Langgam.id - Kebakaran hutan dan lahan di Riau, Jambi, dan Sumatra Selatan turut mencemari udara di wilayah Sumatra Barat (Sumbar). Bahkan, jumlah warga yang terserang penyakit pneumonia (infeksi pada bagian paru-paru) dilaporkan meningkat.
Kepala Dinas Kesehatan Sumbar Merry Yuliesday mengatakan, asap yang berasal dari kebakaran hutan mengandung campuran gas, partikel, dan bahan sejenis kimia. Komposisi asap kebakaran hutan memasok karbon monoksida, karbon dioksida, nitrogen oksida, ozon, sulfur dioksida dan lainnya. Partikel yang timbul akibat kebakaran hutan disebut sebagai particulate matter (PM).
“Ukuran lebih dari 10 µm biasanya tidak masuk ke paru-paru. Tapi dapat mengiritasi mata, hidung dan tenggorokan. Sedangkan partikel kurang dari 10 µm dapat masuk sampai ke paru-paru,” katanya saat dihubungi langgam.id, Jumat (20/92019).
Hasil pengukuran kualitas udara saat ini menurut informasi Dinas Lingkungan Hidup Sumbar, masih berada dalam kategori baik dan sedang.
Namun, dari data Dinas Kesehatan Sumbar, terjadi peningkatan kasus penyakit pneumonia di tengah masyarakat. Total kejadian pneumonia di Sumbar pada minggu ke 33 tercatat dengan 79 kasus. Lalu, meningkat menjadi 138 kasus pada minggu ke 36.
Minggu ke 33 terhitung sejak 11 sampai 17 Agustus 2019. Sedangkan minggu ke 36 yaitu tanggal 1 sampai 7 September 2019. “Pneumonia banyak terjadi di lokasi yang pencemaran asapnya lebih tinggi. Diantaranya, Payakumbuh dan Kabupaten Limapuluh Kota,” katanya.
Menurut Merry, peningkatan kasus pneumonia mulai minggu ke 33 hingga minggu ke 36. Kota Payakumbuh dari 4 kasus pneumonia menjadi 14 kasus. Kemudian, Limapuluh Kota dari 5 kasus menjadi 15 kasus.
"Beberapa upaya juga disiapsiagakan. Seperti menyediakan seluruh fasilitas pelayanan kesehatan di rumah sakit dan Puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan akibat kabut asap,” katanya.
Masyarakat juga diharapkan untuk mengurangi aktivitas di luar rumah. Kemudian, juga memakai masker jika berada di luar rumah. “Perbanyak konsumsi air putih lebih dari kondisi normal,” katanya. (Rahmadi/RC)