Langgam.id - Wabah coronavirus disease (covid-19) yang merebak di Sumatra Barat (Sumbar) sempat membuat beberapa objek wisata ditutup sementara. Termasuk salah satunya Taman Marga Satwa dan Budaya Kinantan (TMSBK) Bukittinggi.
Selama hampir tiga bulan ditutup, ternyata momen pandemi ini dimanfaatkan bagi satwa di TMSBK Bukittinggi untuk masa kawin. Mayoritas satwa yang melakukan perkawinan itu hewan nokturnal atau yang tidur pada siang hari dan aktif pada malam hari.
Menurut Kepala Bidang TMSBK Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Bukittinggi, Ikbal, hewan nokturnal yang melakukan masa kawin di antaranya macan dahan dan tapir. Namun yang melakukan perkawinan tergolong tidak begitu banyak.
"Tidak begitu banyak, tapi ada. Ya karena di masa ketika ditutup kemarin itu kawinnya. Itu karena tenang dan nyaman," ujar Ikbal dihubungi langgam.id, Minggu (14/6/2020).
Meskipun maraknya satwa yang kawin, kata Ikbal, belum ada yang ditemukan bunting. "Baru hanya melaksanakan masa kawin, belum ada yang bunting. Satwa ini kawin biasanya malam harinya," katanya.
Ia menyebutkan, selama ditutupnya TMSBK Bukittinggi setidaknya pihaknya kehilangan penerimaan pemasukan sekitar Rp3 miliar. Angka ini dikalkulasikan sejak penutupan pada bulan Maret hingga Mei 2020.
Namun, Ikbal mengungkapkan, setelah dibuka kembali pada 30 Juni TMSBK Bukittinggi mulai ramai dikunjungi masyarakat meskipun masih skala lokal. Pihaknya juga menerapkan berbagai protokol kesehatan bagi pengunjung dalam menerapkan kenormalan baru.
"Protokol tetap kami laksanakan. Lebih ketat pengawasan tugas kita. Saat kenormalan baru ini tidak ada perubahan tiket masuk, dewasa Rp 25 ribu dan anak-anak Rp20 ribu. Saat ini, satwa yang ada di TMSBK Bukittinggi sekitar 387," tuturnya. (Irwanda/ICA)