Langgam.id – Para tetua ninik mamak di Nagari Salareh Aia, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, menyebutkan tidak pernah ada kejadian galodo atau banjir bandang pada masa lampau di daerah tersebut. Baru kali ini pada Kamis (27/11/2025) kemarin, galodo datang menghancurkan banyak rumah.
Salah satu pemuka adat, Datuak Kandi Maswil (70) dari Suku Piliang menceritakan bahwa tidak pernah ada terjadi galodo di Sungai Nanggang, lokasi arus galodo kemarin. Baik yang ia alami selama itu atau cerita dari orang-orang dulu.
“Tidak pernah ada galodo di sini, tidak ada cerita dari nenek-nenek dulu kalau di sini pernah ada galodo dulu. Tidak cerita yang diwariskan kepada kami soal galodo ini,” katanya, Kamis (4/12/2025).
Maswil mengatakan sejak dulu arus Sungai Nanggang tidak besar, bahkan terlihat seperti sungai kecil. Kalau ada banjir meluap, tidak pernah melebihi jalan jembatan yang membentang di atasnya.
“Sejak dunia terkembang baru kali ini kejadian sebesar ini. Kalau ada bencana yang lebih besar dari ini mungkin itu kiamat,” kata Datuk Maswil.
Hal senada juga disampaikan oleh ninik mamak di Kampung Padang Kudu, Radenis (75) yang tidak pernah mendapatkan cerita dari nenek moyang terdahulu tentang riwayat kejadian galodo di Sungai Nanggang. Apalagi kata dia, sungai itu tidak terlalu besar untuk terjadinya galodo.
“Biasanya memang seperti itu, jika ada galodo kemungkinan di masa lampu juga pernah terjadi dan terulang kembali hari ini. Tapi sepanjang hayat dikandung badan saya tidak pernah ada cerita dari para terdahulu di sini pernah galodo di Sungai Nanggang,” katanya.
Kejadian banjir dari arus meluap dari sungai Nanggang, kata Radenis, juga tidak ada yang parah sampai ke pemukiman warga. Termasuk saat hujan berkepanjangan beberapa pekan lalu, tidak ada banjir, selain galodo besar yang datang tiba-tiba.
“Hulu sungai ini tidak jauh dari sini, tidak masuk akal rasanya jika bisa terjadi galodo sebesar ini,” ujarnya.
Galodo atau banjir bandang itu meluluhlantakan Nagari Salareh Aia dan Salareh Aia Timur. Setidaknya ada tiga titik pemukiman rumah penduduk yang kini rata dengan tanah yaitu satu pemukiman di Jorong Sawah Laweh di Nagari Salareh Aia, satu pemukiman di Jorong Koto Tangah, satu pemukiman di Jorong Subarang Aia Nagari Silareh Aia Timur.
Tiga titik itu kini tampak hamparan luas yang ditimbun oleh lumpur sisa dari galodo, hanya tertinggal beberapa rumah dalam kondisi rusak berat.
BPBD Agam mencatat 712 rumah rusak berat akibat Galodo, kemudian 253 rumah rusak sedang dan 404 rumah rusak ringan. Hingga Rabu (3/12/2025) posko bencana mencatat 122 orang meninggal akibat banjir bandang di Sungai Nanggang itu, sementara 38 orang lainnya hilang dan masih dalam pencarian. (fx/y)






