Generasi Muda dalam Kepemimpinan Darurat, Kini dan Nanti

Generasi Muda dalam Kepemimpinan Darurat, Kini dan Nanti

Diskusi jelang peringatan PDRI di Langgam. (Foto: Idin/Langgam)

Langgam.id- Langgam bersama Pusat Studi Konstitusi (PusaKo) Universitas Andalas menggelar diskusi jelang peringatan PDRI dengan tema 'Kepemimpinan Pemuda Masa Darurat Kini dan Nanti,'. Diskusi ini menghadirkan sejarahwan Prof. Dr. Gusti Asnan, Direktur PusaKo Dr. Charles Simabura, dan influencer muda Rania Salsabila.

Diskusi malam mingguan pada Sabtu (28/10/2023) yang digelar di halaman kantor Langgam.id itu diawali dengan pembukaan oleh moderator Hendra Makmur yang sedikit menjelaskan tentang Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI).

Pemerintahan Darurat Republik Indonesia adalah penyelenggara pemerintahan Republik Indonesia sejak 22 Desember 1948 hingga 13 Juli 1949, dipimpin oleh Syafruddin Prawiranegara yang disebut juga dengan Kabinet Darurat.

PDRI mempertahankan eksistensi negara Republik Indonesia telah berusia 75 tahun pada 2023 ini.
Perjuangan yang di mulai saat Agresi Militer ll Belanda pada 19 Desember 1948 hingga 13 Juli 1949 tersebut berlangsung sejak dari Bukittinggi hingga kemudia bergerilya ke sejumlah pelosok Sumatra Tengah, seperti Halaban, Bangkinang, Sungai Dareh, Abai Sangir, Bidar Alam, Sumpur Kudus, Silantai, Koto Tinggi, Padang Japang dan tempat-tempat lain di pelosok Sumatera Barat dan juga Riau.

Melalui Kepres Nomor 28 tahun 2005,Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah menetapkan 19 desember sebagai Hari Bela Negara.
PDRI selama tujuh bulan tersfbut memberi pelajaran bagaimana oerjuangab beoa nefara di lakukan,sekaligus jadi teladan bagaimana pengorbanan para pemimpin di masa darurat.

"Ini bukan saya yang mengatakan, dari banyak literatul yang kita baca,,orang Belanda juga mengatakan, bahkan sebelum Indonesia merdeka ,bahwa orang yang paling tinggi nasionalisme dan patriotismenya di Indonesia ini adalah orang minang," ujar Prof Gusti.

Ia mengatakan orang-orang dari PDRI adalah orang-orang yang sangat luar biasa, karena semangat dan perjuangannya untuk mempertahankan eksistensi republik yang baru berdiri.

"Setelah dewasa seperti sekarang waktu udah mulai kuliah belajar hukum tata negara bahwa Peristiwa 1 Maret itu Maret 1949 yang kalau kawan-kawan ke Jogja itu ada tugunya di tengah-tengah itu ya dan itu hanya 6 jam bentara Republik Indonesia berhasil menguasai kota Jogja keluar lagi kan gitu ya karena Belanda akhirnya datang lagi untuk menyerang kembali itu selalu dibesar-besarkan seolah-olah itulah yang kemudian mata dunia Indonesia masih ada karena sudah berhasil menyerang balik, padahal kita lupa yang membuktikan Indonesia masih ada tuh ya PDRI," kata Charles.

Sebab, menurutnya, ketika Soekarno dan Hatta sebagai presiden dan wakil presiden ditahan dan sudah tidak mampu menjalankan pemerintahan, Belanda beranggapan Republik Indonesia sudah tidak ada. Tetapi nyatanya Mr Syafruddin Prawiranegara yang menerima mandat mampu mempertahankan eksistensi Indonesia di mata dunia dengan memimpin dari hutan ke hutan.

Mereka yang berjuang dengan PDRI umumnya juga merupakan generasi muda di masanya. Ternyata selain generasi pemuda terdahulu, generasi pemuda sekarang yang kita sebut generasi Z juga mempunyai pandangan tentang PDRI ini

Menurut selegram dan influencer Rania Salsabila nilai-nilai dahulu itu masih relevan dengan dunia sekarang. "Justru yang sekarang ini hilang yang dulunya masih ada gitu salah satunya itu mungkin kita bisa lihat di perjuangan di PDRI ini bagaimana saat itu pahlawan-pahlawan kita itu mengapresiasi Pemuda kan saat itu kebetulan sih saat ini kan peringatan Sumpah Pemuda juga bagaimana dahulu pemuda itu suaranya masih didengar kalau di situasi saat sekarang ini balik lagi generasi Z ini banyak stigmanya ya pak ya mentalnya mental kerupuk sering ngeluh gitu mungkin itu ya enggak salah juga sih karena perkembangan media sosial perkembangan teknologi juga sangat berbeda dengan zaman dulu dengan sekarang," katanya.

Jadi. lanjutnya, zaman saat ini sering banyak informasi perkembangan ilmu-ilmu itu sangat gampang didapat. "Jadi generasi sekarang itu kesannya apa ya terlalu banyak tahu dalam, jadi kesannya mentalnya itu mungkin tidak sekuat orang-orang tempo dulu atau berhasil," ujarnya. (Idin,Niswah,Dwi,Indah)

Baca Juga

Pelajar Limapuluh Kota Antusias Ikuti Lomba Apresiasi Museum
Menilik Relevansi Semangat Bela Negara dalam Konteks Kekinian
Pelajar Payakumbuh dan Limapuluh Kota Diskusi Pewarisan Ingatan PDRI
Pelajar Payakumbuh dan Limapuluh Kota Diskusi Pewarisan Ingatan PDRI
Basis Utama PDRI, Surau di Limapuluh Kota Juga Tempat Deklarasi
Basis Utama PDRI, Surau di Limapuluh Kota Juga Tempat Deklarasi
Diskusi PDRI, Pemerhati Sejarah: Bagian dari Etos Revolusi di Indonesia
Diskusi PDRI, Pemerhati Sejarah: Bagian dari Etos Revolusi di Indonesia
Polisi Temukan Sejumlah Peluru Terkait Penembakan AKP Ulil di Solok Selatan
Polisi Temukan Sejumlah Peluru Terkait Penembakan AKP Ulil di Solok Selatan
Forum Komunikasi Lintas Organisasi Pemuda dan Aktivis se-Kota Padang mendeklarasikan dukungan kepada pasangan calon Wali Kota dan Wakil
Pemuda dan Aktivis Kota Padang Nyatakan Dukungan untuk Fadly-Maigus