Hentikan Praktik Pembakaran Jemari Padi

Meskipun pertanian telah menjadi tradisi turun-temurun di Tanah Air, kenyataannya masih banyak kesalahan yang dilakukan oleh para petani, dan salah satunya adalah pembakaran jerami padi. Tindakan ini mengakibatkan kehilangan bahan baku kompos di lahan pertanian.

Mengingat beban pertanian yang semakin berat dari tahun ke tahun, tingginya konversi lahan, dan kerusakan lingkungan, pertanian harus terus meningkatkan produksi pangan untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang terus bertambah. Untuk meningkatkan produktivitas pertanian, perbaikan harus dilakukan, dan intensifikasi pertanian dengan perbaikan lahan sawah menjadi pilihan yang paling tepat.

Pembakaran jerami padi adalah praktik umum di Indonesia, dan seringkali juga dilakukan oleh petani di negara-negara lain seperti Cina dan Vietnam. Banyak petani percaya bahwa unsur hara dalam abu jerami padi akan lebih cepat masuk ke tanah dan terserap oleh tanaman daripada hanya membenamkan jerami.

Namun, penting untuk menyadari bahwa pembakaran jerami padi memiliki dampak negatif yang signifikan. Pembakaran tidak hanya memusnahkan unsur hara yang seharusnya meningkatkan kesuburan tanah, tetapi juga mengubah batang dan daun padi yang bisa memperkaya tanah secara fisik menjadi karbon atau arang.

Selain itu, pembakaran jerami dapat merusak mikroorganisme di permukaan tanah, yang seiring waktu akan mengurangi produktivitas tanah. Asap yang dihasilkan dari pembakaran juga mencemari udara dan merusak lapisan ozon pelindung bumi.

Mengembalikan jerami padi ke sawah adalah cara untuk mengembalikan unsur hara kalium ke dalam tanah. Kalium berperan dalam melindungi tanaman dari serangan hama dan penyakit. Terus-menerus membakar jerami tanpa menggantinya dengan unsur hara K dapat membuat tanaman lebih rentan terhadap hama dan penyakit.

Penggunaan kompos jerami dalam tanah bisa meningkatkan porositas tanah, memudahkan penghilangan kelebihan air, terutama pada tanaman non-padi. Di sisi lain, pada tanah berpasir, kompos jerami dapat meningkatkan retensi air, mencegah kekeringan perakaran, dan mengurangi kehilangan hara melalui pencucian.

Lambat laun, kompos jerami juga meningkatkan kandungan bahan organik dalam tanah, mengembalikan kesuburan tanah. Kandungan hara dalam kompos jerami padi sangat tinggi.

Melihat manfaat yang signifikan ini, perlu melibatkan berbagai pihak dalam mengkampanyekan untuk menghentikan praktik pembakaran jerami. Kesadaran petani tentang pentingnya menjaga lingkungan dan merawat lahan pertanian dengan tidak membakar jerami perlu ditingkatkan agar pertanian berkelanjutan dapat tercapai.

Selama ini, banyak petani membakar jerami dengan keyakinan bahwa abu hasil pembakaran akan memperkaya tanah dan membuat tanaman lebih tahan terhadap hama dan penyakit.

Penting untuk dihindari beberapa kerugian pembakaran jerami padi, termasuk penurunan kesuburan tanah, pencemaran lingkungan, dan kerentanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit. Oleh karena itu, bijaksanalah dalam memanfaatkan jerami padi sebagai sumber daya yang berharga dan hentikan praktik pembakaran yang merusak lingkungan.

*Dosen TPB, Fateta Unand

Tag:

Baca Juga

Laut Indonesia Terancam, Greenpeace Harap Kebijakan Indonesia Lebih Agraris dan Maritim
Laut Indonesia Terancam, Greenpeace Harap Kebijakan Indonesia Lebih Agraris dan Maritim
Anies-Muhaimin Komitmen Tangani Masalah Iklim
Anies-Muhaimin Komitmen Tangani Masalah Iklim
Ketua SIEJ, Joni Aswira: GPC 2023 Berpotensi Dorong Kolaborasi Atasi Perubahan Iklim
Ketua SIEJ, Joni Aswira: GPC 2023 Berpotensi Dorong Kolaborasi Atasi Perubahan Iklim
MLH Muhammadiyah Sumbar Ajak Penanaman Mangrove untuk Meningkatkan Ekosistem Pesisir
MLH Muhammadiyah Sumbar Ajak Penanaman Mangrove untuk Meningkatkan Ekosistem Pesisir
BRI Regional Padang Program BRI Menanam
BRI Menanam Targetkan Tanam 5.720 Bibit Pohon Produktif di Sumbar
SIEJ Dorong Isu Lingkungan Hidup Masif Dibincangkan di Ruang Publik
SIEJ Dorong Isu Lingkungan Hidup Masif Dibincangkan di Ruang Publik