Hasto Kristiyanto Ungkap Ada Tren Penurunan Tokoh Nasional dari Sumbar Saat Ini

Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto ada trend penurunan tokoh nasional dari Sumatra Barat

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto saat memberikan kuliah umum di Universitas Andalas. [foto: Hariz]

Langgam.id - Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto menyatakan, ada trend penurunan tokoh nasional dari Sumatra Barat saat ini. Hal itu ia singgung kala memberi kuliah umum di Universitas Andalas, Rabu (5/7/2023).

Menurut Hasto, pada masa lampau, saat pendidikan belum cukup maju seperti sekarang ini, bumi Minang mampu melahirkan banyak tokoh-tokoh cendekiawan.

"Sistem pendidikan Hindia Belanda saat itu mampu melahirkan banyak tokoh-tokoh pembebas, tokoh-tokoh cendekiawan dari Sumatra Barat yang tidak bisa dihitung jumlahnya, kepeloporannya, peran sertanya bagi NKRI," ucap Hasto.

Sebut saja nama-nama seperti Mohammad Hatta, Soetan Sjahrir, Moh. Yamin, Agus Salim atau bahkan Tan Malaka.

Ia mengibaratkan, jika dulu mencari tokoh-tokoh bangsa, misalkan dari 10 orang, itu bisa didapat tujuh sampai delapan orang dari Ranah Minang.

"Tetapi mengapa kemudian nampak kepemimpinan ini menunjukkan menurun. Apa yang salah?" tutur Hasto.

Maka lanjutnya, kampus dan Unand pada hari ini harus memimpin suatu kajian-kajian ilmiah untuk menemukan kembali the spirit of intellectual leadership yang ada di bumi Ranah Minang ini.

Baginya, intelektual leadership tersebut menjadi ciri utama masyarakat Minang. Oleh sebab itu kata Hasto, kampus harus menjadi tonggak atau wahana dalam menggembleng calon pemimpin bangsa dan di Sumatra Barat ini.

"Berbicara tentang pemimpin bangsa, berbicara tentang negarawan yang visioner, itu Sumatra Barat tempatnya," katanya.

Dalam kuliah umum yang bertajuk "Tantangan Geopolitik Mewujudkan Indonesia Emas 2045", Sekjen PDIP tersebut banyak menyinggung pikiran dan gagasan Sukarno tentang Indonesia yang mendunia.

Dalam hal ini Hasto turut menyinggung, kepemimpinan global tidak hanya lewat diplomasi politik, namun juga bisa dari banyak hal seperti budaya dan pengetahuan.

Ia mencontohkan, Unand bisa menjadi pionir dalam hal peternakan sapi. "Jadi tidak hanya rendangnya yang terkenal nomor satu di dunia, tapi sapinya juga. Begitupun dalam studi gempa," ucapnya. (yki)

Baca Juga

UNAND Kukuhkan 7 Guru Besar dari 3 Fakultas
UNAND Kukuhkan 7 Guru Besar dari 3 Fakultas
Rektor UNAND, Efa Yonnedi melepas keberangkatan 31 jemaah calon haji (JCH) dari keluarga besar universitas. Pelepasan itu dilaksanakan
Rektor Lepas Keberangkatan 31 Jemaah Calon Haji UNAND
UNAND Resmikan Zona KHAS, Langkah Nyata Bangun Ekosistem Halal di Kampus
UNAND Resmikan Zona KHAS, Langkah Nyata Bangun Ekosistem Halal di Kampus
Pemko Padang dan UNAND Jajaki Kerjasama Pengolahan Sampah Organik jadi Pupuk
Pemko Padang dan UNAND Jajaki Kerjasama Pengolahan Sampah Organik jadi Pupuk
Desain surat suara untuk PSU pada 13 Juli 2024 nanti sudah disetujui oleh 16 calon Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI dapil Sumbar.
PSU Pasaman, Pengamat UNAND Nilai Tantangannya adalah Menumbuhkan Kepercayaan Publik
Pelemahan Nilai Tukar, Ekonom UNAND Ingatkan Pentingnya Stabilitas Kebijakan
Pelemahan Nilai Tukar, Ekonom UNAND Ingatkan Pentingnya Stabilitas Kebijakan