Langgam.id - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatra Barat (Sumbar) menerima laporan seekor hewan langka kelinci sumatera dalam kondisi terluka dari Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di daerah Saniang Baka, Kecamatan X Koto, Kabupaten Solok, Sumbar.
Kepala BKSDA Sumbar Ardi Andono mengatakan laporan didapatkan oleh Tim Wildlife Rescue Unit (WRU) Seksi Konservasi Wilayah III Sijunjung pada tanggal 9 Juni 2022. Hewan dengan nama latin nesolagus netscheri itu ditemukan dalam keadaan kurang sehat dan penuh dengan caplak dan sempat dilakukan perawatan selama tiga hari.
"Mengingat Kelinci Sumatera ini kami anggap super prioritas, Tim WRU Seksi III yang dibantu oleh dokter hewan mengevakuasi kelinci sumatera tersebut ke Yayasan Kalaweit untuk dilakukan proses observasi, " katanya, Rabu (15/6/2022).
Kelinci itu selanjutnya mendapat perawatan intensive dan pada tanggal 11 Juni 2022. Namun, pada tanggal 12 Juni 2022 pukul 7.00 WIB kelinci sumatera mengalami syok dan kejang- kejang, selanjutnya mati pada pukul 12.30 WIB dan dilakukan nekropsi oleh tim medis kalaweit.
Hewan langka itu diduga mati karena luka dibagian punggung, infeksi, anemia dan stress. Untuk itu dilakuan upaya test DNA, pengambilan sample darah, pengambilan organ dalam, dan tubuh untuk diawetkan oleh laboratorium Biologi Unand.
Dia menjelaskan, berdasarkan data IUCN kelinci sumatera pada tahun 2019 tidak memiliki data mencukupi dan hanya dilaporkan di Bukit Barisan Selatan, Bengkulu dan Leuser.
BKSDA Sumbar Bersama Biologi Unand, Yayasan Kalaweit dan Fakultas Kehutanan UMSB membentuk tim untuk mendokumentasikan, morfologi, darah, DNA, hingga pengecekan habitat.
Ardi Andono menyampaikan terimakasih kepada Pokdarwis Saniangbaka yang telah berupaya untuk melakukan perawatan kepada satwa langka yang populasinya terus menyusut di habitatnya yang status nya tergolong terancam punah.
"Sama seperti harimau sumatera, dan ini adalah penemuan yang langka terjadi di hutan Sumatra Barat," katanya.
--