InfoLanggam – Fakultas Kehutanan Universitas Muhammadiyah (UM) Sumatera Barat gelar Visiting Lecturer bersama Universiti Teknologi Mara (UiTM) Malaysia, Rabu (11/12/2024).
Kegiatan yang merupakan implementasi kerjasama internasional dalam bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan di Convention Hall Prof Dr H Ahmad Syafi’i Ma’arif, MA, Kampus I UM Sumatera Barat di Padang.
Narasumber yang hadir dalam kegiatan ini yaitu dari UiTM Malaysia yakni Dr Siti Noorbaizura Bookhari, Ds Mazzuen Md Khalid, dan Pn Mas Aiyu Jamaludin serta narasumber dari UM Sumatera Barat Dr Gusmardi Indra, SSi MSi, Dr Hernawati SSi MSi dan Dr Teguh Haria Aditia Putra MP.
Kegiatan ini membahas seputar warisan geologi bernilai tinggi kedua negara, spesies endemik, pengembangan komunitas melalui penyuluhan hingga insight terkini tentang dampak sumberdaya rekreasi.
Dekan Fakultas Kehutanan UM Sumatera Barat, Dr Teguh Haria Aditia Putra MP ketika membuka kegiatan tersebut menyambut baik kehadiran UiTM Malaysia dalam kegiatan Visiting Lecturer.
Ia juga memaparkan tentang UM Sumatera Barat yang memiliki 4 kampus di 4 kota dan Fakultas Kehutanan yang berada di kampus 1 UM Sumatera Barat telah eksis selama 28 tahun dari awal berdiri. Ia berharap kegiatan yang diselenggarakan kali ini dapat berjalan optimal dan saling memberi manfaat bagi kedua institusi.
Dr Siti Noorbaizura Bookhari sebagai narasumber pertama dalam kegiatan membahas Insight terkini tentang dampak sumber daya rekreasi untuk jejak alam di Semenanjung Malaysia.
Ia mengkaji dampak apapun yang timbul akibat kedatangan pengunjung untuk melakukan kegiatan rekreasi khususnya di kawasan alam. Di mana kualitas SDA menurun, penggunaan dan perlindungan SDA tidak seimbang, kualitas sistem jalur alam menurun, integritas terancam dan timbul konflik.
Kemudian Mas Aiyu Jamaludin memaparkan pengembangan komunitas melalui penjangkauan pendidikan dan kolaborasi intelektual. Ia emperkenalkan Internasional Sulam Program.
Di mana program ini diharap dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kompetensi peserta didik pada disiplin ilmu. Yang mana program ini membahas spot potensi tempat ekowisata, menggali potensi produk ekowisata dan paket ekowisata di Pian, Temerloh dan konservasi berbasis komunitas, konservasi penyu cangkang lunak raksasa Asia dan perkemahan burung benus di Pahang.
Sementara Dr Gusmardi Indra MSi membahas eksotisme Pulau Siberut dan. Dalam pembahasannya, Gusmardi memperkenalkan Pulau Siberut yang telah ditetapkan sebagai cagar biosfer oleh UNESCO pada tahun 1981.
"Pemerintah Indonesia menetapkan Pulau Siberut sebagai Taman Nasional seluas 190.500 hektare pada tahun 1993. Di mana memiliki hutan hujan tropis menjadi habitat berbagai flora dan fauna endemik, keanekaragaman hayati, budaya suku mentawai hingga surfing," ujarnya.
Sedangkan Dr Hernawati, M.i membahas Nepenthes Sumatera yakni spesies kantong semar yang endemik di Pulau Sumatera. Di mana Nepenthes terdiri dari 5 jenis seperti kantong semar, periuk kera, tahul-tahul, kancung beruk dan aka godah.
Ia juga menyebutkan sejarah penelitiannya tentang nepenthes dari tahun 2004 hingga 2022. Ia meneliti di beberapa wilayah yakni Danau Lingkat Kerinci, Talang Babungo Solok, Bukit Bonsai Sumut, Sibual Buali Sipirok dan Rokan Hulu Riau.
Selain itu juga diadakan diskusi mahasiswa UiTM dengan mahasiswa Kehutanan UM Sumatera Barat dengan topik kuliah Student Exchange : Forestry and Environment Sustainable serta diskusi akademik, pembelajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat internasional kolaborasi dan foto bersama seluruh peserta kegiatan. (*)