Langgam.id - Masjid Al Hijrah Padang Area Islamic Centre di Jalan Sisingamangaraja, Simpang Haru, Kecamatan Padang Timur, bakal segera diresmikan akhir pekan ini, sejak dibangun pada 2 Oktober 2020 lalu.
Inisiator pendirian masjid tersebut Ustadz Brigjend Pol (Purn) Zulkifli AR mengatakan peresmian masjid akan dilakukan pada Jumat (27/10/2023) mendatang. Mantan Wakapolri Komjen Pol (Purn) Gatot Eddy Pramono akan hadir dalam peresmian itu bersama sejumlah jenderal polisi, pejabat daerah, dan tamu undangan lainnya.
"Peresmian penggunaannya nanti akan dilakukan oleh Mantan Wakapolri Komjen Gatot Eddy, bersama sejumlah undangan," katanya, Senin (23/10/2023).
Masjid tersebut berdiri di lahan seluas 600 m² yang dihibahkan Zulkifli AR untuk pembangunan rumah ibadah.
Pembangunan Masjid Al Hijrah Padang Area Islamic Centre itu menghabiskan anggaran sekitar Rp7 miliar yang berasal dari dana umat, sumbangan pribadi, donatur, dan rekan polisi dari seluruh Indonesia, serta mampu menampung hingga 400 jemaah.
Dalam programnya, masjid tersebut akan menjadi pusat dakwah Islam, membangun sinergi dan kolaborasi, serta peningkatan sosial budaya dan ekonomi.
"Dalam visi misi kita, Dari Masjid Kita Bangkit. Di sini, bangkit, dalam arti, tidak hanya bangkit dalam sisi spiritual, juga dalam sisi sosial, ekonomi, dan kemasyarakatan. Kehadiran kita tidak hanya sekedar hadir, berdiri, selesai. Tidak! Kita ingin memberdayakan masyarakat di lingkungan. Simpang Haru itu dulu daerah black street. Saya kecil besar di situ. Saya menghadirkan ini untuk mengubah peradaban umat,” ungkapnya.
Ditegaskan juga oleh Zulkifli, keberadaan masjid ini nantinya diharapkan benar-benar menjadi tempat yang nyaman dan bermanfaat bagi umat. Menurutnya, sebuah masjid sudah seharusnya buka 24 jam untuk umat.
“Kita menyediakan hal-hal yang nyaman, karena rumah Allah itu membuat orang nyaman. Dengan AC, orang jadi dingin. Sambil menunggu salat, orang bisa bikin kopi sendiri, bikin teh sendiri. Ada WiFi, dia browsing apa. Memang konsep sebuah masjid maju itu demikian. Bukan sehabis salat, masjid ditutup, orang ga boleh masuk. Ada masjid seperti itu. Selesai salat, tutup. Orang mau pipis ga bisa. Mau ambil wuduk, dikunci. Itu bukan punya dia. Rumahnya rumah Allah!” Zulkifli menekankan.
Dengan konsep Masjid untuk Kita Semua, aktivitas di masjid tersebut nantinya, dirumuskan oleh para pengelola, akan menggelar berbagai program syiar agama, seperti majelis ilmu dan kajian rutin dan terporgram, pondok tahfiz, dan program diklat.
“Nantinya juga akan membangun sinergi dan kolaborasi dengan DKM masjid lain, terutama dalam program kajian. Selain itu, diwujudkan juga manajemen masjid kekinian dan sharing dukungan. Nantinya juga aka nada data base jamaah, peluang usaha kecil, bansos yatim dan fakir miskin, Jumat Barokah, buka puasa bersama, free WiFi, pojok teh dan kopi, rest area bagi yang safar, wisata religi, dan umroh bagi jamaan yang terpilih,” bebernya.
Outputnya, imbuh Zulkifli, masjid menjadi pusat peradaban dan pemberdayaan umat. Serta outcome yang diharapkan adalah umat itu bersatu dalam aqidah, berjamaah dalam ibadah, bertoleransi dalam khilafiyah, santun dalam bermu'amalah, dan bergandeng tangan dalam dakwah. (*/Fs)