Langgam.id – Ikon perjuangan kemerdekaan Indonesia di Sumatera Barat, Chatib Sulaiman, tak kunjung ditetapkan sebagai pahlawan nasional. Meski namanya tercantum dalam daftar 40 calon pahlawan nasional yang diajukan Kemensos kepada Dewan Gelar dan Tanda Jasa Kehormatan. Tapi, Chatib Sulaiman belum masuk sebagai 10 pahlawan nasional yang diumumkan Presiden Prabowo Subianto, dalam peringatan Hari Pahlawan, Senin (10/11/2025),
Kendati demikian, anggota DPRD Kabupaten Limapuluh Kota, M. Fajar Rillah Vesky, yang berasal dari Situjuah Batua: tempat Chatib Sulaiman gugur ditembak mati tentara Belanda pada 15 Januari 1949, tetap yakin dan optimis, Chatib Sulaiman masih berpeluang ditetapkan sebagai pahlawan nasional. Alasannya, Chatib Sulaiman, sudah dinyatakan Ketua Dewan Gelar dan Tanda Jasa Kehormatan Fadli Zon, memenuhi syarat ditetapkan jadi pahlawan.
“Walau tahun ini, Chatib Sulaiman, baru masuk daftar 40 calon pahlawan yang diajukan Kemensos kepada Dewan Gelar. Tapi kita masih yakin, putra Sumpu, Singkarak, Tanahdatar, yang bertumbuh di Pasa Gadang, Kota Padang, dan memulai debut perjuangan kemerdekaan Indonesia dari Bukittinggi serta Padangpanjang , pada waktunya nanti, bakal ditetapkan jadi pahlawan nasional. Apalagi, Pak Fadli Zon selaku Ketua Dewan Gelar sudah menyatakan, 40 nama yang diserahkan Kemensos, semuanya telah memenuhi syarat,” kata Fajar Rillah Vesky.
Fajar Vesky menyebut, sebelum menjabat Ketua Dewan Gelar dan Tanda Jasa Kehormatan, Menteri Kebudayaan Fadli Zon, telah menunjukkan perhatiannya terhadap perjuangan Chatib Sulaiman. “Ketika bertemu, Desember 2024 lalu di Situjuah Limo Nagari, Pak Fadli Zon, sempat bertanya kepada kami, perihal Chatib Sulaiman, yang belum ditetapkan sebagai pahlawan nasional. Ini juga beliau singgung saat menyapa keluarga Chatib Sulaiman, yang hadir dalam peresmian Museum Bela Negara pada bulan yang sama di Kototinggi,” ujar Fajar Vesky.
Sebelumnya, Fajar Vesky saat diwawancarai RRI Pro 1 Bukittinggi dalam rangkaian peringatan Hari Pahlawan, Senin pagi (10/11/2025), dengan tegas menyatakan, bahwa pengusulan Chatib Sulaiman sebagai pahlawan nasional, bukanlah pergerakan individu ataupun kelompok tertentu. Bukan pula hanya sekadar aspirasi dari masyarakat Situjuah Limo Nagari, Kabupaten Limapuluh Kota. Namun, merupakan perjuangan kolektif, sekaligus harapan bersama dari pemerintah daerah dan berbagai komponen masyarakat Sumatera Barat.
Menurut Fajar, pengajuan Chatib Sulaiman sebagai pahlawan nasional sudah berlangsung sejak 2016 silam. Chatib Sulaiman diusulkan sebagai pahlawan oleh Pemko Padangpanjang, semasa Padangpanjang dipimpin Wali Kota Padang saat ini, Fadly Amran. Usulan Pemko Padangpanjang itu didukung Pemprov Sumbar, semasa dipimpin Profesor Irwan Prayitno. Dan didukung pula kalangan akademisi. Seperti Profesor Gusti Asnan, Profesor Siti Fatimah, Dr Wannofry Samri, Fikruf Hanif Sofyan, dll.
Ketika Buya Mahyeldi Ansharullah menggantikan Profesor Irwan Prayitno, Buya Mahyeldi juga mendukung pengajuan Chatib Sulaiman sebagai pahlawan nasional. Usulan dari Pemko Padangpanjang dan Pemprov Sumbar ini, juga didukung secara resmi oleh Pemkab Limapuluh Kota semasa dipimpin Bupati Irfendi Arbi, Pemko Payakumbuh semasa dipimpin Wali Kota Riza Falepi, dan Pemkab Tanahdatar yang saat itu sudah dipimpin Bupati Eka Putra,
“Beberapa hari lalu, kami juga diskusi dengan anggota TP2GD Sumbar, Pak Hasril Chaniago, yang ikut merekomendasikan nama Chatib Sulaiman, Rahmah Elyunisyyah, dan Syekh Sulaiman Arrasuli, sebagai Pahlawan Nasional kepada TP2GN. Menurut wartawan dan penulis buku ini, ketiga tokoh yang diusulkan dari Sumbar, pada momennya nanti, akan ditetapkan sebagai pahlawan karena sudah memenuhi syarat,” kata Fajar Vesky.
Persoalannya, kata Fajar.Vesky mengutip Hasril Chaniago, “waiting list” atau “daftar tunggu” pahlawan nasional yang memenuhi syarat, kelewat banyak. Tahun ini, jumlah awalnya adah 40 orang. Belakangan, bertambah lagi menjadi 49 orang. Ini tentu akibat tahun 2024 lalu, tak satupun pahlawan nasional yang diumumkan.
“Kalau tahun ini ditetapkan sepuluh pahlawan. Tentu, tahun depan, masih ada 39 nama yang menunggu antrian. Belum lagi, ada usulan baru dari masing-masing provinsi. Ini semua, nantinya bergantung kepada Dewan Gelar dan Tanda Jasa Kehormatan. Serta, bergantung kepada Presiden Prabowo Subianto. Dalam konteks ini, sesuai tema Hari Pahlawan 2025, kita ajak seluruh komponen terus bergerak, melanjutkan perjuangan,” pungkas Fajar Rillah Vesky. (*/Yh)





