Guru Besar Ekonomi: Dampak Kunjungan Kepala Daerah ke Luar Negeri Bisa Dinilai dari 3 Hal

Guru Besar Ekonomi: Dampak Kunjungan Kepala Daerah ke Luar Negeri  Bisa Dinilai dari 3 Hal

Ilustrasi - grafik ekonomi. (Foto: pixabay.com)

Langgam.id - Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Andalas Syafruddin Karimi mengatakan, untuk melihat dampak ekonomi dari kunjungan kepala daerah ke luar negeri, bisa dilihat dari nilai ekspor, investasi dan jumlah wisatawan dari negara tersebut.

Demikian dikatakan Prof Syafruddin dalam perbincangan dengan Langgam.id, Kamis (4/7/2019).

Hasil investasi dari negara lain, menurutnya, dapat dinilai. Caranya dengan melihat kemana saja negara yang dikunjungi kepala daerah baik gubernur, walikota, maupun bupati dan melihat dampak setelah kunjungan dilakukan.

"Coba saja lihat, ada tidak peningkatan ekspor ke negara itu. Kalau tidak ada maka tidak ada artinya. Kalau ada maka berarti itu ada manfaatnya," katanya.

Selain peningkatan ekspor, juga dapat dinilai dengan meningkatnya investasi datang dari negara yang dikunjungi.

Kemudian, peningkatan kunjungan wisatawan dari negara yang dikunjungi. Kalau tidak ada maka dapat dilakukan evaluasi terutama oleh DPRD Sumbar yang mengatur anggaran untuk melakukan kunjungan.

"Investasi kalau memang butuh dari luar negeri tentu bisa dilakukan. Artinya investasi harus bisa memberikan solusi untuk Sumbar," katanya.

Syafruddin mengatakan, untuk memajukan sumbar tidak harus dengan investasi dari negara lain. Tetapi dapat dilakukan dengan menghimpun tabungan domestik baik negara, pemerintah daerah, maupun masyarakat bisnis.

"Kalau kita memang tidak mampu mengorganisir, barulah kasih ke negara lain. Contohnya BUMD dan bisnis swasta Sumbar. Sudahkah kita nilai kapasitasnya? Apakah benar tidak mampu," katanya.

Ia mencontohkan, hal yang tidak mampu, seperti menghidupkan kembali jalur kereta api di Sumbar. Untuk urusan seperti ini bisa negara lain berinvestasi. "Untuk meningkatkan perekonomian semua moda transportasi harus dihidupkan," tuturnya.

Menurut Syafruddin, keadaan ekonomi di Sumbar saat ini biasa saja. Laju pertumbuhan ekonomi sekitar 5 hingga 5,5 persen. Hal tersebut mengikuti pertumbuhan ekonomi nasional. Menurutnya, pemerintah bisa melibatkan para ahli untuk meningkatkan perekonomian Sumbar.

Menurutnya pemerintah bisa dikatakan bagus jika berhasil meningkatkan perekonomian Sumbar sebanyak 7 persen. Pemerintah juga harus mampu meningkatkan semua moda transportasi sebagai salah satu indikator meningkatkan perekonomian. Misalnya menghidupkan kembali jalur kereta api di Sumbar.

"Karena jalur kereta api merupakan infrastruktur yang sangat diperlukan untuk mengangkut produksi ke kota atau ke daerah lain, kalau perlu disambungkan ke luar daerah seperti Bengkulu, Jambi dan Riau," katanya.

Ia berharap agar pemerintah bisa meningkatkan perekonomian Sumbar tumbuh hingga 7 persen dengan menggunakan kekuatan sendiri. Ia juga ingin tahu mengapa pemerintah Sumbar tidak mampu membuat perekonomian tumbuh sampai 7 persen. (Rahmadi/HM)

Baca Juga

Pinang Sumbar Makin Diminati, India Jadi Pasar Utama
Pinang Sumbar Makin Diminati, India Jadi Pasar Utama
Sumatera Barat, sebuah provinsi yang dikenal memiliki sejarah politik yang kaya dan beragam, selalu menunjukkan dinamika politik yang unik.
Pertumbuhan Ekonomi Sumbar Menunggu Kepemimpinan Strategis Gubernur Baru
PAD Padang Jelang Tutup Tahun Masih Jauh di Bawah Ekspektasi
PAD Padang Jelang Tutup Tahun Masih Jauh di Bawah Ekspektasi
Mahyeldi Cuti Kampanye, Audy Joinaldy Resmi Jabat Plt Gubernur Sumbar
Mahyeldi Cuti Kampanye, Audy Joinaldy Resmi Jabat Plt Gubernur Sumbar
Gubernur Sumbar Antarkan Santunan Rp42 Juta dan Bahan Pokok untuk Keluarga Nia Gadis Penjual Gorengan
Gubernur Sumbar Antarkan Santunan Rp42 Juta dan Bahan Pokok untuk Keluarga Nia Gadis Penjual Gorengan
Gubernur Mahyeldi Letakkan Batu Pertama Pembangunan SMAN 3 Gunung Talang
Gubernur Mahyeldi Letakkan Batu Pertama Pembangunan SMAN 3 Gunung Talang