Doni Monardo Bicara Soal Potensi Ancaman Gempa dan Tsunami di Sumbar

Doni Monardo Bicara Soal Potensi Ancaman Gempa dan Tsunami di Sumbar

Kepala BNPB Doni Monardo. (Irwanda/langgam.id)

Langgam.id - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo meminta masyarakat Sumatra Barat (Sumbar) selalu mempersiapkan diri akan ancaman bencana. Salah satu cara persiapan diri itu adalah memahami mitigasi bencana.

Menurut Doni, ancaman gempa hingga tsunami bisa saja terjadi kapan saja. Apalagi, pertemuan subduksi lempeng sebelah barat di Kabupaten Kepulauan Mentawai masih memiliki potensi energi.

"Energinya belum lepas. Di Nias (energi) sudah pernah lepas. Jadi antara Mentawai sampai dengan (Pulau) Enggano ini adalah potensi yang masih punya peluang," kata Doni saat meninjau pengerjaan sea wall di Pantai Padang, Kamis (15/4/2021).

Baca juga: Doni Monardo: Covid-19 Wabah Membahayakan, Saya Sudah Pernah Merasakan

"Oleh karenanya, mitigasi bencana adalah cara terbaik. Dan juga meningkatkan kesiapsiagaan. Kita tidak boleh panik, kita tetap harus tenang. Karena ini peristiwa alam, gempa dan tsunami pasti terjadi," sambungnya.

Doni mengungkapkan, bencana alam tidak satupun yang tahu waktunya. Maka itu masyarakat harus selalu mempersiapkan diri dan warga Padang selalu berlatih mitigasi bencana.

"Latihan-latihan, kesiapsiagaan harus dilakukan. Jadi tanggal 26 April mendatang hari kesiapsiagaan bencana dan kita berharap warga Sumbar terutama di tempat relatif padat penduduk di wilayah pantai harus mau berlatih," jelasnya.

Baca juga: Pesan Doni Monardo ke Perantau Minang: Mudik Dilarang, Basaba Wak Dulu

Jenderal TNI Angkatan Darat ini berharap masyarakat dapat mengambil langkah secara mandiri jika terjadi bencana. Apalagi terutama, jika akses teknologi tidak bisa dijangkau.

"Maka cara tradisional harus dilakukan. Seperti kaleng-kaleng bekas di dekat tempat tidur. Ketika gempa kaleng jatuh itu peringatan kita untuk mengambil langkah-langkah apa yang akan dilakukan," ujarnya.

Jika tidak ada shelter di pinggir pantai ungkapnya, masyarakat juga harus bisa cari solusi seperti memanfaatkan bangunan tinggi di sekitar. Ataupun memanfaatkan pepohonan.

Baca juga: Doni Monardo akan Evaluasi Kesiapsiagaan Gempa hingga Siklon Tropis di Sumbar

Doni menyebutkan, upaya menyelamatkan diri dengan memanjat pepohonan ini banyak dimanfaatkan ketika bencana tsunami di Aceh. Dan upaya tersebut cukup banyak menyelamatkan warga.

"Jadi, kita harus bersahabat dengan alam dan kita menjaga lingkungan kita. Kalau terjadi bencana maka alam bisa menyelamatkan kita," tuturnya.

Ia menegaskan, kesiapsiagaan bencana warga Sumbar saat ini cukup bagus. Namun hal tersebut mesti terus diingatkan dan ditingkatkan.

"Ini tidak boleh kendor, rutinitas ini harus selalu dilakukan untuk melibatkan banyak warga. Pergantian pejabat juga diharapkan bisa mendorong untuk bisa menyiapkan kembali SOP supaya masyarakat tetap merasa siap," tegasnya. (Irwanda/yki)

Baca Juga

Selama periode 8-15 November 2024 tercatat terdapat 16 kali gempa bumi terjadi di wilayah Sumatra Barat (Sumbar) dan sekitarnya.
16 Gempa Terjadi di Sumbar Selama Periode 8-15 November 2024
Selama Oktober 2024 terdapat 50 kali kejadian gempa bumi yang tersebar di wilayah Sumatra Barat (Sumbar) dan sekitarnya.
Wilayah Sumbar 50 Kali Diguncang Gempa Sepanjang Oktober 2024
BMKG Padang Panjang melaporkan bahwa selama periode 18-24 Oktober 2024 terdapat 12 kali gempa bumi di wilayah Sumatra Barat dan sekitarnya.
Aktivitas Gempa di Sumbar Periode 18-24 Oktober 2024 Sebanyak 12 Kali
Permasalahan baru yang menimpa umat Islam yakni terkait daftar nama-nama ustadz kondang yang terdaftar dalam jaringan radikalisme.
Pergeseran Nilai Muhammadiyah Sumbar dalam Politik?
Selama periode 11-17 Oktober 2024 terdapat delapan kali gempa bumi di wilayah Sumatra Barat (Sumbar) dan sekitarnya.
8 Gempa Terjadi di Sumbar Selama Periode 11-17 Oktober 2024
Kepala Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Sumbar, Bayu Aryadhi mengungkapkan bahwa konflik yang terjadi
BP2MI: Tidak Ada Pekerja Migran Indonesia dari Sumbar di Zona Konflik