Langgam.id - Ketua DPD Gerindra Sumatera Barat (Sumbar) berbalas komentar di ruang berbeda dengan istri Gubernur Sumbar, Nevi Zuraina yang juga anggota DPR RI.
Ketegangan berawal dari pernyataan "tembak mati" yang dituliskan Nevi di sebuah grup WhatsApp. Kemudian screnshot percakapan tersebut menyebar di media sosial yang kemudian menjadi pemberitaan media massa.
Heboh pernyataan "tembak mati" ini juga dikomentari Ketua Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Sumbar, Faldo Maldini. Menurutnya, persoalan itu adalah hal biasa, apalagi debat tersebut berkaitan dengan hak-hak publik.
"Menurut saya, demokrasi kita semakin matang. Kita bisa berdebat, baik itu membela maupun menyerang terkait hak publik. Ini kan ucapan selamat datang Bang Andre sebagai Ketua Gerindra Sumbar baru yang menginisiasi hak interpelasi. Jadi, publik jadi tahu ada hak anggota legislatif yang selama ini jarang digunakan," kata Faldo di Pesisir Selatan, Minggu (15/12).
Mantan Juru Bicara Prabowo Sandiaga ini menafsirkan klausa "tembak mati" yang diucapkan Nevi bermakna kiasan. Ia mengatakan bahwa Indonesia semua sudah menerima demokrasi sebagai aturan main. Karena itu, tidak mungkin kekerasan dianggap sebagai cara menyelesaikan persoalan.
"Jangan kita terlalu reaktif juga. Saya baca komentar Bu Nevi bisa bermaksud sangat kiasan, saya merasa tidak harfiah. Bisa berarti, pendukung Pak IP dan Bu Nevi bersama PKS siap berkompetisi habis-habisan dan total melawan pendukung Andre dan Gerindra lewat pemilu. Kan Bu Nevi anggota DPR RI dan Bang Andre juga, pasti menjadikan dialog dan debat di atas metode kekerasan dalam politik," tutur Faldo.
Mantan Ketua BEM UI ini meyakini perdebatan Andre Rosiade dan Nevi Zuariana akan memberikan dampak besar bagi pendidikan politik di Sumbar. Selain itu, Faldo juga mengaku sangat mengidolai kedua tokoh tersebut.
"Bang Andre adalah abang saya. Bu Nevi adalah orang tua saya. Jadi, mereka idola buat saya. Kita berharap perdebatannya semakin substantif dan warga makin paham relasi eksekutif dan legislatif itu idealnya seperti apa. Kalau di DPR RI sangat tidak ideal sekarang. Paling tidak, fungsi kontrol optimal di DPRD," ucap Faldo.
Sebelumnya, beredar screenshot percakapan Nevi Irwan Prayitno di grup WhatsApp yang bernama “TF Politik Hukum Hankam A”. Dalam tulisan tersebut Nevi juga meminta agar admin grup itu mengeluarkan Andre dari grup.
“Maunya apa sich andre itu laporan pak guspardi gaus krn datang tidak dilayani pemda sdg sibuk jangan ikut ikut kalau nggak ngerti masalah kelakuan andre ini buat jelek nama gerindra di sumbar kalau ada yang tembak mati andre di sumbar ibu nggak mau tanggung jawab banyak pendukung bapak di sumbar kasihan keluarga kalau andre kelakuan spt LSM begini. Padahal ang dewan terhormat,” tulis Nevi di grup WA bernama TF Politik Hukum Hankam A.
Terhadap hal itu, Anggota Komisi VI DPR RI, Andre Rosiade, menegaskan wacana hak interpelasi terhadap Sumbar, Irwan Prayitno, murni menjalankan amanah rakyat. Tindakan tersebut tidak berhubungan dengan persoalan personal. Termasuk tidak berkaitan dengan istri gubernur, Nevi Zuraina.
“Jika ada yang mengancam dan ingin menembak mati diri saya di Sumbar, silakan saja,” kata Andre kepada wartawan, Minggu (15/12/2019). (*/ICA)