Kehidupan ekonomi dengan ungkapan dalam budaya Minangkabau Bajariah mangko kabuliah, barugi mangko kabalabo mencerminkan prinsip bahwa keberhasilan ekonomi harus diperoleh melalui usaha yang sungguh-sungguh dan kesiapan menghadapi risiko. Ungkapan ini tidak hanya menjadi filosofi hidup, tetapi juga selaras dengan berbagai teori ekonomi yang menekankan pentingnya kerja keras, pengorbanan, dan pengelolaan risiko dalam mencapai kesuksesan finansial.
Kerja Keras sebagai Syarat Mencapai Keberhasilan Ekonomi
Makna Bajariah mangko kabuliah menunjukkan bahwa seseorang harus bekerja keras sebelum memperoleh hasil yang diinginkan. Dalam teori ekonomi, konsep ini selaras dengan Teori Usaha dan Ganjaran (Effort-Reward Theory) dari Vroom (1964), yang menjelaskan bahwa semakin besar usaha yang dilakukan seseorang, semakin tinggi pula peluang untuk memperoleh hasil yang setimpal. Dalam konteks ekonomi, prinsip ini terlihat dalam budaya merantau dan berdagang. Banyak perantau Minangkabau yang memulai usaha dari nol, menghadapi berbagai tantangan, dan akhirnya berhasil membangun bisnis yang besar. Keberhasilan mereka bukan hanya karena keberuntungan, tetapi karena tekad dan kerja keras yang mereka lakukan.
Resiko dan Keuntungan dalam Dunia Usaha
Bagian kedua dari ungkapan ini adalah Barugi mangko kabalabo. Ini menekankan bahwa dalam dunia ekonomi, seseorang harus siap menghadapi kerugian sebelum akhirnya memperoleh keuntungan. Dalam teori keuangan, konsep ini sejalan dengan Teori Risiko dan Pengembalian (Risk-Return Tradeoff) yang dikemukakan oleh Markowitz (1952), yang menyatakan bahwa semakin tinggi risiko yang diambil dalam suatu usaha atau investasi, semakin besar pula potensi keuntungan yang bisa diperoleh. Dalam konteks ekonom, hal ini tercermin dalam strategi bisnis masyarakatnya, yang sering kali tidak takut mengambil risiko dalam berdagang atau berinvestasi. Keberanian mengambil risiko ini menjadi faktor penting dalam keberhasilan ekonomi mereka.
Kegagalan sebagai Proses Pembelajaran dalam Kewirausahaan
Selain menunjukkan pentingnya kerja keras dan keberanian menghadapi risiko, ungkapan ini juga mengajarkan bahwa kegagalan adalah bagian dari proses menuju kesuksesan. Hal ini sejalan dengan Teori Kewirausahaan Schumpeter (1934) yang menekankan bahwa inovasi dan kemampuan untuk mengatasi kegagalan adalah kunci dalam pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan usaha. Para pedagang yang mengalami kerugian tidak langsung menyerah, tetapi justru belajar dari kesalahan mereka untuk menemukan strategi baru yang lebih efektif dalam bisnis.
Kesimpulan
Ungkapan Bajariah mangko kabuliah, barugi mangko kabalabo bukan sekadar pepatah, tetapi juga prinsip ekonomi yang terpakai secara budaya seperti budaya Minangkabau ini. Dengan mengedepankan kerja keras, kesiapan menghadapi risiko, dan pembelajaran dari kegagalan, seseorang dapat mencapai keberhasilan ekonomi yang berkelanjutan. Filosofi ini sejalan dengan berbagai teori ekonomi modern dan menjadi bukti bahwa nilai-nilai budaya lokal dapat memberikan wawasan yang berharga dalam dunia ekonomi dan kewirausahaan.
*Penulis: Prof. Ir. Yazid Bindar, M.Sc, Ph.D (Dosen Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Bandung)