Langgam.id - Agenda Arung Pamalayu dan Sarasehan Budaya yang digelar Pemerintah Kabupaten Dharmasraya pada Senin (23/9/2019) mendorong perputaran ekonomi di tengah masyarakat.
Demikian disampaikan Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan dalam keterangan tertulisnya, Selasa (24/9/2019) terkait acara yang digelar dalam rangka memperingati Hari Maritim Nasional ke-55 itu.
"Dari hitungan kasar di lapangan, perputaran uang sejak persiapan acara awal September lalu, mencapai Rp2,5 miliar. Uang itu bergerak dari penjualan baju, topi, souvenir, makanan dan permainan anak lainnya," kata Sutan Riska.
Untuk penjualan baju Festival Pamalayu saja, menurut Sutan Riska, yang terdeteksi penjualnya sejak awal September mencapai 10 ribu lembar.
"Harga satuan baju mencapai Rp100 ribu hingga Rp120 ribu. Penjualnya terdiri dari BUMNAG hingga personal."
Dengan demikian, baju saja perputaran uang sekitar Rp1 miliar. "Tidak mengherankan jika warga yang hadir kemarin hampir semuanya memakai baju Festival Pamalayu," kata Bupati.
Selain itu, menurutnya, berdasar pengakuan pedagang makanan di lokasi acara pada 23 September kemarin, jual beli satu warung di angka Rp6 sampai Rp10 juta. Sedangkan yang berjualan di lokasi acara lebih 200. Hal ini berarti omset berada di atas Rp1,2 miliar.
"Alhamdulillah, atas kehendak Allah SWT Peringatan Hari Maritim Nasional 23 September berjalan lancar. Alhamdulillah, atas rahmat Allah SWT setelah sekian lama kemarau, hujan turun. Alhamdulillah berbagai macam dagangan laku terjual," tuturnya.
Sutan Riska mengatakan, kegiatan ini, baru permulaan dari Festival Pamalayu. Akan masih ada di bulan Oktober, dan puncaknya di tanggal 1 sampai 7 Januari 2020.
"Kegiatan ini adalah gerbang menuju pengembangan dunia pariwisata Dharmasraya dan memperkuat budaya bangsa. Saya berharap, ke depan, muncul gerakan-gerakan pengembangan potensi wisata oleh masyarakat dan pemerintahan nagari. Kita punya jaringan-jaringan yang bisa membantu kita dalam konsep dan pengembangan."
Acara kemarin, menurutnya, adalah bukti, kekuatan kebersamaan warga Dharmasraya bisa menjadi aset kita memajukan negeri tercinta ini. "Bayangkan saja, dengan dana APBD sekitar Rp 150 juta, bisa melahirkan perputaran uang hingga Rp 2,5 M. Hal ini tidak akan bisa terwujud jika masyarakat dan pemda tidak bergandengan tangan," ujarnya.
Dharmasraya, menurutnya, punya banyak potensi. "Beberapa tahun terakhir kita fokus pada pembangunan infrastruktur. Maka ke depan, saatnya kita mengembangkan potensi daerah yang ada di depan mata kita. Pembangunan yang kita lakukan semata mata untuk kesejahteraan warga dan kemajuan daerah."
Ia mengatakan, sisa sisa bangunan kerajaan Dharmasraya adalah salah satu contoh potensi besar yang bisa dikembangkan. (*/SS)