Ini Alasan Harimau Sumatera yang Ditangkap di Palembayan Dinamai Puti Maua

BKSDA Sumatra Barat (Sumbar) menyebut konflik satwa dengan manusia meningkat lantaran jumlah pakan di habitatnya berkurang.

Harimau Sumatera yang masuk perangkap di Maua Hilia, Jorong Kayu Pasak Timur, Nagari Salareh Aia, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam. (Foto: Dok. BKSDA Sumbar)

Langgam.id - Harimau Sumatera yang ditangkap Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatra Barat (Sumbar) di Maua Hilia, Jorong Kayu Pasak Timur, Nagari Salareh Aia, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam telah dinamai Puti Maua.

Kepala BKSDA Sumabar, Ardi Andono mengatakan, nama Puti Maua yang dilekatkan ke Harimau Sumatera dengan jenis kelamian betina itu masih belum resmi.

Nama Puti Maua itu, kata Ardi, akan diresmikan Wakil Gubernur (Wagub) Sumbar saat berkunjung ke Dharmasraya nantinya, termasuk penjelasan nama Puti Maua itu yang dipilih.

Meskipun demikian, Wali Nagari Salareh Aia, Iron Maria Edi mengatatakan, bahwa nama Puti Maua itu merupakan usulan dirinya.

Awalnya, kata Iron, nama yang ingin diberikan terhadap harimau itu, Puti Maua Dirindu. Namun, penjelasan BKSDA, di aplikasi hanya bisa dua kata, makanya hanya kata Puti Maua yang disematkan.

"Nama Puti Maua Dirindu itu sudah hasil diskusi dengan niniak mamak, tokoh masyarakat dan alim ulama setempat, karena di aplikasi tidak bisa tiga kata, makanya kita sepakati Puti Maua saja," ujar Iron kepada Langgam.id, Selasa (11/1/2022).

Dijelaskan Iron, Puti berarti jenis kelamin harimau itu betina. "Dalam bahasa Minang, Puti itu artinya perempuan atau putri. Sementara Maua, merupakan nama kampung tempat harimau itu ditangkap dan berkonflik dengan masyarakat," ungkapnya.

Kemudian, kata Rindu yang tak jadi digunakan, diartikan harimau yang dirindukan. "Harimau ini akan jadi harimua yang dirindukan, karena BKSDA membawa harimau itu jauh dari daerah asalnya. Harimau ini jadi punya ikatan batin dengan masyarakat tempat asalnya," jelas Iron.

Lalu, dikatakan Iron, selain menamai nama tempat ditangkapnya harimau, kata Maua itu diberikan karena masyarakat ingin daerahnya terekspos.

"Kami ingin kampung kami terekspos, agar kampung kami bisa diperhatikan. Sebab, kampung kami masih terisolir, karena kampung kami berada di hutan lindung," paparnya.

Iron juga meminta, agar pemerintah agar lebih memperhatikan Kampung Maua, terumata soal akses jalan dan infrastruktur.

Kemudian, terkait keaman adanya harimau lain, menurut Iron, BKSDA sudah menjelaskan, bahw harimau di daerah itu cuma seekor.

Baca juga: Harimau Sumatera yang Ditangkap di Agam Dinamai Puti Maua

"Diduga hanya seekor saja, namun kami tetap diminta untuk waspada," katanya.


Dapatkan update berita terbaru setiap hari dari Langgam.id. Mari bergabung di Grup Telegram Langgam.id News Update, caranya klik https://t.me/langgamid, kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca Juga

BKSDA Sumatra Barat (Sumbar) menyebut konflik satwa dengan manusia meningkat lantaran jumlah pakan di habitatnya berkurang.
BKSDA Sumbar Sebut Konflik Harimau dan Manusia Karena Jumlah Pakan Berkurang
Gunung Talang Kabupaten Solok (istimewa)
Gunung Marapi Ditutup, BKSDA Sumbar Bakal Buka Jalur Pendakian 3 Gunung Lainnya Tahun Ini
BKSDA Sumbar memanggil para remaja yang melakukan pendakian secara ilegal di Gunung Marapi, Sumbar pada 19 Januari 2025 lalu.
Tiga Pendaki Ilegal Gunung Marapi Akui Kesalahan, BKSDA Beri Sanksi Tegas
BKSDA Sumbar melakukan pemeriksaan terkait enam orang pendaki ilegal pasca beredarnya video melakukan pendakian ke Gunung Marapi
Viral di Medsos Pendakian Ilegal ke Gunung Marapi, Ini Kata BKSDA Sumbar
Seekor harimau sumatra (Panthera tigris sumatrae) berhasil terperangkap dalam kandang jebak yang dipasang oleh Tim BKSDA Sumbar d
Sempat Buat Warga Khawatir, Akhirnya Harimau Sumatra Masuk Perangkap di Solok
Seekor beruang Madu kembali terlihat memasuki area perumahan staf PT Mitra Kerinci di Nagari Lubuk Gadang Selatan, Kecamatan Sangir,
Sempat Resahkan Warga, Seekor Beruang Madu Masuk Perangkap di Solok Selatan