Langgam.id - Pencemaran laut dan cuaca ekstrem El Nino menyebabkan hasil tangkap ikan di Kota Padang turun drastis hingga 40 persen.
"Kendati belum dihitung secara pasti, namun diperkirakan terjadi penurunan hasil tangkap nelayan sekitar 30 - 40 persen," kata Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Kota Padang, Alfiadi, dicuplik dari Infopublik Padang, Minggu (16/2/2025).
Menurutnya, penyebab utama penurunan ini adalah ketidakmampuan kapal nelayan tradisional menjangkau daerah tangkap yang lebih jauh dari bibir pantai.
Sebagian besar kapal nelayan di Kota Padang masih berjenis tradisional. Kapal ini hanya mampu beroperasi hingga jarak 6-7 kilometer dari bibir pantai atau di sekitar pulau-pulau terluar.
Namun, akibat pencemaran laut dan suhu panas yang meningkat, ikan-ikan kini menjauh ke tengah laut.
"Dengan kondisi ini, nelayan yang hanya menggunakan kapal tradisional sangat kesulitan menangkap ikan," tambah Alfiadi.
Kondisi ini semakin diperparah oleh cuaca ekstrem selama beberapa bulan terakhir.
"Angin kencang yang berlangsung selama tiga bulan membuat banyak nelayan tidak bisa melaut. Akibatnya, stok ikan berkurang drastis," jelasnya.
Dampak penurunan produksi ikan tidak hanya dirasakan oleh nelayan, tetapi juga oleh masyarakat Kota Padang yang kini harus mengandalkan pasokan ikan dari daerah tetangga seperti Sibolga.
Dengan stok yang terbatas, harga ikan di pasaran pun mulai mengalami kenaikan.
Sebagai solusi, Pemerintah Kota Padang melalui dana aspirasi anggota DPRD masih memberikan bantuan alat tangkap bagi nelayan.
Namun, menurut Alfiadi, bantuan ini belum cukup untuk mengatasi permasalahan utama.
"Yang sebenarnya dibutuhkan nelayan saat ini adalah kapal modern yang bisa menjangkau laut lebih dalam, bukan hanya alat tangkap saja," tegasnya.
Tanpa peningkatan fasilitas dan teknologi, produksi perikanan Kota Padang dikhawatirkan akan terus merosot dan semakin berdampak pada kesejahteraan nelayan.
"Penurunan hasil tangkap ikan tentu sangat berdampak terhadap perekonomian nelayan," tutup Alfiadi. (*/YH)