Berita Sumbar terbaru dan terkini hari ini: Al Chaidar menduga 1.125 terduga teroris jaringan NII di Sumbar merupakan NII palsu.
Langgam.id - Pengamat Terorisme Universitas Malikussaleh, Al Chaidar menduga data polisi yang menyebutkan 1.125 terduga teroris jaringan Negara Islam Indonesia (NII) yang ada di Sumatra Barat (Sumbar) merupakan NII palsu.
Menurut Al Chaidar, NII palsu ini dibuktikan dengan strategi mengunakan golok untuk mengkudeta atau menjatuhkan pemerintahan. Menurutnya, strategi mengunakan golok tersebut tidak logis.
"Tidak logis menggulingkan pemerintahan dengan golok. Karena tidak dilakukan NII. NII tidak punya perencanaan (kudeta) seperti itu," ujar Al Chaidar kepada langgam.id, Selasa (19/4/2022).
Ia mengatakan, jika ada jaringan NII yang melakukan gerakan penyerangan mengunakan golok, dinyatakan NII palsu atau dibuat oleh pemerintah. Pihak kepolisian seharusnya berkoordinasi dengan lembaga Intelijen.
"Jadi, pihak kepolisian mestinya berkoordinasi dengan lembaga Intelijen yang ada. NII buatan pemerintah ini tujuannya untuk melakukan program depresi dalam rangka melindungi falsafah Pancasila sebagai dasar negara," ungkapnya.
"Jadi, supaya rakyat tidak direkrut jadi NII, dikembangkan program itu agar tidak direkrut oleh orang NII (asli). Sementara untuk membuat itu, bagaimana agar orang kapok, maka dibuat faksi palsu," sambungnya.
Al Chaidar menyebutkan, NII palsu tujuannya juga bukan untuk membuat negara Islam. Namun untuk membuat jera orang yang telah direkrut NII asli.
"Jadi orang di situ (NII asli) barang kali harta habis, keluarga hancur dan keluarga membencinya. Sehingga dibuat kapok (dengan program itu)," jelasnya.
Menurut Al Chaidar, NII asli tidak ada kegiatan atau rencana melakukan kudeta. Bahkan, NII asli memiliki strategi revolusi, people power atau perang seperti Taliban.
"NII asli tidak melakukan kudeta atau penggulingan pemerintahan. NII asli juga mengunakan senjata pabrikan, senjata api asli, tidak pakai golok. Jumlahnya (anggota) sangat sedikit, dan mereka bermain tidak di Indonesia, tapi banyak di Filipina Selatan, Afganistan dan Suria," ucapnya.
Polisi Harus Jelaskan NII Faksi Apa
Al Chaidar menegaskan, pihak kepolisian seharusnya memberikan keterangan lebih jelas terkait 1.125 jaringan NII ada di Sumbar. Pihak kepolisian juga diminta mendetail ribuan orang itu masuk jaringan NII faksi apa.
Sebab, kata Al Chaidar, NII memiliki 14 faksi, tujuh di antaranya faksi fillah dan tujuh faksi sabilillah, dan kedua golongan kelompok faksi itu juga sangat berbeda.
"Ini yang menjadi persoalan, ya. Jadi setahu saya di Dharmasraya dan Tanah Datar tidak ada orang NII. Kalau pun ada, polisi perlu menjelaskan itu dari faksi dari mana," tegasnya.
Al Chaidar menjelaskan, NII faksi fillah tidak terlibat kekerasan dan aksi terorisme. Sedangkan faksi sabilillah terlibat dalam kekerasan dan terorisme.
Baca juga: NII Sumbar Disebut Siapkan Golok untuk Lengserkan Pemerintahan Jokowi
"Jangan-jangan yang ditemukan di Sumbar itu adalah NII Komandemen Wilayah (KW) 9 atau Sensen Komara. Nah dua faksi ini ini adalah faksi dikuasai dan dikontrol negara, artinya lewat lembaga intelijen negara. Ini bukan faksi asli, NII palsu. Ini perlu juga kita pertanyakan kepada polisi, apakah temuannya di Sumbar apakah jaringan NII yang asli atau bukan. Ini perlu dijelaskan," katanya.
—