Langgam.id - Keberadaan pasangan calon tunggal, Benny Utama-Sabar AS, di Pilkada Pasaman, Sumatra Barat, mulai mendapat respons dari masyarakat. Sebagian masyarakat Pasaman menyuarakan agar mendukung kolom kosong saat pemilu nantinya.
Koordinator Pejuang Demokrasi Relawan Pendukung Kolom Kosong Pilkada Pasaman Refy Liem Tanjung mengatakan gerakan ini timbul karena tidak adanya calon yang lain. Sehingga sejumlah masyarakat terpanggil jiwanya yang merasa seolah tidak ada lagi orang di Pasaman untuk berkompetisi.
"Jadi ini panggilan jiwa saja, sebanyak ini intelektual kita kenapa tidak bisa, ini menyuarakan aspirasi dan isi hati bahwa masyarakat memang komitmen untuk kemajuan Pasaman," katanya Selasa (29/9/2020).
Hal ini timbul karena masyarakat juga ingin dianggap. Dia memastikan bahwa ini bukanlah perlawanan, tetapi untuk membuktikan bahwa masyarakat Pasaman itu ada. Selain itu, mendukung kolom kosong menurutnya juga respon dari sikap pendukung calon tunggal.
Baca juga: Lawan Kotak Kosong di Pilkada Pasaman, Benny-Sabar Punya Dana Awal Rp5 Juta
Ia mengatakan ada pihak dari para pendukung kandidat saat ini yang kadang bahasanya menyinggung perasaan masyarakat, sehingga gerakan ini membuktikan bahwa masyarakat itu ada dan melawan narasi tersebut.
Dia mencontohkan, ada pihak yang mengatakan bahwa siapa yang memilih kolom kosong maka otaknya kosong. Padahal seharusnya tidak ada bahasa seperti ini yang bernada merendahkan, kalau memang hanya satu calon harusnya diam saja tanpa menyakiti orang lain dan bersama-sama menciptakan kondisi yang damai dan santun.
"Ini timbul tidak murni dari masyarakat yang kecewa saja, tetapi juga dari orang yang tersinggung karena ulah dari mereka yang merasa sudah pasti menang, seharusnya janganlah berbahasa menyakiti orang," katanya.
Ia mengatakan tim relawan kolom kosong baru saja dibentuk. Waktu awal pembentukan ada puluhan orang yang hadir, mereka berasal dari berbagai daerah di Pasaman. Nantinya juga akan ada koordinator utara dan selatan.
Menurutnya gerakan ini juga tidak akan melaksanakan kampanye ke masyarakat. Gerakan ini hanya menunjukan agar jangan menganggap rendah orang lain. Gerakan ini mengajak agar jangan bertindak kasar dan merendahkan orang lain.
"Ada juga orang yang selama ini mendukung kandidat tetapi malah pindah, karena kecewa, jadi kita bukan melawan atau kampanye, kita hanya menyalurkan aspirasi," katanya. (Rahmadi/ABW)