Cuaca Kota Padang Terasa Lebih Panas, Begini Penjelasan BMKG

BMKG Kelas II Minangkabau Padang Pariaman menyebut cuaca panas yang melanda Sumatra Barat adalah fenomena biasa. Katanya, fenomena ini

Ilustrasi - temperatur saat panas. (Foto: geralt/pixabay.com

Langgam.id - Suhu udara di Kota Padang, Sumatra Barat (Sumbar) terasa lebih panas dibandingkan biasanya. Analisis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Minangkabau Padang Pariaman menyebutkan, kondisi tersebut sebenarnya masih normal.

Kepala BMKG Padang Pariaman Sakimin menjelaskan, kondisi panas terik disebabkan oleh adanya pola angin monsun Asia. Kemudian, kondisi cuaca panas di Sumbar juga dipengaruhi oleh sistem tekanan rendah di bagian selatan Indonesia dan perairan Hindia.

Kondisi itu terangnya, membuat terjadi peningkatan intensitas hujan terjadi di daerah Jawa, Bali, dan Sumatera bagian selatan, dan sekitarnya, berbanding terbalik dengan Sumbar yang dilanda cuaca panas. Massa udara basah lebih banyak terjadi di daerah tersebut, sehingga kondisi cuaca di wilayah Sumbar panas terik.

"Pola angin monsun dari Asia ini menyebabkan massa udara basah yang seharusnya terdapat di wilayah Sumbar, bergerak ke arah tenggara-selatan Indonesia," katanya, Rabu (17/2/2021).

Meski demikian, ia mengungkapkan, sebenarnya kondisi ini masih dalam kategori normal karena wilayah sumbar memang dekat dengan garis Equator, sehingga Kota Padang cenderung lebih panas dari wilayah yang lain.

Selain itu katanya, Sumbar bagian barat juga merupakan wilayah pesisir pantai yang berkonsekuensi mempunyai suhu lebih tinggi dari daerah dataran tinggi. Ditambah lagi beberapa hari ini sebagian besar Sumbar belum turun hujan.

"Kondisi ini masih normal, suhu rata-rata di Kota Padang sekitar 32 hingga 33 derajat celsius," ujarnya.

Menurutnya, suhu akan kembali turun seiring dengan meningkatnya potensi hujan di wilayah Sumbar. Meski beberapa daerah sudah ada hujan, namun intensitasnya masih ringan.

"Sampai  akhir minggu ini  sebenarnya sudah ada potensi hujan, tapi intensitasnya masih ringan hingga sedang. Nanti suhu akan menurun sendiri seiring meningkatnya potensi hujan," katanya.

Sakimin menambahkan, pihaknya juga mengimbau masyarakat agar hati-hati dan mewaspadai potensi kebakaran,  kebakaran hutan dan lahan saat cuaca panas. (Rahmadi/yki)

Baca Juga

Sebanyak 19 kali gempa terjadi di wilayah Sumatra Barat (Sumbar) dan sekitarnya selama periode 15-21 Maret 2024. Terdapat dua gempa dirasakan
Gempa Magnitudo 5,3 Guncang Pesisir Selatan Sore Ini
Pemko Padang Gelar Pelatihan Public Speaking, Perkuat Tenaga Pendamping UKM
Pemko Padang Gelar Pelatihan Public Speaking, Perkuat Tenaga Pendamping UKM
Gempa M 4,4 di Batusangkar Akibat Aktivitas Sesar Sumatra Segmen Sumani
Gempa M 4,4 di Batusangkar Akibat Aktivitas Sesar Sumatra Segmen Sumani
Padang Kembali Gelar Pasar Siti Nurbaya
Padang Kembali Gelar Pasar Siti Nurbaya
Abrasi Kian Mendesak Pasir Jambak, Rumah dan Pondok Wisata Semakin Terancam
Abrasi Kian Mendesak Pasir Jambak, Rumah dan Pondok Wisata Semakin Terancam
Komandan Korem (Danrem) 032 Wirabraja, Brigjen TNI Rayen Obersyl
Prajurit Yonif 133/YS Padang Gugur Diserang KKB di Papua, Jenazah Tiba di Bandara Minangkabau Malam Ini