Berita Gempa Pasaman Barat terbaru dan terkini hari ini: Banjir bandang atau galodo masih mengancam kawasan Gunung Talamau Pasaman Barat pascagempa 25 Februari lalu.
Langgam.id - Banjir bandang atau galodo masih mengancam kawasan Gunung Talamau Pasaman Barat pascagempa 25 Februari lalu. Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) memberi sejumlah rekomendasi mitigasi terhadap penanganan ancaman galodo yang masih berpotensi terjadi di kawasan itu.
Hal ini disampaikan oleh Ahmad Solikhin dari Badan Geologi Kementerian ESDM saat jumpa pers yang digelar oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang disiarkan lewat akun Youtube resmi pada Jumat (8/4/2022).
Ahmad Solikhin menjelaskan, untuk gerakan tanah ada beberapa titik yang telah dipetakan. Pihaknya melihat banyak sekali longsoran yang terjadi di lereng Gunung Talamau yang vegetasinya banyak sudah terbuka.
Menurutnya, galodo terjadi akibat longsoran atau slope failure yang menimbun dan menutup cekungan lereng yang menghambat aliran sungai sehingga membuat bendungan alam. Bendungan ini nantinya mengandung material galodo yang lepas didorong oleh intensitas hujan yang tinggi.
"Material longsoran mengendap di aliran sungai, kemudian membuat bendungan dan ketika bendungan jebol membuat material tanah dan air terbawa hingga membuat banjir bandang atau galodo," ujarnya.
Pihaknya memberikan rekomendasi untuk memitigasi pergerakan tanah yang bisa menimbulkan galodo tersebut. Galodo ini menurut dia bisa terjadi suatu waktu apabila hujan dengan intensitas tinggi terjadi di wilayah tersebut.
"Kita perlu mewaspadai potensi atau ancaman galodo susulan yang masih mungkin terjadi apabila curah hujan dengan intensitas tinggi terjadi, khususnya hujan di hulu sungai pada lereng Gunung Talamau," katanya.
Menurut dia masyarakat perlu menghindari jalur air sungai khususnya di Sungai Batang Kilangan dan Batang Kapa di Nagari Malampah, Pasaman dan Sungai Batang Nango dan Sungai Lampang di Nagari Kajai Pasaman Barat.
"Perlu meningkatkan kewaspadaan bagi warga yang bermukim dekat dengan jalur sungai sungai tersebut," katanya.
Kemudian pemerintah juga perlu melakukan penataan seperti pengerukan material longsoran atau rekayasa dan perbaikan sungai guna mencegah limpasan ka pemukiman masyarakat, serta pembatasan pada sempadan sungai pada sungai-sungai yang berhulu di lereng Gunung Talamau.
Kemudian perlu juga menutup rekahan-rekahan yang berada di lereng dan kaki Gunung Talamau dengan tanah liat atau lempang dan memadatkannya. Hal ini berguna untuk mencegah air masuk ke dalam tanah sebagai upaya mengurangi potensi longsor.
"Untuk jangka panjang mitigasi dapat dilakukan dengan membuat rekayasa struktural atau sabo dam di bukaan hulu Sungai Batang Kilangan dan Batang Tapa untuk mengurangi kecepatan serta mengontrol aliran bahan rombakan," katanya.
Sebelumnya diketahui galodo terjadi pasca gempa 6,1. Pada wilayah Kabupaten Pasaman galodo terjadi pada dua aliran sungai Malampah yaitu di Sungai Batang Kilangan dan Sungai Batang Kapa.
Sementara di wilayah Pasaman Barat longsoran terjadi terutama pada hulu Sungai Batang Nango dan Sungai Batang Lampang.
—