Gubernur Sumbar Serahkan 8 Sertifikat Warisan Budaya Tak Benda Indonesia, Apa Saja?

Gubernur Sumbar Serahkan 8 Sertifikat Warisan Budaya Tak Benda Indonesia, Apa Saja?

Foto bersama usai penyerahan sertifikat penetapan karya Warisan Budaya Tak Benda (WBTb) Indonesia 2020. (foto: Pemkab Tanah Datar)

Langgam.id - Gubernur Sumatra Barat (Sumbar) Mahyeldi menyerahkan delapan sertifikat penetapan karya Warisan Budaya Tak Benda (WBTb) Indonesia 2020 ke bupati dan wali kota.

Penyerahan dilakukan saat rapat koordinasi (rakor) Pemprov Sumbar dengan kabupaten/kota di Hotel Kryad Bumi Minang, Padang, Rabu (24/3/2021).

Mahyeldi mengharapkan agar budaya Minangkabau ini dapat dikenal hingga dunia internasional. "Jangan sampai hilang ataupun diambil oleh negara lain," tegas Mahyeldi.

Sebelumnya, penerimaan sertifikat diserahkan oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan Republik Indonesia Fitra Arda kepada Kepala Bidang Warisan Budaya dan Bahasa Minangkabau, Aprimas yang mewakili Pemprov melalui Dinas Kebudayaan Sumbar.

Delapan sertifikat penetapan karya WBTb Indonesia 2020 yang diserahkan Mahyeldi  tersebut yaitu, Basafa yang diusulkan dari Kabupaten Padang Pariaman. Budaya tersebut merupakan adat istiadat masyarakat, ritus, dan perayaan-perayaan.

Tradisi Basafa atau bersafar adalah aktivitas berziarah yang dilakukan oleh umat Islam di komplek makam Syekh Burhanuddin. Dinamakan dengan Basafa karena kegiatan ini hanya dilaksanakan pada bulan Safar tahun hijriyah dan bertepatan dengan meninggalnya Syekh Burhanuddin yang jatuh pada Rabu, 10 Syafar tahun 1116 H atau 1704 M di Ulakan.

Kemudian, Marosok yang diusulkan dari Kabupaten Sijunjung. Marosok merupakan tradisi dalam jual beli hewan ternak yang telah berlangsung lama dalam masyarakat Minang, yang dapat ditemukan hampir di setiap sentral ternak di Sumbar.

Kemudian, Uma, usulan dari Kabupaten Kepulauan Mentawai. Uma adalah keterampilan dan kemahiran. Kerajinan tradisional Domain Uma adalah hunian tradisional masyarakat Mentawai yang paling utama, pusat kehidupan sekaligus identitas, baik sosial maupun spiritual, dan jati diri masyarakat.

Kemudian Tari Balanse Madam dari Kota Padang. Tari tradisional yang terdapat dari Seberang Palinggam Kota Padang yang menjadi milik warisan dari suku Nias, berupa peninggalan budaya turun menurun dalam masyarakat suku Nias berada di Seberang Palinggam Kota Padang.

Selanjutnya, Pacu Jawi yang diusulkan dari Kabupaten Tanah Datar. Tradisi Pacu Jawi merupakan permainan yang bersifat menghibur yang diselenggarakan selepas panen padi berupa memacu pasangan sapi disawah yang berair dan berlumpur.

Pacu Jawi dilaksanakan setiap tahunnya. Pacu Jawi telah ada sejak beratus-ratus tahun yang lalu. Awalnya Pacu Jawi dimulai di sebuah nagari yaitu Nagari Tuo (desa tua) Pariangan Kabupaten Tanah Datar.

Kemudian, Pacu Itiak yang diusulkan dari Kota Payakumbuah. Tradisi Pacu Itiak salah satu tradisi yang digemari oleh masyarakat di Kota Payakumbuh. Tradisi ini menimbulkan semacam pembelajaran nilai budaya contoh kejujuran, patriotisme, persaingan, harmonis kerjasama dan hiburan.

Pacu Itiak ini terdapat di Kelurahan Aur Kuning, Kecamatan Payakumbuh Selatan, Kota Payakumbuh dan Sikabo - Kabu Limapuluh Kota.

Kemudian, Mato yang diusulkan dari dari Provinsi Sumbar. Mato adalah sistem bagi hasil rumah makan Minang. Sistem Mato pada rumah makan Padang memiliki makna dan filosof pertama, badunsanak dimana sepenanggungan rasa kebersamaan dan kekeluargaan.

Sistem Mato menciptakan saling terbuka, saling percaya, saling menjaga dan seiya sekata dengan pola "kebangkitan samo awak" dalam pengembangan suatu usaha yang dikelola. Dalam manajemen rumah makan Minang semua memiliki rasa senasib.

Kemudian Baju Kuruang Basiba usulan dari Provinsi Sumbar. Yaitu keterampilan dan kemahiran kerajinan tradisional pengusul Baju Kuruang Basiba merupakan pakaian adat perempuan Minangkabau di Sumbar.

Baju tersebut dibuat dengan khas dan dapat dilihat pada bentuknya yang longgar atau lapang. Panjangnya sampai ke batas lutut, mempunyai siba, kikik pada ketiak, lengannya panjang sampai ke pergelangan tangan, leher tanpa kerah dan bagian depan sedikit dibelah sebatas dada.

Baju ini hampir selalu dipakai dalam kehidupan keseharian, perempuan Minang atau pun dalam upacara-upacara adat tradisional Minangkabau. (Rahmadi/yki)

 

Baca Juga

Permasalahan baru yang menimpa umat Islam yakni terkait daftar nama-nama ustadz kondang yang terdaftar dalam jaringan radikalisme.
Pergeseran Nilai Muhammadiyah Sumbar dalam Politik?
Kepala Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Sumbar, Bayu Aryadhi mengungkapkan bahwa konflik yang terjadi
BP2MI: Tidak Ada Pekerja Migran Indonesia dari Sumbar di Zona Konflik
BNNP Sumbar Gagalkan Penyelundupan Setengah Ton Ganja di Kabupaten Pasaman 
BNNP Sumbar Gagalkan Penyelundupan Setengah Ton Ganja di Kabupaten Pasaman 
Ahmad Hafidz
Nagari Creative Hub: Penggerak Ekonomi Masyarakat
Sebanyak 14 anggota DPR RI dan 4 anggota DPD RI terpilih asal Sumatra Barat untuk periode 2024-2029 telah dilantik pada 1 Oktober 2024
Harta Kekayaan Anggota DPR dan DPD Asal Sumbar: Mulyadi Terkaya, Cerint Iralloza Terendah
Menteri BUMN Erick Thohir telah menyetujui pengalihan lahan PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk pengembangan RSUP M Djamil Kota Padang.
Flyover Sitinjau Lauik Segera Dibangun, Andre: Pemenang Lelang Diumumkan 7 Oktober 2024