Ibu-Ibu Nelayan Sungai Pinang Olah Mangrove Jadi Batik

Langgam.id — Sejumlah ibu rumah tangga yang merupakan istri nelayan di Kenagarian Sungai Pinang, Kabupaten Pesisir Selatan, kini memiliki aktivitas baru yang memberi nilai tambah bagi ekonomi keluarga mereka. Dengan memanfaatkan bahan alami dari hutan mangrove di sekitar kawasan tempat tinggal, mereka berinovasi menghasilkan batik yang diberi nama batik mangrove.

Gagasan ini muncul dari kegiatan pelatihan dan sosialisasi yang digelar oleh tim dosen Universitas Nahdlatul Ulama Sumatera Barat. Kegiatan tersebut dipimpin oleh Murhenna Uzra dari Fakultas Sains, yang bertujuan memberdayakan kelompok istri nelayan melalui pemanfaatan tanaman mangrove sebagai sumber daya ekonomi alternatif.

Pelatihan yang digelar pada 25 Oktober itu juga mendorong penerapan konsep green economy di kawasan pesisir, yang berorientasi pada pelestarian lingkungan, peningkatan kesejahteraan, dan pembangunan berkelanjutan.

Murhenna menjelaskan, hutan mangrove yang tumbuh di sepanjang pantai Sungai Pinang memiliki fungsi penting, mulai dari pelindung alami pantai dari abrasi, tempat hidup berbagai biota laut, hingga penyedia nutrisi dalam rantai ekosistem pesisir. Namun, keberadaan hutan mangrove kini mulai terancam akibat aktivitas manusia serta belum optimalnya pengelolaan secara berkelanjutan.

“Salah satu persoalan yang kami temukan di lapangan adalah belum optimalnya pemberdayaan masyarakat dalam mengelola dan memanfaatkan mangrove sebagai sumber ekonomi alternatif. Selama ini kegiatan konservasi dan edukasi bersifat sementara dan tidak berkelanjutan karena kurangnya pendampingan dan akses pelatihan,” ujarnya.

Dalam pelatihan itu, para istri nelayan yang tergabung dalam komunitas Anak Desa Sungai Pinang menunjukkan antusiasme tinggi. Komunitas ini dibentuk untuk mewadahi kegiatan sosial, ekonomi, dan lingkungan di nagari tersebut, dengan fokus utama pada pengelolaan lingkungan berbasis masyarakat.

Selain memproduksi batik bermotif mangrove sebagai simbol kampanye pelestarian lingkungan, mereka juga aktif melakukan pembibitan mangrove serta edukasi lingkungan bagi anak-anak dan remaja setempat.

Menurut Murhenna, kegiatan pengabdian ini diharapkan dapat memberikan dampak nyata bagi masyarakat. Selain menambah keterampilan baru dalam membuat batik berbahan pewarna alami dari limbah mangrove, para peserta juga mendapatkan pemahaman mengenai pentingnya menjaga kelestarian ekosistem pesisir.

“Selama pelatihan, terlihat minat dan motivasi yang tinggi dari peserta untuk mengembangkan usaha batik mangrove secara berkelanjutan, baik secara individu maupun kelompok. Kami berharap kegiatan ini bisa menumbuhkan kesadaran bahwa pelestarian mangrove tidak hanya penting bagi lingkungan, tetapi juga bisa menjadi sumber ekonomi baru,” katanya.

Murhenna menambahkan, kegiatan semacam ini akan terus dikembangkan agar kelompok perempuan pesisir semakin mandiri dan kreatif dalam mengelola potensi lokal. Upaya tersebut diharapkan menjadi bagian dari penguatan ekonomi hijau (green economy) di kawasan wisata bahari Kenagarian Sungai Pinang, sekaligus memperkuat peran perempuan dalam menjaga keseimbangan antara ekonomi dan ekologi.

Tag:

Baca Juga

Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH) terus memperkuat komitmennya dalam memperluas konektivitas digital dan meningkatkan
Indosat Dukung Digitalisasi UMKM Batik dan Produk Lokal Solok: Perkuat Ekosistem Ekonomi Sumbar
HAN di SMAN 2 Payakumbuh: SURI Gelar Pelatihan Membatik yang Inspiratif
HAN di SMAN 2 Payakumbuh: SURI Gelar Pelatihan Membatik yang Inspiratif
Seragam batik jemaah Indonesia pada musim haji 2024 ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Pada tahun ini, jemaah Indonesia akan mengenakan
Jemaah Haji Indonesia Kenakan Seragam Batik Baru Tahun Ini
TK Barunawati Teluk Bayur Padang Ajak Murid Mencintai Batik
TK Barunawati Teluk Bayur Padang Ajak Murid Mencintai Batik
Buka Gelaran Batik Nusantara, Jokowi Apresiasi Pelaku Usaha Batik di Tanah Air
Buka Gelaran Batik Nusantara, Jokowi Apresiasi Pelaku Usaha Batik di Tanah Air
Berita Tanah Datar - berita Sumbar terbaru dan terkini hari ini: Kini, di Tanah Datar sudah ada batik dari ampas kopi, karya putra daerah.
Tak Usah Dibuang Lagi, Kini Ampas Kopi Bisa Jadi Bahan Batik