Langgam.id - Universitas Andalas meluncurkan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Nagari Tageh. Peluncuran ini dilakukan secara daring oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Nizam Bersama Rektor Universitas Andalas Prof. Yuliandri pada Senin (11/1/2021).
Peluncuran ini secara bersamaan juga diikuti oleh Sesditjen PPMD Kemendes PDTT Rosyidah Rachmawati, MM, Sestama BNPB, Harmensyah, Gubernur Sumatra Barat Prof. Irwan Prayitno, Kapolda Irjen Toni Harmanto, Kapolres, jajaran pimpinan Universitas Andalas, akademisi dan mahasiswa, pejabat pemerintah Kabupaten dan Kota, serta sejumlah Wali Nagari se-Sumatera Barat.
Rektor Universitas Andalas Prof. Yuliandri mengungkapkan komitmennya dalam mengimplementasikan program MBKM sebagai kewajiban bagi setiap perguruan tinggi untuk memfasilitasi mahasiswa belajar di luar program studi.
"Kebijakan Mendikbud tersebut telah diakomodasi dalam bentuk 12 kebijakan yang secara intensif diselesaikan ditahun 2020 dan telah dituangkan dalam Peraturan Rektor,” ujarnya.
Melalui MBKM ini, Universitas Andalas ingin mewujudkan Nagari Tageh, bukan hanya di sektor ekonomi, tetapi juga disektor lain seperti ekonomi, kesehatan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana baik bencana alam maupun non alam.
“Kita mesti bahu-membahu dalam membangun desa dan membantu masyarakat,” ungkap Rektor. Universitas Andalas juga membuka kesempatan seluas-luasnya dengan berbagai pihak dalam memberdayakan masyarakat di pedesaan.
Sementara itu, Dirjen Dikti Kemendikbud Prof. Nizam menyambut baik program MBKM yang akan dilaksanakan mahasiswa Universitas Andalas. Program itu sekaligus mendekatkan perguruan tinggi dengan masyarakat di Nagari atau Desa agar akrab dengan teknologi.
Lebih Lanjut, Prof. Nizam mengungkapkan mahasiswa maupun perguruan tinggi mesti mewujudkan Nagari atau Desa cerdas.
“Masyarakat harus melek dengan sumber daya digital dan mahasiswa wajib memperkenalkan kemajuan zaman itu pada masyarakat,” sambungnya.
Guna mengasah kompetensi itu, dikatakan Prof. Nizam mahasiswa diberikan kebebasan untuk mengembangkan diri. Kuliah tak lagi mengandalkan tatap muka dan penguasaan teori, tetapi juga mesti melaksanakan praktik di lapangan, dengan praktik, mahasiswa akan tahu tentang apa dan bagaimana kebutuhan di masa depan.
Prof. Nizam menyambut baik program MBKM yang akan dilaksanakan mahasiswa Universitas Andalas, dengan Kampus Merdeka dan program lain yang terkandung di dalamnya diharapkan mahasiswa memililki hardskill yang tangguh, softskill yang ulet, lifeskill yang adaptive dan flexible serta jejaring yang lebih banyak dan beragam.
“Pengalaman tersebut akan menjadi bagian portofolio mahasiswa sehingga ketika lulus sudah kaya akan pengalaman, hardskill, softskill dan jejaring untuk bekal menjadi sumber daya manusia (SDM) yang unggul,” ujarnya.
Dilanjutkannya sehingga SDM unggul yang dicita-citakan bersama akan bisa dihasilkan untuk mewujudkan Indonesia maju.
Prof. Nizam mengungkapkan ini membutuhkan kerjasama semua pihak antara perguruan tinggi, dunia industri dan masyarakat serta lintas sektoral supaya ikut membentuk dan menyiapkan SDM unggul ini.
Senada dengan itu, Sesditjen PPMD Kemendes PDTT mengatakan membangun desa dan pembangunan desa memang memerlukan pendampingan dari berbagai pihak. Desa atau Nagari tidak boleh dibiarkan berjalan sendiri, perlu pendampingan agar tata kelola berjalan dengan baik. “Pemerintah menginginkan pembangunan yang partisipatif di pedesaan dengan melibatkan berbagai pihak,” ujarnya.
Rosyidah menyambut baik MKBM yang diluncurkan Universitas Andalas. Dengan demikian, terbuka peluang kerjasama dalam penyusunan rencana pembangunan Nagari atau Desa, pendampingan tata Kelola dana desa dan lain sebagainya. “Peran perguruan tinggi diperlukan dalam membangun Desa atau Nagari,” ungkapnya.
Sekretaris Utama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Harmensyah terkesan dengan MKBM Universitas Andalas yang ingin mewujudkan Nagari Tageh Bencana. Menurutnya, semua potensi bencana alam ada di Sumatra Barat. Mulai dari letusan gunung api, gempa, tsunami, longsor dan lain sebagainya mengancam keselamatan masyarakat.
Disampaikan Hermansyah terwujudnya masyarakat tangguh bencana yang merupakan salah satu tujuan MKBM, patut diapresiasi. Sebab, dampak bencana harus ditekan sekecil mungkin. “Bencana tak bisa diprediksi, ketika sudah terjadi, masyarakat kita siap menghadapi keadaan terburuk sekalipun,” ujarnya. (rls)