Langgam.id – Dharmasraya masih kekurangan guru SD dan SMP sebanyak 323 orang. Jumlah itu terdiri dari guru SD 204 orang dan SMP kekurangan 119 orang guru.
Permasalahan kekurangan guru SD dan SMP ini disampaikan Bupati Dharmasraya, Sutan Riska Tuanku Kerajaan saat rapat koordinasi kepala sekolah jenjang Paud, SD dan SMP di lingkungan Pemkab Dharmasraya. Acara ini dilaksanakan di Auditorium Kantor Bupati, Jumat (15/9/2023).
Sutan Riska mengatakan, bahwa saat ini jumlah guru PNS dan PPPK TK sebanyak 37 orang, SD sebanyak 1.201 orang dan SMP sebanyak 571 orang.
Untuk memenuhi kekurangan guru, terang Sutan Riska, pemerintah berusaha memenuhinya melalui jalur PPPK. Bulan lalu sudah dilantik sebanyak 612 guru. Tahun ini rencananya akan ada lagi penerimaan PPPK guru sebanyak 351 orang.
“Ini menjadi solusi bagi pemenuhan kekurangan guru, sekaligus untuk meningkatkan kesejahteraan terutama guru-guru honor kita yang Alhamdulillah dengan kebijakan pengangkatan PPPK setiap tahun jumlahnya terus menurun,” ujar Sutan Riska dalam keterangan tertulisnya.
Sutan Riska menyebutkan, jumlah sekolah penggerak di Dharmasraya baru 15 buah. Jumlah ini masih sangat sedikit dibanding jumlah sekolah di Dharmasraya secara keseluruhan.
"Dilihat dari jumlah TK yang ada sebanyak 294 buah. Baik negeri maupun swasta. Jumlah SD mencapai 168 buah dan SMP kita berjumlah 40 buah. Berarti baru 4 persen dari keseluruhan," bebernya.
Kondisi ini kata Sutan Riska, menjadi beban berat bagi sekolah penggerak yang sudah ada untuk dapat menggerakkan sekolah di sekitarnya. Ia mengharapkan Dinas Pendidikan dapat lebih bekerja keras untuk mewujudkan lebih banyak sekolah penggerak di Dharmasraya.
Ia pun mengucapkan selamat untuk 48 guru penggerak yang sudah dikukuhkan beberapa bulan yang lalu. Dan beberapa juga sudah ada dilantik menjadi Kepala Sekolah.
"Dengan jumlah calon guru penggerak angkatan 10 sekarang sebanyak 149 orang tiga kali lipat dari jumlah sebelumnya, tentu jadi modal yang kuat bagi kita untuk pembenahan pendidikan," ujarnya.
"Terutama untuk penerapan kurikulum merdeka yang memang membutuhkan perubahan mindset bagi seluruh tenaga kependidikan di kabupaten Dharmasraya. Harapan kita kedepannya lebih banyak lagi guru-guru Dharmasraya yang menjadi guru penggerak,” sambungnya Sutan Riska lagi.
Pada kesempatan itu, ia mengungkapkan, bahwa para guru sekarang ini berlomba-lomba untuk berbagi dan berkarya dengan hadirnya platform merdeka mengajar. Selain itu, guru-guru yang dulu diikat berbagai peraturan yang kaku sekarang lebih bebas berinovasi di kelas dengan hadirnya kurikulum merdeka.
Dari segi pendanaan, pencairan langsung dana Bantuan Operasional sekolah (BOS) dan Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) ke sekolah dan pemanfaatannya yang lebih fleksibel untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Dengan perluasan program beasiswa, kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi sekarang sekarang jauh lebih terbuka.
“Khusus di Kabupaten Dharmasraya kondisi sarana dan pra sarana pendidkan Insya Allah jadi prioritas utama dalam pembangunan ke depan. Kita berdayakan seluruh sumber dana yang ada, baik dari DAK, DAU yang diarahkan. Maupun DAU murni untuk dapat memenuhi kebutuhan seluruh siswa kita dalam rangka menyambut masa depan Indonesia Emas 2045,” ucapnya.
Sutan Riska mengatakan, bahwa saat ini masih ada sekolah yang kekurangan lokal. Walaupun di beberapa sekolah ada juga yang kelebihan. Begitu juga mobile juga sudah banyak yang memprihatinkan, ini akan menjadi prioritas pembenahan utama Pemkab Dharmasraya.
Dalam rangka menyambut digitalisasi pendidikan, terangnya, diharapkan akan disiapkan sarana pra sarana pendukungnya. Seperti laptop, chromebook maupun pendukung lainnya juga jadi atensi pemkab untuk segera dipenuhi.
"Hal ini agar anak-anak kita tidak tertinggal dari segi melek teknologi dan siap menyongsong persaingan global yang semakin keras," harapnya.
Sutan Riska mengatakan, pemerintah daerah pada tahun ini mengadakan pakaian seragam sekolah untuk memotivasi anak-anak dalam belajar. Kalau melihat jumlah murid dan siswa cukup banyak. TK sebanyak 5.600 orang, SD 26.846 orang dan SMP sebanyak 8.794 orang.
“Kalau keadaan keuangan kita memungkinan program ini akan terus kita lanjutkan setiap tahunnya. Insya Allah secara kuantitas akan kita tambah dengan seragam lainnya. Alhamdulillah program ini mendapatkan sambutan yang positif dari masyarakat,” bebernya. (*/yki)