Ganti Sawit dengan Jeruk, Nagari Setara Nanggalo Potensial untuk Agrowisata

Ganti Sawit dengan Jeruk, Nagari Setara Nanggalo Potensial untuk Agrowisata

Kebun jeruk warga Nagari Setara Nanggalo. (Foto: pesisirselatankab.go.id)

Langgam.id - Beralih dari kebun sawit ke jeruk, meningkatkan kesejahteraan warga Nagari Setara Nanggalo, Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan. Kini, nagari itu juga dipromosikan jadi destinasi agrowisata.

Lahan pertanian jeruk yang dimiliki warga nagari tersebut berpotensi besar untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata berbasis pertanian. Demikian dilansir situs resmi Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan, Senin (18/3/2019).

Wali Nagari Setara Nanggalo Suhemi mengatakan, perubahan tersebut, diharapkan jadi angin segar bagi para petani dan masyarakat untuk dapat memperluas sektor pertanian yang selama ini mereka geluti menjadi objek wisata minat khusus.

Apalagi Kenagarian Setara Nanggalo termasuk dalam kawasan Mandeh. Upaya menjadikannya sebagai kawasan agro sangat cocok. Selain menikmati wisata bahari, wisatawan juga bisa menikmbati wisata agro atau wisata petik buah jeruk.

Menurut Suhemi, lahan pertanian jeruk yang ada di kenagariannya berada di Kampung Sei Tawar. Luas lahan pertanian sekitar 187 hektare dan diolah sekitar 100 kepala keluarga. "Usaha ini telah dilakoni warga semenjak 7 tahun belakangan ini," katanya.

Hasil yang diperoleh masyarakat dari berkebun jeruk ini, menurutnya, cukup besar. Apalagi harga jeruk yang dipasarkan berkisar antara Rp10 ribu sampai Rp15 ribu. Dan dari satu hektare lahan, masyarakat bisa panen jeruk hingga setengah ton tiap pekan.

"Sebelumnya lahan milik masyarakat ini diolah dan ditumbuhi tanaman sawit. Namun harga sawit cenderung turun. Maka masyarakat beralih menanami lahannya dengan jeruk dan sangat berhasil. Mampu meningkatkan perekonomian masyarakat," ujarnya

Untuk lebih meningkatkan perekonomian masyarakat, menurutnya, petani jeruk berencana menjadi kawasan pertanian itu sekaligus jadi kawasan agrowisata.

Wali Nagari berharap kolaborasi dengan sektor lain untuk mencapainya. "Berbagai sarana dan prasarana akan dibangun di kawasan ini nantinya."

Sebagai langkah awal, kata Suhemi, beberapa lahan masyarakat akan dijadikan sebagai percontohan. "Wisatawan bisa memetik buah dan mengenal beberapa cara terkait budidaya jeruk. Selain itu, juga bisa membawa pulang buah jeruk dengan harga yang biasa dijual pedagang."

Selama ini buah jeruk ini hanya dijual oleh pemilik kebun untuk pasokan kebutuhan Kabupaten Pessel, Padang dan wisatawan yang berkunjung ke Kawasan Mandeh.

Beberapa petani di Nagari Setara Nanggalo mengaku memanfaatkan lahan tidur dan lahan perkarangan rumah untuk tanaman jeruk. Menanam dan merawat jeruk dinilai tidak sulit, tapi musim panennya panjang

Muslim (45), seorang petani Jeruk di Teluk Raya, mengungkapkan, mengolah lahan tidur untuk ditanami jeruk merupakan solusi yang tepat untuk meningkatkan ekonomi keluarga.

"Bibit dan tata tanaman jeruk tidak sulit. Dalam waktu 2,5 tahun sudah bisa dipanen dengan jangka waktu yang lama mencapai 10 tahun," ujarnya. (*/SS)

Baca Juga

Harmonisasi Rasionalitas dan Kearifan Lokal dalam Manajemen Sistem Irigasi
Harmonisasi Rasionalitas dan Kearifan Lokal dalam Manajemen Sistem Irigasi
Sebanyak 2 kg kulit kayu manis asal Sumbar dikirim ke Amerika Serikat. Sebelum dikirim, kulit kayu manis diperiksa pejabat Karantina Sumbar.
Sumbar Ekspor 2 Kg Kulit Kayu Manis ke Amerika Serikat
Melangkah Maju: Transformasi Pertanian Melalui Inovasi Teknologi
Melangkah Maju: Transformasi Pertanian Melalui Inovasi Teknologi
Tinjau JUT Sipingai, Supardi: Untuk Tingkatkan Produksi Pertanian
Tinjau JUT Sipingai, Supardi: Untuk Tingkatkan Produksi Pertanian
The Balcone Suites & Resort
The Balcone Suites & Resort Mulai Beroperasi, Hotel Bintang 5 Pertama di Sumbar dengan Pemandangan yang Menakjubkan
Lahan persawahan di Kota Padang terus mengalami penyusutan. Berdasarkan data yang ada di Dinas Pertanian Padang, selama kurun waktu tujuh
7 Tahun Terakhir, Luas Lahan Persawahan di Padang Berkurang 1.260 Ha