Langgam.id – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Sumatra Barat menargetkan penyusunan buku profil keanekaragaman hayati (Kehati) itu diterbitkan pada penghujung tahun ini.
Tim Identifikasi dan Inventarisasi keanekaragaman hayati daerah itu telah mencatat sekitar 1.155 jenis kehati dari flora dan fauna yang ada di daerah itu.
“Jumlahnya sangat banyak dan belum teridentifikasi dan terinventarisasi semua,” kata Ketua Tim Identifikasi dan Inventarisasi Profil Kehati Sumbar Wilson Novarino, Selasa (10/12/2019).
Menurutnya, dari 1.155 jenis kehati yang ada di daerah itu, sebanyak 551 merupakan jenis tumbuhan, 107 jenis ikan air tawar, 385 jenis amfibia, 42 jenis reptilian, dan 129 jenis mamalia.
“Ini belum termasuk jenis kupu-kupu, serangga di udara dan di tanah. Masih banyak lagi yang perlu diidentifikasi,” kata Dosen FMIPA Universitas Andalas itu.
Dalam pembuatan buku profil kehati itu, Wilson bersama rekannya Nurainas melakukan identifikasi dan inventarisasi dengan memanfaatkan data primer, sekunder dan survei lapangan.
Juga memanfaatkan pendataan yang dilakukan kabupaten/kota, melengkapi profil Kehati yang diterbitkan DLH Sumbar pada 2009 lalu, serta hasil penelitian mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi dan lembaga penelitian.
Menurutnya, buku profil kehati Sumbar sudah disusun pada 2009 lalu. Namun, perlu pembaharuan karena sudah berusia 10 tahun. Belum lagi beberapa jenis tumbuhan maupun hewan sudah menghilang dan ada pula yang baru muncul.
“Sudah lama. 10 tahun sejak buku itu hadir, tentu sejumlah spesies ada yang punah dan ada pula yang baru muncul,” ujarnya.
Ia mengungkapkan perubahan iklim dan lingkungan akibat alih fungsi lahan jadi penyebab terjadinya kepunahan spesies sekaligus munculnya jenis baru.
“Jadi perlu dilakukan identifikasi secara berkala, karena hilangnya satu spesies bisa menghilangkan atribut kebudayaan kita,” katanya.
Kabid Tata Lingkungan DLH Sumbar Yosmike Yusra mengatakan penulisan buku profil kehati merupakan amanat Permen LH Nomor 29/2009 tentang Pedoman Konservasi Keanekaragaman Hayati.
“Keanekaragaman hayati bervariasi menurut masing-masing daerah yang menunjukkan kekhasan, baik tumbuhan maupun satwa atau hewan,” katanya.
Ia mengatakan profil kehati mempunyai manfaat dan nilai penting bagi daerah sebagai data dasar tentang keanekaragaman hayati yang menjadi bagian dari kekayaan alam dan potensi yang dimiliki daerah.