Cerita Ninik Mamak: Tak Pernah Ada Galodo Salareh Aia Agam di Masa Lampau

Langgam.id – Datuk Kando Muswil (70) berulang lagi menatap jauh ke seberang nagari melihat Sungai Nanggang yang kini menjadi hamparan luas setelah dilalui galodo pada Kamis pekan lalu. Warga Subarang Aia, Nagari Silareh Aia Timur, Kabupaten Agam itu masih belum percaya dengan bencana dahsyat yang meluluhlantakkan nagari di bentaran sungai.

“Sejak alam terkembang baru kali ini kejadian sebesar ini. Kalau ada bencana yang lebih besar dari ini mungkin itu kiamat,” kata Datuk Maswil bercerita kepada Langgam.

Datuk dari Suku Piliang itu menyampaikan bahwa tidak pernah ada terjadi galodo di Sungai Nanggang pada masa lampau. Baik yang ia alami selama hidup atau cerita dari orang-orang dulu.

“Tidak pernah ada galodo di sini, tidak ada cerita dari ninik mamak dulu kalau di sini pernah ada galodo. Tidak cerita yang diwariskan kepada kami soal galodo ini,” katanya.

Maswil mengatakan sejak dulu arus Sungai Nanggang tidak besar, bahkan terlihat seperti sungai kecil. Kalau ada banjir meluap, tidak pernah melebihi jalan jembatan yang membentang di atasnya.

Hal senada juga disampaikan oleh ninik mamak di Kampung Padang Kudu, Radenis (75) yang tidak pernah mendapatkan cerita dari nenek moyang terdahulu tentang riwayat kejadian galodo di Sungai Nanggang. Apalagi kata dia, sungai itu tidak terlalu besar untuk terjadinya galodo.

“Biasanya memang seperti itu, jika ada galodo kemungkinan di masa lampau juga pernah terjadi dan terulang kembali hari ini. Tapi sepanjang hayat dikandung badan saya tidak pernah ada cerita dari para terdahulu di sini pernah galodo di Sungai Nanggang,” katanya.

Kejadian banjir dari arus meluap dari sungai Nanggang, kata Radenis, juga tidak ada yang parah sampai ke pemukiman warga. Termasuk saat hujan berkepanjangan beberapa pekan lalu, tidak ada banjir, selain galodo besar yang datang tiba-tiba.

“Hulu sungai ini tidak jauh dari sini, tidak masuk akal rasanya jika bisa terjadi galodo sebesar ini,” ujarnya.

Galodo atau banjir bandang itu meluluhlantakan Nagari Salareh Aia dan Salareh Aia Timur. Setidaknya ada tiga titik pemukiman rumah penduduk yang kini rata dengan tanah yaitu satu pemukiman di Jorong Sawah Laweh di Nagari Salareh Aia, satu pemukiman di Jorong Koto Tangah, satu pemukiman di Jorong Subarang Aia Nagari Silareh Aia Timur.

Tiga titik itu kini tampak hamparan luas yang ditimbun oleh lumpur sisa dari galodo, hanya tertinggal beberapa rumah dalam kondisi rusak berat.

BPBD Agam mencatat 712 rumah rusak berat akibat Galodo, kemudian 253 rumah rusak sedang dan 404 rumah rusak ringan. Hingga Rabu (3/12/2025) posko bencana mencatat 122 orang meninggal akibat banjir bandang di Sungai Nanggang itu, sementara 38 orang lainnya hilang dan masih dalam pencarian. (fx/y)

Baca Juga

Sekjen MPKAS: Sumbar Akan Makin Berduka Jika Jembatan Tinggi KA Lembah Anai Harus Dibongkar
Sekjen MPKAS: Sumbar Akan Makin Berduka Jika Jembatan Tinggi KA Lembah Anai Harus Dibongkar
Bakti SPI Hadir di Tengah Galodo Sumbar: Dari Solidaritas Kemanusiaan hingga Perjuangan Kedaulatan Petani
Bakti SPI Hadir di Tengah Galodo Sumbar: Dari Solidaritas Kemanusiaan hingga Perjuangan Kedaulatan Petani
FATETA UNAND dan PATPI Bergerak Bersama, Pulihkan UMKM dan Warga Terdampak Banjir Bandang di Pauh
FATETA UNAND dan PATPI Bergerak Bersama, Pulihkan UMKM dan Warga Terdampak Banjir Bandang di Pauh
Personil kepolisian membawa jenazah korban galodo di Nagari Salareh Aia Timur.
Pemerintah Agam Setop Pencarian Korban Galodo
Warga Bantu Warga Nyata Adanya
Warga Bantu Warga Nyata Adanya
Berita Pasaman Barat - berita Sumbar terbaru dan terkini hari ini: Pembangunan Huntara untuk korban gempa di Pasaman Barat terus berlanjut.
Pemerintah Siapkan Lahan Seluas 1,7 Ha untuk Pembangunan Huntara di Asam Pulau