah (sutradara dan produser film) dan Hery Sasongko M.Sn (Ketua Prodi televisi dan Film, ISI Padangpanjang).

Miffest 4 akan memberikan 6 penghargaan. Pertama, Siriah Gadang Award akan diberikan kepada ide cerita yang baru dan menarik. Kedua, Kaluak Paku Award diberikan berdasarkan penilaian sinematik film terbaik. Ketiga, Tampuak Manggih Award dianugerahkan berdasarkan naratif terbaik. Lalu yang keempat, Pucuak Rabuang Award dengan penilaian film dengan pesan inspiratif. Kelima, Bungo Lado Award film terbaik pilihan dewan juri. Keenam, adalah Saluak Laka Award, yang dipilih dengan penilaian dari Tokoh yang dipilih oleh tim Minang Film Festival tahun ini.

Menurut panitia, tahun-tahun sebelumnya Minang Film Festival hanya membuat kompetisi dengan mengumpulkkan karya film, tetapi tahun ini Minang Film festival mencoba hal baru dalam kompetisi. Karya film yang di kumpulkan adalah karya baru yang di produksi dengan syarat yang di tentukan oleh panitia dan dengan batasan waktu produksi yang diberikan.

Siaran pers panitia menyebut, Minang Film Festival mencoba memberikan wawasan tentang film sebagai bentuk penyebaran kebudayaan baik Minangkabau maupun budaya di seluruh Indonesia. "Tahun ini Minang Film Festival memberikan semangat untuk tetap berkarya dalam kondisi yang penuh keterbatasan," sebut rilis tersebut.

Menurut rilis itu, Minang Film Festival #4 tahun ini mencoba merespon fenomena yang terjadi di banyak sendi kehidupan kita. "Keterbatasan di masa pandemi covid-19 menjadi sebuah peristiwa yang banyak mengubah budaya-budaya yang pernah ada, termasuk budaya dalam berkreativitas."

Semangat kreativitas dalam mencari solusi tergambar melalui kalimat yang menjadi tema acara: “Indak Kayu Janjang Dikapiang”. Dengan tema tersebut diharapkan para peserta yang mengikuti kegiatan ini, khususnya para pelajar dapat mendapatkan pengetahuan serta menambah wawasan lebih luas. (*/SS)

Baca Juga

Prodi DKV ISI Padang Panjang Pamerkan 'Harmoni of Nirmana'
Prodi DKV ISI Padang Panjang Pamerkan 'Harmoni of Nirmana'
Pabaruak, Film Terpilih Fesbul Bertemakan Kearifan Lokal Minangkabau Diputar di Kota Padang
Pabaruak, Film Terpilih Fesbul Bertemakan Kearifan Lokal Minangkabau Diputar di Kota Padang
Institut Seni Indonesia (ISI) Kota Padang Panjang saat ini memiliki dua profesor seni pertama di Sumatra. Pengukuhan kedua guru besar tersebut dilakukan oleh Rektor ISI Padang Panjang,
Pertama di Sumatra, ISI Padang Panjang Miliki 2 Profesor Seni
Soenting Melajoe: Film Perdana tentang Roehana Koeddoes, Pahlawan Nasional dan Wartawati Pertama Indonesia
Soenting Melajoe: Film Perdana tentang Roehana Koeddoes, Pahlawan Nasional dan Wartawati Pertama Indonesia
Salah satu daerah di Sumbar terpilih menjadi lokasi syuting film Palm's Oil Love yang akan diproduksi oleh Yayasan Bentang Merah Putih.
Libatkan Aktor 2 Negara, Agam Akan Jadi Lokasi Syuting Film Palm's Oil Love
Saiyo Sakato, Nasi Padang dan Poligami
Saiyo Sakato, Nasi Padang dan Poligami