Deretan Film Bernuansa Minangkabau yang Bisa Temani Liburan di Rumah

Deretan Film Bernuansa Minangkabau yang Bisa Temani Liburan di Rumah

Ilustrasi Rangkiang atau Lumbung yang digunakan masyarakat Minangkabau untuk menyimpan hasil panen pada masa dahulu (Foto: Langgam.id)

Langgam.id – Sesuai dengan anjuran Satgas Covid-19, libur panjang akhir pekan kali ini baiknya dilakukan di rumah saja. Banyak hal yang bisa dilakukan dari rumah, salah satunya dengan menonton film.

Bagi pecinta film, libur panjang akhir pekan ini adalah waktu yang tepat untuk maraton film. Jika masih bingung mau menonton film apa, berikut adalah rekomendasi film bernuansa Minangkabau yang bisa menemani libur panjang di rumah.

Love For Sale 2

Film besutan Visinema ini menceritakan kisah tokoh Ican (Adipati Dolken) mencari tambatan hatinya melalui aplikasi pencari jodoh. Ican terpaksa mencari pacar lewat aplikasi tersebut, lantaran ibunya Ros (Ratna Riantiarno) resah mengapa anak bujangnya itu belum kunjung menikah. Sampai akhirnya Arini (Della Dartyan) datang ke kehidupan Ican, lantas melahirkan kisah asmara yang sukses membuat penonton geram.

Dari awal film, penonton sudah diajak larut bersama kentalnya adat Minangkabu. Prosesi pernikahan adat Minang dijadikan sebagai pemantik cerita. Stereotip keluarga Minang yang ‘ribet’ dalam urusan mencari jodoh, juga diangkat dalam film ini. Agar liburanmu lebih ‘greget’, jangan lupa masukan Love For Sale 2 ke dalam daftar filmu!

Merantau

Dari judulnya saja, film ini jelas menceritakan kebudayaan Minangkabau. Melalui film ini budaya merantau diceritakan dengan baluran genre ‘laga’ yang menegangkan. Kentalnya budaya Minangkabau juga tampak pada jenis bela diri yang ditampilkan oleh tokoh Yuda (Iko Uwais), yakni Silek Harimau.

Alur cerita film Merantau juga tidak kalah seru. Tokoh Yuda dikisahkan nekat merantau ke Jakarta, meskipun dilarang sang ibu (Christine Hakim). Ternyata Jakarta tidak seindah yang dibayangkan. Yuda dihadapkan berbagai rintangan, ia bertemu sekelompok penjahat yang berniat membunuhnya. Dengan ilmu pencak silat, Yuda berjuang melawan penjahat itu.

Liam dan Laila

Laila merupakan gadis 31 tahun yang tumbuh dalam keluarga Minangkabau. Sosok Laila diceritakan sebagai perempuan cerdas yang belum memikirkan untuk menikah. Namun, keluarganya yang sangat menjunjung tinggi adat Minang itu merasa bahwa di usia tersebut Laila sudah sepatutnya menikah.

Laila kemudian bertemu Liam di aplikasi facebook. Masalah muncul karena Liam bukan pribumi, melainkan pria asal Perancis dan bukan seorang muslim. Film ini mengajak penonton untuk mengikuti kisah Laila dan Liam memperjuangkan kisah cinta mereka yang berbeda budaya, daerah dan agama.

Di Bawah Lindungan Ka’Bah

Film ini diadaptasi dari novel dengan judul yang sama karya sastrawan kenamaan Sumatra Barat, Buya Hamka. Mengisahkan tokoh Hamid (Herjunot Ali) memperjuangkan kisah cintanya dengan Zainab (Laudya Cynthia Bella).

Kisah cinta mereka ditentang, lantaran keduanya berasal dari kelas sosial berbeda. Hamid yang miskin terbuang dari kampung dan memutuskan berkelana ke Mekkah. Sementara Laila tetap di kampung halaman, setia dengan janji cintanya menunggu Hamid pulang. Perpaduan apik alam Ranah Minang dan megahnya Ka’bah menjadi saksi bisu kisah cinta dua sejoli itu.

Tenggelamnya Kapal Van der Wijck

Siapa yang tidak tahu dengan film yang menceritakan kisah cinta Zainuddin (Herjunot Ali) dan Hayati (Pevita Pearce) ini. Film yang diadaptasi dari novel karangan Buya Hamka itu ramai dibicarakan sejak 2013 silam bahkan hingga saat ini. Bagaimana tidak, rumitnya perjalanan cinta Zainuddin dan Hayati itu sukses membekas di benak penontonnya.

Nuansa Minangkabau begitu terasa, karena nyaris seluruh elemen dari film ini mengangkat budaya Minang. Mulai dari ninik mamak Hayati yang menentang Zainuddin sebagai menantu, ketatnya adat pernikahan Minangkabau, hingga lokasi syuting yang benar-benar dilakukan di Sumatra Barat.

Liburan di rumah saja bukan menjadi masalah besar. Lewat daftar rekomendasi film diatas, Anda dapat berkelana menyaksikan Sumatra Barat direpresentasikan dalam layar kaca. (Fath/ABW)

Baca Juga

Nagari adalah pembagian wilayah administratif, namun secara mendalam dapat diartikan sebagai institusi pemerintahan tradisional yang menjadi
Jejak Nagari: Evolusi Adat Minangkabau dalam Lanskap Kolonial
Pameran Etnofotografi Karya Bung Edy di Warsawa: Pencak Silat Minangkabau Menjadi Jembatan Diplomasi Budaya
Pameran Etnofotografi Karya Bung Edy di Warsawa: Pencak Silat Minangkabau Menjadi Jembatan Diplomasi Budaya
Pameran Etnofotografi: Pencak Silat Minangkabau sebagai Jembatan Diplomasi Budaya
Pameran Etnofotografi: Pencak Silat Minangkabau sebagai Jembatan Diplomasi Budaya
Biasa tayang di YouTube, aksi serial komedi Minang yang terdiri dari Mak Ipin, Uda Rio dan Godok, kini bisa disaksikan di layar lebar.
Garundang Entertainment Rilis Film Sadang di Bawah, Tayang Perdana 21 September di CGV
Tari Kreasi Budaya Minang Meriahkan Baringin Sakato Fest di Tanah Datar
Tari Kreasi Budaya Minang Meriahkan Baringin Sakato Fest di Tanah Datar
Jadi Inspirasi Anak Muda, Merial Institute Gelar Nonton Bareng Film Lafran Pane di Padang
Jadi Inspirasi Anak Muda, Merial Institute Gelar Nonton Bareng Film Lafran Pane di Padang