Gedung Joang 45 Sumbar, Nasibmu Kini

Gedung Joang 45 Sumbar, Nasibmu Kini

Gedung Joang 45 Sumatra Barat (Foto: Irwanda)

Langgam.id - Kafe-kafe berjualan kopi yang mengepung Gedung Joang 45 Sumatra Barat (Sumbar) tak mampu menguarkan aroma sedap dipandang mata. Tetap saja, gedung itu terlihat lusuh. Bangunan bercat putih itu tak terurus dan kumuh.

Padahal, bangunan yang berlokasi di Jalan Samudera, Kecamatan Padang, Barat, Kota Padang ini merupakan salah satu cagar budaya.

Pasca-gempa 2009, Gedung Joang 45 Sumbar seakan dilupakan.

Sampah plastik tampak berserakan di teras bangunan. Sampah plastik itu berada tak jauh dari patung bapak proklamator Indonesia Soekarno dan Mohammad Hatta serta Muhammad Sjafei.

Kondisi dinding Gedung Joang 45 Sumbar yang awalnya bercat putih kini malah terlihat mulai memudar dan berlumut. Begitu pun di sisi lantai sangat kotor seakan tak pernah dibersihkan.

Apabila melihat ke atas, Gedung Joang 45 Sumbar yang beratap satu gonjong itu juga rusak. Jika melintas di Jalan Samudera,  tampak jelas ukiran atap bolong. Hal ini juga terjadi di dalam persisnya di setiap plafon bangunan.

Kondisi bangunannya yang didirikan pada tahun 1909 pada masa kolonial Belanda itu sangat disayangkan oleh Ketua Dewan Harian Daerah (DHD) Badan Pembudayaan Kejuangan 45 Sumbar, Amril Amir.

"Di setiap provinsi di Indonesia ada Gedung Joang. Tapi sekarang setelah gempa 2009 Gedung Joang 45 kita tidak pernah diperbaiki. Sebenarnya apabila pemerintah daerah berkoordinasi dengan angkatan darat secara intensif bisa diwujudkan kembali," kata Amril, saat  menyambangi Gedung Joang 45 Sumbar, Selasa (20/8/2019) siang.

Badan Pembudayaan Kejuangan 45 Sumbar mengklaim telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk tindak lanjut nasib Gedung Joang 45 Sumbar. Namun titik jalan keluar belum ditemukan.

Termasuk koordinasi bersama TNI angkatan darat selaku pemilik tanah di sekitar bangunan.

"Apabila pemerintah daerah berkoordinasi dengan baik dengan angkatan darat akan ada solusi untuk kita wujudkan Gedung Joang 45 Sumbar. Selama ini koordinasi aja yang kurang, padahal ini memiliki sejarah yang panjang," kata purnawirawan bintang dua angkatan darat itu.

Lampiran Gambar

Ketua Dewan Harian Daerah (DHD) Badan Pembudayaan Kejuangan 45 Sumbar Amril Amir (Foto: Irwanda)

Ironinya, sambung Amril, tokoh perjuangan dan kemerdekaan banyak berasal dari Sumbar. Sementara kondisi Gedung Joang 45 yang menyimpan koleksi kenangan perjuangan masyarakat Ranah Minang memprihatinkan.

Meski isi yang ada di dalam Gedung Joang 45 Sumbar telah dipindahkan ke Balai Pemuda Pejuang Indonesia (BPPI) di Pasar Mudiak, mestinya bangunan ini tetap dipelihara dengan baik karena sejarahnya.

Menurut Amril, dengan terbengkalainya Gedung Joang 45 ini, menunjukkan pemerintah daerah belum memprioritaskan sejarah yang panjang pada Gedung Joang 45 Sumbar itu sendiri.

Padahal, bangunan ini sebelumnya juga pernah sebagai museum dan perpustakaan yang diresmikan pada 17 Agustus 1987 oleh Gubernur Sumbar Azwar Anas.

"Gedung Joang 45 Sumbar ini terbengkalai ya. Mudah-mudahan nanti setelah ini akan ada perhatian pemerintah daerah setelah berkoordinasi dengan angkatan darat untuk merenovasi kembali Gedung Joang 45 kita ini," bilangnya.

Menanggapi persoalan ini, Pemerintah Kota (Pemko) Padang mengaku tidak berwenang untuk bertindak untuk melakukan revitalisasi terhadap bangunan. Sebab, Gedung Joang 45 merupakan aset TNI angkatan darat.

Menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang, Arfian mengungkapkan, sebelumya pihaknya memang pernah menggunakan bangunan tapi hanya sistem pinjam pakai.

Saat itu,  Gedung Joang 45 Sumbar dijadikan sebagai Museum Gempa 2009.

"Tapi museum gempa itu sekarang sudah dipindahkan di Gedung Joang 45 yang berada di Pasar Mudiak. Yang sekarang itu aset TNI angkatan darat, semuanya dari tanah dan gedung," katanya

"Kami (Pemko) tidak berwenang, namun kami siap melakukan pemugaran dan renovasi apabila pemilik aset memberikan hibah kepada kami. Apalagi lokasi gedung berada di kawasan Pantai Padang. Ini akan lebih menunjang pariwisata," sambungnya.

Sementara itu, Komandan Detasemen Zeni Bangunan (Dandenzibang) 5/1 Korem 032 Wirabraja, Mayor Czi Titan Jatmiko mengaku mencari data dulu terkait Gedung Joang 45 Sumbar.

Sejauh ini, pihaknya belum bisa memberikan lebih jelas terkait terbengkalai bangunan cagar budaya itu.

"Iya betul cagar budaya. Tapi saya cek dulu datanya masuk kita atau gimananya," bilang Titan saat dihubungi langgam.id

BPCB Sumbar Siap Memugari 

Di sisi lain, Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sumbar sebagai otoritas yang salah satu fungsinya pelaksanaan penyelamatan dan pengamanan cagar budaya siap membantu revitalisasi Gedung Joang 45 apabila sudah dihibahkan. Namun, untuk selanjutnya, Pemko Padang harus membuat tim ahli kembali cagar budaya.

"Benar Gedung Joang 45 merupakan salah satu cagar budaya. Hal itu sesuai dari undangan-undang nomor 5 tahun 1992. Namun, apabila revitalisasi dilakukan, harus membuat kembali tim ahli cagar budaya Gedung Joang 45 Sumbar," kata Kepala BPCB Sumbar Nurmatias.

Dari tim ahli itu dilanjutkan untuk membuat rekomendasi untuk menetapkan cagar budaya Gedung Joang 45 Sumbar yang ditetapkan oleh Wali Kota Padang. Langkah-langkah itu sesuai prosedur undang-undang.

"Tim ahli itu yang ada assessment-nya sesuai amanat undang-undang setelah dilakukan Pemko Padang. Baru nanti kami bisa melakukan pemugaran atau revitalisasi Gedung Joang 45 Sumbar," ujarnya.

Nurmatias mengakui Gedung Joang 45 merupakan aset TNI angkatan darat. Pihaknya juga telah persuasif terkait persoalan ini. Misalkan tidak ada anggaran dalam pembenahan Gedung Joang 45 Sumbar, pihaknya juga siap membantu dengan duduk perkara yang jelas.

"Lokasi Gedung Joang 45 Sumbar itu berada di daerah strategis. Dan itu bisa dimanfaatkan untuk lahan bisnis," pungkasnya. (Irwanda/Osh)

Baca Juga

HIMA Sejarah Unand Bekali Angkatan Muda
HIMA Sejarah Unand Bekali Angkatan Muda
Situs Diduga Peradaban Era Neolitik-Megalitik Ditemukan di Lubuk Alung
Situs Diduga Peradaban Era Neolitik-Megalitik Ditemukan di Lubuk Alung
Penutur Kuliner
Penutur Kuliner
Deddy Arsya Dosen Sejarah UIN Bukittinggi
Hasrat Bersekolah dan Ruang Kelas
MSI Sumbar Dorong Penetapan Cagar Budaya Melalui Tahapan Akademik
MSI Sumbar Dorong Penetapan Cagar Budaya Melalui Tahapan Akademik
Seminar Front Palupuh Ungkap Perlawanan Sengit Menghadang Belanda 74 Tahun Lalu
Seminar Front Palupuh Ungkap Perlawanan Sengit Menghadang Belanda 74 Tahun Lalu