Langgam.id - Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumatra Barat (Sumbar) memastikan ketersediaan pangan di Sumbar masih mencukupi selama masa penanganan wabah corona (covid-19).
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Sumbar, Chandra mengatakan pihaknya selalu melaporkan ke pemerintah pusat terkait ketersediaan pangan masih mencukupi seperti biasa.
"Seluruh kabupaten dan kota telah melaporkan hasil yang melebihi seperti biasanya baik padi dan komoditi lain seperti bawang," katanya saa dihubungi Langgam.id, Kamis (9/4/2020).
Bahkan salah satu komiditi seperti cabe saat ini justru mengalami penurunan harga. Penyebabnya karena pemasaran yang terbatas. "Biasanya pemasaran terbuka dan sekarang tertutup. Biasanya diambil tiap hari sekarang diambil dalam beberapa hari saja," katanya.
Sementara untuk padi, kata Candra, masih mengalami surplus di Sumbar dengan rata-rata 2,900 juta ton setiap tahunnya. Jika dikonversi akan menghasilkan beras sebanyak 1,800 ton. Sementara kebutuhan padi di Sumbar per tahun sekitar 980 ton.
"Beras di Sumbar juga didistribusikan ke provinsi lain seperti ke Jambi dan Riau, termasuk juga ada yang dikirim ke Sumatra Utara," katanya.
Baca juga : Corona di Sumbar: 28 Positif, 4 Sembuh dan 3 Meninggal Dunia
Selain produksi beras, komoditi seperti sayur-sayuran juga didistribusikan ke provinsi lain seperti Riau. Bahkan, bawang juga ada yang dikirim ke Pulau Jawa.
"Kita masih surplus, secara umum belum terpengaruh corona, masih lancar sampai hari ini," katanya.
Ke depan, dia memperkirakan belum terlalu berpengaruh. Hanya saja mungkin karena adanya pembatasan orang (PSBB) bisa terjadi gangguan jalur distribusi. Namun pemerintah menurutnya mengizinkan dan tidak mempersulit distribusi bahan pokok.
Sebelumnya juga telah dilakukan rapat bersama bupati wali kota dan telah diimbau agar masing-masing menarik seluruh lahan pertanian yang akan panen untuk mengamankan kebutuhan pangan masyarakat saat wabah corona.
"Itu sudah sekitar seminggu lalu rapat, sejauh ini sudah terlaksana," katanya.
Ia mengimbau kepada masyarakat terutama petani agar bisa berkoordinasi dengan Toko Tani yang ada di wilayahnya masing-masing. Koordinasi dilakukan bersama Toko Tani yang ada di 91 unit dalam rangka pengendalian pemasaran saat masa darurat corona. (Rahmadi/ICA)