Langgam.id – Pandemi covid-19 belum kunjung berakhir. Penemuan varian baru virus corona di Inggris yang dilaporkan pada Selasa (15/12/2020) lalu, menambah catatan panjang perjalanan pandemi covid-19 di dunia.
Penyebarannya terbilang cepat, hingga Selasa (29/12/2020), tercatat sudah 19 negara di dunia yang melaporkan kasus barunya. Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas (Unand) selaku Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia Sumbar, Defriman Djafri, melihat kondisi ini sebagai ancaman baru bagi masyarakat.
Ia menegaskan, masyarakat perlu wasapada terhadap varian baru covid-19 ini. “Perspektif yang kita lihat tidak hanya di daerah atau dalam negeri saja, tetapi bagaimana perkembangan penyebaran pandemi ini dalam tatanan global saat ini. Ancaman nyata tentunya mutasi jenis strain virus yang baru,” ujarnya dalam keterangan Kamis (31/12/2020).
Menurut Defriman, bukan tidak mungkin varian baru virus tersebut menyebar hingga ke Indonesia. Mengingat dua negara tetangga, yakni Malaysia dan Singapura, telah melaporkan warganya terinfeksi varian baru itu.
“Mutasi virus corona sangat mungkin terjadi juga di Indonesia, kemungkinan proses mutasi ini banyak faktor yang akan mempengaruhi dan menjadi pertimbangan. Critical point faktor yang paling besar mempengaruhi mutasi virus ini adalah faktor dari inangnya dalam mereplikasi atau berkembang biak,” terang Defriman.
Tidak hanya itu, faktor lain yang memungkinkan varian baru masuk ke Indonesia adalah tingkat penularan dan severitas terhadap kematian. Varian baru covid-19 dengan kode B117 atau disebut juga VUI202012/01 itu, diketahui 70 persen lebih menular dari varian yang sebelumnya. Namun tidak mematikan.
Selan B117, varian lain yang juga dilaporkan adalah jenis D614G. Defriman menjelaskan, jenis ini dilaporkan sepuluh kali lebih menular, tetapi belum tentu mematikan dibandingkan varian sebelumnya. Meski demikian, masyarakat tetap harus berjaga-jaga.
“Ini menjadi tolak ukur, dimana mutasi virus corona yang baru bisa lebih berbahaya dari yang sebelumnya,” kata Defriman.
Defriman menegaskan selain vaksinasi, protokol kesehatan juga menjadi senjata paling ampuh untuk terhindar dari covid-19, baik jenis lama maupun varian baru. Menurutnya, disiplin memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak dan menghindari kerumunan dapat mengurangi resiko penularan.
“Mudah-mudahan varian baru ini tidak menjadi pandemi baru kedepan. Vaksin yang dibangun saat sekarang seharusnya juga bisa disesuaikan dengan jenis varian virus baru yang berkembang saat ini. Efektivitas vaksin benar-benar mampu mengendalikan dan mengurangi morbiditas dan mortalitas dari pandemi covid-19 di Indonesia,” ujarnya.(Fath/Ela)