Dikutip dari alaman resmi NPM, surat ketetapan perusahaan itu diterbitkan tahun 1948, dan masih menggunakan bahasa Belanda.
Awal NPM didirikan Bahauddin Sutan Barbangso Nan Kuniang, bus itu melayani beberapa trayek dalam provinsi (Sumatra Barat) saja.
Namun, 1970, PO NPM mulai menjalal tryaek lintas Sumatra, dan menjadi primadona masyarakat Minang, khusunya perantau menuju negeri orang.
Seiring perkembangan zaman, NPM juga mulai menjajal taryek ke Pulau Jawa dari beberapa daerah di Sumbar, seperti Padang, Bukittinggi, Payakumbuh dan lainnya, dengan tujuan Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi dan Bandung.
Pada puncak kejayaannya, 1980-an hingga awal 2000-an, jaringan trayek PO NPM membentang mulai dari Medan, Pekanbaru, Dumai, Jambi, Bengkulu, Palembang, dan Bandar Lampung di pulau Sumatra, hingga Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi, dan Bandung di pulau Jawa.
Meskipun demikian, PO NPM tetap mengedepankan trayek utama di Sumbar, yaitu Padang-Bukittinggi.
Pada masa jaya angkutan penumpang bus jarak jauh dari akhir dekade 1970-an hingga awal dekade 2000-an, beberapa perusahaan otobus di Sumatra, termasuk NPM menjadi perushaan besar.
Kala itu, NPM bersama perusaan otobus lainnya, yaitu PMTOH (Aceh), PO ALS (Sumatra Utara), PO ANS (Sumatra Barat), dan PO Gumarang Jaya (Lampung), mendominasi jalan raya lintas Sumatra baik lintas tengah maupun lintas timur.
Gumarang Jaya
PO Bus Gumarang Jaya, didirikan Alizar Datuak Bagindo atau yang akrab disapa Pak Uwo. Alizar mendirikan PO Gumarang Jaya tahun 1974 di Lampung.