Langgam.id - Epidemiolog Universitas Andalas (Unand) Defriman Djafri menyebut agenda besar Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional XXVII yang akan digelar di Sumatra Barat (Sumbar) bulan November depan dapat menjadi ancaman penularan covid-19.
Ancaman terutama untuk Kota Padang dan Kabupaten Padang Pariaman sebagai daerah penyelenggara. Dalam sebulan terakhir daerah tersebut juga menjadi zona berbahaya bagi penularan virus covid-19.
Menurutnya, panitia pelaksana MTQ harus membuat skenario sangat ketat supaya tidak ada peserta, panitia dan penonton MTQ menjadi korban penularan covid-19.
"Event besar seperti MTQ, Pilkada dan lain-lain menjadi ancaman ke depan. Jika tidak hati-hati menghitung dan mengukur kapasitas dan upaya pengendalian yang komprehensif kedepan, skenario terburuk kemungkinan terjadi," katanya, Senin (12/10/2020).
Baca juga: Persiapan MTQ Nasional 2020 di Sumbar Sudah 80 Persen
Beda dengan Pilkada, MTQ Nasional 2020 di Sumbar akan mendatangkan kafilah dari seluruh provinsi di Indonesia. Artinya lalu lintas orang ke Sumbar akan tinggi selama pelaksanaan MTQ.
Selain ada potensi masuknya pembawa virus lebih banyak, MTQ juga berbahaya bagi orang-orang yang datang ke Sumbar karena daerah tuan rumah sendiri sedang mengalami peningkatan kasus yang cukup signifikan dalam dua bulan terakhir.
Ia menyebut panitia dan pemimpin rombongan kafilah harus sama-sama memahami skenario yang akan dijalankan. Di mana skenario yang dimaksudkan adalah untuk keamanan dari penularan dari covid-19.
Dirinya tidak terlalu mengkhawatirkan proses kedatangan ataupun pelaksanaan acara MTQ itu sendiri. Justru yang dikhawatirkan adalah agenda-agenda lain dari kafilah tamu saat berada di Sumbar.
Selama ini orang-orang dari luar datang ke Sumbar akan menyelipkan misi untuk berwisata, belanja dan menikmati kuliner khas Minangkabau. Agenda di luar MTQ inilah menurutnya harus diantisipasi oleh panitia dan Pemprov Sumbar.
Panitia dan kepala rombongan harus benar-benar mengontrol semua orang yang mereka bawa agar tidak melakukan pergerakan tanpa koordinasi.
"Kalau saat kedatangan, itu kan bisa nanti dikawal. Dari tempat acara, ke penginapan, dan saat berlangsungnya lomba karena sudah dikonsep dengan protokol yang ketat. Bagaimana dengan yang ingin wisata? Ini yang harus diantisipasi," ujarnya.
Karena dari anggota kafilah yang datang, tidak hanya orang dewasa tapi akan juga ada anak-anak. Bila ketua rombongan dan panitia luput mengontrol peserta yang beraktivitas selama di Sumbar, akan berbahaya menjadi korban penularan atau menularkan covid-19.
Ia mengingatkan agar penyelenggaraan MTQ ini panitia tidak gagal dalam mengamankan penularan covid. Karena selain bahaya untuk Sumbar juga bahaya bagi daerah-daerah yang mengirimkan kafilah untuk MTQ. (Rahmadi/Tasya/ABW)