Langgam.id - Danau Singkarak yang berada di Kabupaten Solok dan Tanah Datar disebut mengalami perluasan setiap tahun. Hal ini dipicu karena danau tersebut terbentuk akibat patahan lempengan.
"Danau itu makin lama makin luas karena memang ada istilah geologi namanya lembah patahan," kata Tim Ahli Pokja Geopark Ranah Minang yang juga menjabat Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) pengurus daerah Sumbar, Dian Hadiyansyah dalam diskusi yang membahas pengembangan Danau Singkarak menjadi kawasan Geopark Nasional.
Dian mengatakan, dalam skala waktu geologi, pergerakkan patahan itu terjadi dalam waktu lama. Bahkan, bisa mencapai rentan waktu ratusan hingga ribuan, bahkan jutaan tahun.
"Itu adalah proses geologi yang biasa karena terbentuknya dari patahan," katanya.
Meski begitu, pergerakan tersebut hanya proses geologi biasa dan tidak memberikan dampak negatif bagi warga yang bertempat tinggal di kawasan danau.
Secara geologi, danau Singkarak memiliki nilai warisan keanekaeragaman bernilai tinggi yang tidak kalah dari geopark Danau Toba.
Dia berharap, dengan telah ditetapkannya Danau Toba sebagai geopark global dari UNESCO, Danau Singkarak segera menyusul bersama dengan Danau Dibawah dan Diantas. Sebab, kedua danau itu memiliki proses yang sama yakni satu jalur patahan Sumatra.
"Perlu komitmen pimpinan daerah dalam pengembangan selanjutnya. Apalagi, Danau Singkarak dimiliki oleh dua daerah Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Solok," katanya. (*/ICA)