Dekan FKM Unand: Tangkal Gelombang Covid-19 Selanjutnya, Perlu Disiplin Saat PSBB

Dekan FKM Unand: Tangkal Gelombang Covid-19 Selanjutnya, Perlu Disiplin Saat PSBB

Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Unand Defriman Djafri. (Foto: IJTI Sumbar)

Langgam.id - Masyarakat Sumatra Barat (Sumbar) diharapkan patuh dengan disiplin menjalankan kebijakan Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB) yang diterapkan pemerintah dalam menangani penyebaran virus corona atau covid-19.

Disiplin ini sangat perlu sebagai persiapan menangkal serangan covid-19 yang bisa terjadi pada gelombang selanjutnya. Hal ini disampaikan oleh Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas (Unand) Defriman Djafri dalam video conference bersama IJTI Sumbar Sabtu (2/5/2020).

"Makna PSBB jangan hanya berharap penurunan atau pengurangan penyebaran kasus saja. Tetapi di sini kita atau masyarakat dididik disiplin untuk mengubah perilaku pencegahan dalam menghadapi pasca PSBB ke depan," katanya.

Disiplin dalam PSBB harus dibiasakan karena masyarakat akan menghadapi tantangan multiwave ke depannya. Pada masa PSBB seharusnya menyiapkan sumber daya manusia dan insfrastruktur dalam menghadapinya.

"Kita menghadapi multiwave atau adanya gelombang ke dua, ke tiga dan selanjutnya setelah PSBB ini. Kita harus siap saat ini bila PSBB telah dicabut nantinya," ujar Defriman.

Ia mengatakan penyebaran covid-19 adalah penyakit yang tidak berasal dari satu sumber saja. Penyebarannya terjadi dari orang ke orang, sehingga adanya gelombang ke dua sangat mungkin terjadi.

Ketika tidak ada kasus baru lagi, bisa saja terjadi lagi kalau semua sumber belum hilang. Hal itu telah terjadi di China dan Singapura. Namun itu bisa saja diantisipasi dengan baik jika masyarakatnya sudah disiplin setelah melewati PSBB ini.

Ia juga mengingatkan agar daerah yang belum terdeteksi adanya kasus covid-19. Bisa saja memang tidak ada yang positif di sana karena PSBB bekerja dengan baik atau memang belum mampu menemukan kasus positif di daerahnya.

"Apalagi yang ditakutkan nanti tim medis tersebut belum punya pengalaman mengendalikan, maka wajar saja ada yang mengatakan virus ini berlangsung lama satu hingga dua tahun," katanya.

Jangan sampai Indonesia seperti Amerika yang korbannya hingga 50 ribu orang sebab potensinya ada. Hal itu terjadi tidak disiplinnya masyarakat dalam PSBB. Sehingga disiplin saat PSBB betul betul harus dilaksanakan untuk menangkis gelombang baru covid-19. (*/Rahmadi)

Baca Juga

Groundbreaking Fly Over Sitinjau Lauik, Andre Rosiade: Bukti Komitmen Presiden Prabowo Bangun Sumbar
Groundbreaking Fly Over Sitinjau Lauik, Andre Rosiade: Bukti Komitmen Presiden Prabowo Bangun Sumbar
Jemaah Calon Haji Kloter Pertama Embarkasi Padang Sudah Berangkat ke Tanah Suci
Jemaah Calon Haji Kloter Pertama Embarkasi Padang Sudah Berangkat ke Tanah Suci
Groundbreaking Proyek Flyover Sitinjau Lauik, Menteri PU: Didesain Aman Gempa
Groundbreaking Proyek Flyover Sitinjau Lauik, Menteri PU: Didesain Aman Gempa
Petaka di Lapas Bukittinggi: Warga Binaan Oplos Alkohol Parfum-Minuman Kemasan, 1 Meninggal Dunia
Petaka di Lapas Bukittinggi: Warga Binaan Oplos Alkohol Parfum-Minuman Kemasan, 1 Meninggal Dunia
Praktisi keinsinyuran nasional, Ulul Azmi, berpandangan kondisi Sumatra Barat (Sumbar) dinilai mengalami stagnasi dalam pertumbuhan ekonomi
Praktisi Keinsinyuran: Kepemimpinan di Sumbar Perlu Akselerasi Pembangunan dan Inovasi
Susunan Kloter Jemaah Haji Embarkasi Padang
Susunan Kloter Jemaah Haji Embarkasi Padang