Langgam.id - "Perbandingan waktu tempuh Padang-Jakarta antara lintas tengah dengan lintas timur via tol sangat jauh berbeda. Lintas timur via tol waktu tempuh jauh lebih cepat" begitu kata Afrizal saat berbincang dengan langgam.id, Minggu (28/3/2021) pagi.
Pria 43 tahun ini merupakan satu dari beberapa sopir bus NPM (PT Naiklah Perusahaan Minang). NPM salah satu dari banyak perusahaan bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) di Sumatra Barat (Sumbar) dan termasuk perusahaan tertua di Tanah Minang.
NPM kian eksis. Lebih-lebih ketika bus kembali menjadi primadona di tengah masyarakat Sumbar. Semuanya adalah dampak cepatnya waktu tempuh Padang-Jakarta karena rampungnya sejumlah pembangunan Jalan Tol Trans Sumatra.
Afrizal masih belum percaya dengan cepatnya waktu tempuh Padang-Jakarta. Bahkan, dia berfikir masih sedang bermimpi. Bayangkan, waktu tempuh yang biasanya dua hari dua malam, kini terpangkas menjadi 28 jam.
"Kalau tidak ada halangan, seperti pecah ban dan lainya, beda cerita, ya. Nah, jika normal tidak ada kendala, berangkat dari Padang pukul 09.00 WIB sampai Jakarta itu besoknya pukul 14.00 WIB," ujarnya.
Dia tak bisa membayangkan jika transportasi bus masih melewati lintas tengah. Bisa-bisa peminat tak membludak seperti saat ini. Baginya, lintas tengah yang dilewati begitu banyak kendala.
(Lintas tengah) mulai masuk Muaro Bungo, Lubuk Linggau, Muara Enim, Batu Raja sampai Lampung menjadi tantangan cukup berat bagi seorang sopir. Apalagi bagi seorang sopir tranportasi bus.
Kondisi jalan yang sempit, munculnya pasar dadakan serta kendaraan besar yang melintas menjadi beberapa faktor waktu tempuh tersendat. Belum lagi bicara soal segi keamanan berkendara.
"Kadang ada anak-anak iseng melempari kaca mobil kita. Soal pungutan liar di jalanan sih sebenernya ada, tapi tidak dipikirkan sekali, ya," kata dia.
Menurutnya, manfaat besar Jalan Tol Kayu Agung- Palembang sangat dirasakan pengendara. Afrizal yang telah 21 tahun menjadi seorang sopir, kali ini merasakan begitu nyaman dan amannya berkendara antar pulau.
"Ini sangat berdampak untuk kemajuan moda transportasi darat, khususnya di Sumbar. Dan saya berharap akan semakin baik lagi," ucapnya.
Afrizal menilai jika jalan tol kedua Sumbar koridor Kabupaten Dharmasraya-Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau rampung. Kondisi tersebut jelas akan mempercepat waktu tempuh Padang-Jakarta.
Sebelumnya, wacana ini mengerucut dari keinginan Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan meminta akses pintu masuk dan keluar pada ruas Jalan Tol Trans Sumatra kepada Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono beberapa waktu lalu.
Sutan Riska mengungkapkan, akses jalan menuju tol akan berdampak besar terhadap perekonomian masyarakat Dharmasraya. Harapannya, kabupaten ini bisa lebih berkembang lagi.
Apalagi, Kabupaten Dharmasraya menjadi wilayah yang dilewati tranportasi bus antar provinsi. "Kalau jadi tol itu kayak seperti mimpi (cepat) kita berangkat ke Jakarta ini. Akan lebih cepat lagi," tutur Afrizal.
Perusahaan Transportasi Berbenah
Tingginya amino masyarakat untuk memanfaatkan moda transportasi bus menuntut perusahaan AKAP di Sumbar berbenah. Terutama dalam aspek pelayanannya. Langkah tersebut juga telah berlangsung sejak dua tahun belakangan.
Organisasi Angkutan Darat (Organda) Sumbar mencatat terdapat 70 unit penambahan bus baru dilakukan para perusahaan AKAP sejak dua tahun belakangan. Begitupun membenahi kendaraan lama sesuai dengan kebutuhan masyarakat sekarang.
Termasuk, dalam hal teknis pemesanan tiket. Para perusahaan AKAP mengikuti perkembangan teknologi dengan bisa memesan tiket via online serta membenahi setiap pool kendaraan yang ada.
"Jadi jauh-jauh hari, dua tahun lalu teman-teman perusahaan khususnya AKAP sudah mengantisipasi peningkatan animo masyarakat ini akibat dampak adanya tol," kata Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Organda Sumbar, Sengaja Budi Syukur dikonfirmasi langgam.id
"Seperti menambah dan memperbaiki kendaraan. Kemudian melakukan pembenahan dalam hal teknis operasional dan pelayanan," sambungnya.
Syukur mengungkapkan dalam sehari pergerakan bus AKAP di Sumbar menuju Jakarta mencapai 30 unit. Angka ini dari total perusahaan AKAP yang ada sebanyak 15 perusahaan.
Para perusahaan AKAP di Sumbar saat ini merupakan para pengusaha lama. Namun tidak menutup kemungkinan munculnya perusahaan AKAP. Salah satunya, bus MPM yang dikelola PT Mutia Putri Mulia.
Menurut Syukur perusahaan satu ini terbilang baru dan hadir sejak dua tahun lalu. MPM tidak kalah dalam soal unit kendaraan, karena mayoritas kendaraan baru dan cukup banyak.
"Artinya munculnya perusahaan AKAP baru menunjukkan animo masyarakat begitu senang naik bus dari pesawat. Apalagi sudah ada tol. Posisi geliat transportasi darat sekarang sangat nyaman dan meningkat drastis," jelasnya.
Bagi Organda, proyek Jalan Tol Trans Sumatra ini akan membuat revolusi perkembangan tranportasi darat. Salah satunya apabila Tol Padang-Pekanbaru rampung dibangun.
"Maka akan timbul lagi revolusi baru untuk tranportasi AKAP Padang-Pekanbaru. Adanya tol tentu banyak positif bagi perusahaan AKAP di Sumbar. Terutama dalam hal keamanan, kemudian kecepatan dan ketepatan waktu. Keamanan ini yang lebih penting lagi," kata dia.
Seperti diketahui, pembangunan proyek Jalan Tol Padang-Pekanbaru seksi I Padang-Sicincin terus berjalan. Progres pembangunan jalan tol sepanjang 36,6 kilometer itu sudah mencapai 37,98 persen hingga bulan Maret 2021.
Proyek Jalan Padang-Pekanbaru Seksi I terdiri dari dua penlok yang memiliki panjang total 36,6 kilometer. Penlok I terdiri dari 0-4,2 kilometer dan penlok II terdiri dari 4,2-36,6 kilometer.
Manajer Pembangunan dan Pelaksanaan PT Hutama Karya (HK) seksi Sicincin-Padang Berlin A Tampubolon mengatakan, dari pengerjaan 37,98 persen tersebut sekitar 20 persennya adalah pengerjaan konstruksi sepanjang 9 kilometer di kawasan Padang Pariaman.
"Dari 9 kilometer itu, 7 kilometer kita kerja di atas lahan yang sudah bebas, sementara 2 kilometer lagi kita bekerja di lahan atas izin masyarakat," kata dia.
Sementara sebanyak 17 persen lagi, kata Berlin, pihaknya melakukan pengadaan material dari pabrikan seperti pipa stell, tiang pancang, builder untuk jembatan, barrier dan bahan lainnya. Material tersebut sudah memenuhi untuk sepanjang 30 kilometer.
"Itu untuk Seksi I yang memiliki panjang sekitar 36,6 kilometer, itu bagian dari Padang-Pekanbaru, jadi itu progres kita untuk saat ini," ujarnya.
Sementara untuk hambatan yaitu dari 36,6 kilometer itu baru bebas sepanjang sekitar 7 kilometer. Bentuk lahan bebasnya juga masih putus-putus, sehingga tidak bisa bekerja terus menerus.
"Selain itu juga ada hambatan teknis karena lokasi berada di atas tanah lunak, karena tanah lunak cukup bervariasi, karena kondisi bervariasi tentu metode penanganannya berbeda," jelasnya.
Target Seksi I ini selesai sangat bergantung dengan pembebasan lahan yang siap dibangun. Seandainya lahan bisa selesai di akhir semester tahun 2021, maka direncanakan bisa beroperasi di akhir Desember 2022.
Angin Segar Bagi Perusahaan AKAP
Pengamat Transportasi dari Universitas Bung Hatta Padang, Fidel Miro mengakui adanya proyek pembangunan Jalan Tol Trans Sumatra menjadi angin segar bagi perusahaan AKAP. Apalagi khususnya perusahaan AKAP di Sumbar yang sebelumnya sempat mati.
"Semua bus AKAP khususnya ke Jakarta sudah melewati lintas timur. Sehingga, waktu tempuh sangat signifikan berkurang. Biasanya lebih 36 jam, sekarang bahkan ada yang hanya 24 jam," katanya.
"Karena dampak dari tol itu tadi. Sangat positif perkembangan tranportasi AKAP di Sumbar. Ini juga diuntungkan bagi perusahaan AKAP, karena animo masyarakat mengunakan tranportasi darat sangat meningkat drastis sekali," tambah Fidel.
Ia menyebutkan dulunya transportasi darat tak menjadi primadona seperti sekarang. Hal ini disebabkan waktu tempuh mengunakan tranportasi darat cukup lama.
Namun, adanya proyek Jalan Tol Trans Sumatra mengubah segalanya. Ditambah para perusahaan AKAP yang terus berbenah dari segi pelayanan.
"Salah satu karakteristik keinginan masyarakat melakukan perjalanan, salah satunya adalah waktu tempuh. Jika waktu tempuh singkat ditambah pelayanan sangat bagus. Kendaraan bus-bus sekarang sangat bagus," ucapnya.
Fidel mengungkapkan apabila Bus AKAP khususnya ke Jakarta masih melewati lintas tengah, animo masyarakat memanfaatkan tranportasi ini tidak akan banyak. Sebab dampak perjalanan yang panjang serta melewati jalan yang cukup berat.
"Banyak tikungan dan tanjakan (lintas tengah), karena melintasi bukit barisan. Dengan tol, bus bisa memanfaatkan kecepatan kendaraan dengan bebas hambatan. Makanya bus menjadi primadona dan juga ongkos yang murah menjangkau dari semua kalangan," jelasnya. (Irwanda/ABW)