Fadli Zon Usulkan Bukittinggi Jadi Kota Perjuangan

Nasionalisme Orang Minang | Bukittinggi Kota Perjuangan

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon (Foto: FB Fadli Zon)

Langgam.id - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon menyayangkan pernyataan ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Puan Maharani soal Sumatra Barat (Sumbar) dan pancasila. Padahal, katanya, orang Sumbar turut serta dalam merumuskan pancasila.

Dijelaskannya, orang Sumbar memiliki peran besar dalam sejarah kemerdekaan Republik Indonesia. Bahkan, Kota Bukittinggi harusnya mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah pusat, karena pernah menjadi basis perjuangan di masa kemerdekaan.

"Saya termasuk orang yang menginginkan Bukittinggi menjadi kota perjuangan, seperti Surabaya yang dijuluki Kota Pahlawan, karena punya saham. Jadi, akan ada anggaran spesial dari pusat, ada perhatian khusus," ujarnya saat berada di Bukittinggi, Minggu (6/9/2020).

Tidak hanya itu, menurut Fadli Zon, Bukittinggi harus mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah pusat, juga lantaran pernah menjadi Ibu Kota Negara di masa Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI).

Baca Juga: Soekarno Beroleh Poin Terpenting Pancasila Kala Bertandang ke Limapuluh Kota

"Bukittinggi memiliki peran yang sangat krusial, karena pernah menjadi ibu kota negara, yaitu di masa PDRI. Tanpa Bukittinggi, maka tidak ada negara Indonesia," ungkapnya.

Lalu, ia juga menyinggung terkait Serial 4 Pendiri Republik yang diterbitkan Majalah Tempo, bahwa 3 dari 4 tokoh yang diangkat berasal dari Minang. "Pahlawan nasional yang berasal dari Sumbar jumlahnya hampir 15 persen dari keseluruhan pahlawan nasional di Indonesia. Orang Minang  juga punya banyak peran di masa lalu, setidaknya ada tiga orang yang ikut merumuskan pancasila, yaitu Mohammad Hatta, M Yamin dan Agus Salim" jelasnya.

Selain itu, Fadli Zon juga menyebutkan bahwa orang Sumbar memiliki independensi yang tinggi. "Orang Sumbar itu dari dulu punya independensi cukup tinggi, egaliter, tidak bisa diatur dengan mudah, harus diyakinkan dengan memenangkan hati dan pikirannya," ucapnya.

Baca Juga: Soal Dukungan Mulyadi-Ali Mukhni dari PDIP, Sekretaris PD Sumbar: Tunggu Putusan Partai

Kemudian, ia menegaskan, bahwa untuk memenangkan hati orang Sumbar tidaklah mudah, apalagi dibeli dengan uang. Hal ini sudah menjadi karakter jauh sebelum Indonesia merdeka, jadi sangat sulit untuk diubah.

Terkait pernyataan Puan soal Sumbar dan Pancasilais itu, kata Fadli Zon, harusnya segera diralat. "Mungkin, tidak ada maksud menjelekkan. Tapi, sayangnya tidak diralat dengan cepat, kalau diralat dengan cepat, pasti lebih memudahkan untuk klarifikasi. Pernyataan itu telah membangkitkan rasa etnonasionalisme," katanya. (Rahmadi/ZE)

Baca Juga

Calon Bupati Dharmasraya Annisa Suci Ramadhani Blusukan di Pasar Sikabau
Resmi Jadi Bupati Dharmasraya, Annisa Suci Ramadhani Kepala Daerah Perempuan Pertama di Sumbar
Opini “Bersyukur Masih Nomor Dua” oleh Gamawan Fauzi (Gubernur Sumatera Barat Periode 2005-2009), mengangkat isu tentang capaian pendidikan
Refleksi Kritis Pendidikan di Minangkabau
Pemenang sayembara novel DKJ, Yoga Zen terbitkan novel berjudul Tersesat Setelah Terlahir Kembali. tentang tradisi buru babi di Minangkabau.
Pemenang Sayembara Novel DKJ Yoga Zen Terbitkan Novel Tentang Tradisi Buru Babi di Minangkabau
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo  menunjuk Brigjen Pol Gatot Tri Suryanta jadi Kapolda Sumbar menggantikan Irjen Pol Suharyono
Profil Brigjen Pol Gatot Tri Suryanta, Kapolda Sumbar yang Baru Pengganti Suharyono
Kapolda Sumbar Baru 2025
Brigjen Pol Gatot Tri Suryanta Jadi Kapolda Sumbar
Nagari adalah pembagian wilayah administratif, namun secara mendalam dapat diartikan sebagai institusi pemerintahan tradisional yang menjadi
Jejak Nagari: Evolusi Adat Minangkabau dalam Lanskap Kolonial