GALI Geliatkan Pemahaman Alquran Secara Utuh

GALI Geliatkan Pemahaman Alquran Secara Utuh

Gerakan Aksi Literasi Islami (GALI) yang didirikan oleh mantan Menteri PPN/ Kepala Bappenas Andrinof A Chaniago menyelesaikan lomba GALI Isi Alquran di Pondok Pesantren DR. M Natsir, Batu Bagiriak, Alahan Panjang, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, Sumbar, tempo hari. GALI mendorong pemahaman umat Islam sesuai dengan nilai-nilai islami berbasiskan pada pemahaman yang ada di Alquran. Foto: Yose Hendra

Langgam.id - Mata Siska Julita, 17, berbinar-binar dengan rona bahagia terpancar di wajahnya. Santriwati kelas 11 SMA Pondok Pesantren DR. M. Natsir ini dinobatkan menjadi Juara I Kategori Luar Biasa Lomba Al-Hujurat ayat 1-18 yang diinisiasi oleh Gerakan Aksi Literasi Islami (GALI).

“Senang sekali berhasil juara di kategori paling tinggi. Lomba ini sangat memotivasi saya untuk lebih mendalami dan memahami Alquran lagi,” kata Siska, usai penyerahan hadiah final di komplek Pondok Pesantren M. Natsir, Alahan Panjang, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, tempo hari.

Siska, piatu sedari kecil, di momen itu, suara mungilnya kembali melafalkan Quran surat Al Hujurat. Begitu terdengar merdu di tengah kesejukan udara Lembah Gumanti. Ia juga menyampaikan arti tiap-tiap ayat dalam surat tersebut kepada khalayak yang hadir saat itu.

“Lomba bacaan dan memahami surat Al Hujurat yang digagas Pak Andrinof, sangat relevan. karena kita masih haus ilmu, sangat bermotivasi karena kita berhubungan dengan orang tua,” kata Siska.

Menurutnya, lomba seperti ini sangat bagus apalagi buat anak pesantren. “Ini menumbuhkan semangat menghafal sekaligus memahami Alquran,” tukasnya.

Pondok Pesantren Dr. M Natsir terdiri dari SMA dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) dengan jumlah siswa 240 orang. Santri dan santriwatinya juga datang dari jauh seperti dari Jambi, Kerinci, Padang. Di pondok pesantren itu diajarkan kitab kuning, tafsir, nahu, saraf, hadisk.

Pondok pesantren yang mengambil nama tokoh Islam sekaligus Pahlawan Nasional kelahiran Alahan Panjang itu, menjadi satu dari 5 titik atau lokasi inkubasi GALI.

“Gerakan Aksi Literasi Islami ini bagus karena memotivasi anak untuk belajar atau membaca. Dan memotivasi untuk berpikir kritis sesuai nilai-nilai Islam,” ujar Kepala SMA Pondok Pesantren Dr. M. Natsir Musnir.

GALI didirikan oleh mantan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN), Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Andrinof A. Chaniago pada awal bulan September lalu, sebagai jalan mempraktekkan cara beragama lebih baik.

Melalui GALI, Alquran bukan sekedar jadi hafalan, tapi bagaimana memahaminya dengan benar, yang kemudian dijadikan rujukan dalam berkehidupan berbangsa bernegara.
Salah satu caranya, menurut Andrinof, adalah, dengan gerakan literasi. Semua kelompok akan disasar, mulai dari kelompok pengajian, jamaah ceramah, hingga santri dan santriwati pondok pesantren.

Untuk langkah awal, kata Andrinof, seri GALI isi Al-Quran digelar dengan menyasar 5 sekolah agama atau pondok pesantren di Sumatra Barat yakni Pondok Pesantren DR. M Natsir di Alahan Panjang, Solok, Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek di Banuhampu, Agam, Pesantren Modern Terpadu (PMT) Prof. DR. HAMKA II Padang, dan dua lembaga MDA/TPA di Kabupaten Tanah Datar yakni Rumah Tahfidz Nurbaya Said dan Rumah Tahfidz Noerma Noer.

Dijelaskan Andrinof, seri Gali isi Al-Qur'an bertujuan untuk mendorong generasi muda muslim memahami secara imbang dasar-dasar ilmu agama sebagai bekal untuk mendalami isi Al-Qur'an secara solid dan utuh.

Perlombaan dengan konsep In House Competition digelar 6 September hingga 5 Oktober ini, menguji bacaan dan pemahaman Alquran surat ke 49 Al-Hujurat para santri dan santriwati.

Ada 4 kategori yang dipertandingkan dalam lomba itu, yakni Santri Harapan, dengan menghafal Al Hujurat ayat 11-13, lengkap dengan artinya. Lalu, kategori Santri Terpuji, hafal QS. Al Hujurat ayat 6-13, lengkap dengan artinya. Selanjutnya, kategori Istimewa, hafal QS. Al Hujurat sampai ayat 13, lengkap dengan artinya.

Kategori puncak, Santri Luar Biasa, hafal Al Hujurat sampai ayat 18, lengkap dengan artinya.

“Saya bangga untuk anak-anak yang ikut karena luar biasa semangatnya. Mudahan ini jadi awal yang baik, bagaimana kita memperlakukan Alquran. Perintah ke kita, Alquran dijadikan untuk pedoman, ajakan, bukan hafalan. Hafalan ini hanya langkah awal. Jadi jangan dibanggakan hafalan sekian jus. Bukan itu, yang penting pemahamannya. Alquan memandu perilaku kita, bukan hafalan. Tahapan awal dari seri GALI adalah jalan menuju pemahaman,” ungkap Andrinof yang kini menjabat Wakil Komisaris Utama PT Bank Mandiri.

GALI, katanya, membuat formulanya yakni menghafal ayat dan artinya. “Nantinya tinggal dilanjutkan pemahaman lebih jauh, misal keterkaitan ayat, keterkaitan hadis, sehingga pemahaman kita lebih dalam.Tujuan selanjutnya, kalau ada berbakat jadi dai, mubaligh, baca tafsir Hamka, tafsir lain, sehingga ceramah yang disampaikan nantinya menyejukkan,” bebernya.

Gerah Melihat Fenomena Alquran tidak Dijadikan Pedoman

Andrinof mengaku, gagasan GALI dilatarberlakangi perenungan dirinya dari perlbagai aspek  masalah dalam memahami Islam. Dia menyigi, maraknya sekolah tafiz, sadar atau tidak sadar, itu dianggap hal tertinggi dalam menguasai Alquran. Padahal sifatnya menghafal.

Dalam kehidupan nyata berbangsa bernegara, umat Islam terkadang beraktivitas, bersuara atau praktik kehidupa lainnya tidak mencerminkan ajaran dalam Alquran.

Misalnya saja pelbagai ujaran kebencian menyasar para pemimpin, fitnah, prasangka. Dikatakannya, pada sebagian (cara beragama Islam), ada mungkin sudah benar, tapi pasif. Yang membahayakan, yang salah, ingin mempengaruhi orang.

“Jumlahnya cukup banyak. Gerakan tafiz, sampai dimasukkan ke sistem. Misal untuk kursi sekolah unggul, cukup sekian jus hafalannya. Relevansinya apa?
Belum tentu mempengaruhi orang baik. Islam itu intinya kan mengajarkan orang berbuat baik, mencegah kemungkaran,” bilang Andrinof.

Menurutnya, bagaimana seharusnya beribadah setelah salat, bagaimana beribadah sesudah bulan puasa, tetap menjadi bagian orang bertaqwa. Paling baik dari taqwa adalah bersabar, mau memaafkan orang lain, dan lainnya. Berbuat bagi pada semua makhluk hidup, itu yang harus dipraktikkan dalam kehidupan.

“Ajaran Islam ini utuh. Disuruh ngejar akhirat, tapi jangan lupa dunia. Asal jangan berbuat kerusakan. Begitu lengkap ajaran Islam, tapi banyak yang tidak menjalankannya,” teran anggota Tim Penasihat Transisi Ibu Kota Negara Negara (IKN) Nusantara ini.

“Dalam alquran tidak ada ditekankan yang namanya menghafal. Semua tafsir untuk memahami. Orang latah mengajarkan menghafal, tidak mendorong pemahaman. Berkali-kali katam, tapi kan tidak paham. Kisah Buya Hamka misalnya, memaafkan Sukarno yang masa hidup pernah memenjaranya. Memaafkan itu lebih baik. Dalam kriteria taqwa, memaafkan itu level paling tinggi,” sambungnya.

Nah, muatan soal taqwa itu dia dapati di QS Al Hujurat. Sehingga surat 49 dengan jumlah 18 ayat ini, dipilih untuk diperlombakan dalam seri GALI isi dalam In House Competition edisi perdana.

Andrinof menjelaskan, sejumlah kekayaan pesan dalam QS 49 Al-Hujurat, antara lain, jangan meninggikan suara ketika berbicara dengan pemimpin; jangan cepat menelan informasi yang belum dicek kebenarannya; damaikan secara adil dua pihak yang berperang; jangan merendahkan orang lain; jangan mencela dan mengolok-olok orang lain; jangan memanggil orang lain dengan panggilan yang mengandung ejekan.

Lalu, jangan mudah berprasangka (buruk); jangan mencari-cari keburukan orang; jangan saling menggunjing.

“Status tertinggi bagi pemeluk Islam adalah muttaqin. Bukan ayah-ibu kita siapa, golongan kita apa, suku-bangsa kita apa, daerah asal kita mana, pangkat-jabatan kita apa,” ujar Andrinof.

Menurut Andrinof, pesan dalam Al-Hujurat, penting untuk fondasi kehidupan kita. “Pelajari itu taqwa supaya hidup kita sesuai dengan ajaran Islam,” tukasnya.

Harapan GALI ini mengubah cara beragama lebih baik. “GALI ini ajakan aksi literasi, ajakan rajin membaca, ajakan mencari petunjuk. Ini sesuai ajaran Islam,” pungkasnya.

“Ini kegiatan yang inspiratif. Terasa manfaatnya, karena menyebabkan santri - santriwati berlomba menghafal, belajar dan memahami Al-quran. Kita ingin GALI ini terus berlanjut,” tukas Pimpinan Ponpes DR. M Natsir Darman BA.

Baca Juga

Wali Kota Padang Wisuda 1.063 Anak Tahfiz
Wali Kota Padang Wisuda 1.063 Anak Tahfiz
Langgam.id - Andrinof Chaniago ajak akademisi bidang ilmu-ilmu sosial turut menyumbangkan keilmuannya dalam proses pembangunan ibu kota baru.
Andrinof Chaniago Ajak Akademisi Ilmu Sosial Berkontribusi Bangun Ibu Kota Baru
Hari Kedua Sumarak HUT Gerindra Perlombakan Dai dan Daiyah Milenial
15 Finalis Bersaing dalam Lomba Tahfiz Sumarak HUT Gerindra Sumbar
Langgam.id-Wamentan
Kunjungi Sumbar, Wamentan Dorong Korporatisasi Pertanian Berbasis Pesantren
Alquran raksasa padang panjang
Alquran Raksasa Jadi Ikon Wisata Baru di Padang Panjang
sekolah tatap muka
Kemenag Terbitkan Panduan Belajar Tatap Muka di Pesantren dan Madrasah