InfoLanggam - Pada tiga dekade lalu, pada 10 Januari 1993, Presiden Soeharto mencanangkan penanaman sejuta pohon di setiap provinsi. Sejak itu, setiap 10 Januari dicanangkan sebagai Hari 1 Juta Pohon, yang bertujuan agar masyarakat semakin sadar pentingnya pohon dalam kehidupan.
“Pohon dapat menyerap sinar matahari melalui proses fotosintesis, sehingga membantu mengurangi dampak perubahan iklim yang semakin mengancam,” ujar Anggota Departemen Litbang, IPTEK, Sumberdaya Alam, dan Lingkungan Hidup (LISDAL) DPP LDII, Siham Afatta dalam keterangannya.
Ia pun merujuk pemikiran kimiawan atmosferik, Paul J Crutzen yang menyebut planet bumi telah memasuki era Antroposen. Di mana aktivitas manusia memiliki pengaruh global terhadap ekosistem bumi.
Beragam kegiatan manusia secara sinergis mempercepat perubahan pada iklim, hewan, tumbuhan, tanah, dan air/lautan dalam jangka waktu panjang.
“Di antara perubahan tersebut adalah perubahan iklim yang diakibatkan penambahan gas rumah kaca dari pembakaran batu bara, minyak bumi dan gas alam. Berlanjut pada asupan sampah plastik dan beragam limbah yang tidak dikelola dengan baik,“ bebernya.
Keadaan itu, terang Siham, diperparah dengan penebangan hutan yang mengakibatkan berkurangnya habitat, serta alih fungsi kawasan hijau. “Upaya pelestarian lingkungan perlu berlangsung secara holistik dan berkesinambungan, tidak mengandalkan upaya yang itu-itu saja dan sesat,” ucapnya.
Siham mencontohkan, penanaman kembali hutan (reforestasi) perlu memastikan perencanaan yang strategis dengan pertimbangan aspek sosial, ekonomi dan ekologis. Pelestarian diutamakan pada kawasan hutan alam yang sama sekali belum dieksploitasi oleh manusia.
Selain itu, untuk memastikan terjadi regenerasi hutan secara alami memerlukan strategi kelembagaan, pembiayaan, serta peraturan untuk pengelolaan jangka menengah hingga panjang.
“Di era Antroposen ini, beragam upaya perlindungan lingkungan lainnya sama penting untuk dilanjutkan, namun tidak terbatas pada pengendalian polusi, perencanaan kota, pendidikan lingkungan, dan mitigasi perubahan iklim,” sebutnya.
Sementara itu, Wakil Ketua DPW LDII Sumbar Hadi Barry mengatakan bahwa, LDII sudah menjalankan program Go Green berupa penanaman pohon beberapa tahun lalu. Kegiatan tersebut merupakan bagian dari program Go Green yang dicanangkan oleh DPP LDII sejak tahun 2006.
“Kami LDII Sumbar telah melaksanakan kegiatan penanaman pohon di Tanjung Alai, Kabupaten Solok pada tahun 2011, bibit pohon yang dibagikan kepada masyarakat meliputi kopi, cengkeh, kayu manis, dan mahoni,” ujarnya.
Hadi mengungkapkan, penanaman pohon bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan. "Kita harus menjaga alam untuk menghindari pemanasan global," bebernya.
Ia menjelaskan, dalam upaya mendukung program pemerintah, DPW LDII Sumbar juga akan melaksanakan penanaman pohon kembali pada waktu mendatang.
“Kegiatan ini nantinya diharapkan dapat memperluas ruang terbuka hijau di Sumbar dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan,” harapnya. (*)