Cerita Kongsi Perantau Minang di Malaysia

Perantau Minang di Malaysia

Perantau Minang di Malaysia

Langgam.idHidup di negeri orang, terkadang nasib tak selalu mujur. Perantau berdarah Minang di Malaysia menyadari perlunya solidaritas dalam mengatasi peliknya hidup, sekaligus menjaga ikatan batin dengan tanah leluhur dalam wujud perkongsian.

Kamis, (19/9), sebuah pertemuan akbar para perantau Minang dihelat di  Sekretariat Pertubuhan Jaringan Masyarakat Minangkabau Malaysia (Pertubuhan JM3) di Jalan Jelatik Keramat, Kuala Lumpur, Malaysia.

Hadir atas nama  Pertubuhan JM3 , Ace Mode Recourses (AMR) dan Minang Diaspora Network - Global (MDN-G) Jakarta. Pertemuan ini membincangkan persiapan pertemuan perantau Minang se dunia di Malaysia Tourism Centre atau Pusat Pelancongan Malaysia (MaTIC) Kuala Lumpur pada bulan April 2020.

Mencuplik dari laman facebook resmi Pertubuhan JM3, acara itu akan diramaikan dengan persembahan budaya, pegelaran kesenian Minang, KIM, seminar dengan isu masyarakat dan budaya Minang, dan pendidikan serta ekonomi Minang ke depannya.

Kuala Lumpur atau Malaysia sebagai tuan rumah, tentu Pertubuhan JM3 yang pastinya menjadi pangka. Pertubuhan JM3 bukanlah organisasi sembarangan. Boleh dikatakan sebagai holdingnya kongsi Minang di Malaysia.

Sekjen Pertubuhan JM3 Syahrial bin Tarmizi, dalam bincang ringan di Padang tempo hari, mengatakan, Pertubuhan JM3 sifatnya nasional. Ada 32 pertubuhan di bawah JM3.

"Pertubuhan JM3 diazazkan oleh Tan Sri ( Tan Sri Dato Seri Utama Rais Yatim) tahun 2014 di Kuala Lumpur. Ia juga sekaligus sebagai pembina," bilang Syahrial.

Pertubuhan JM3 secara ekosistem adalah lembaga swadaya masyarakat (LSM) atau NGO. Maka itu, Pertubuhan JM3 bersifat netral, bukan lembaga berafiliasi politik, melainkan berperan sebagai lembaga sosial dan budaya yang menghimpun orang Minang dan kongsi yang jumlahnya begitu banyak.

Sebagaimana diketahui, gelombang rantau Minang yang berlapis-lapis, memicu lahirnya serikat atau ikatan berbasis kekeluargaan, kampung atau nagari.

Nah, JM3 hadir menetralisir kepentingan beragam kongsi, menyatukan lewat permufakatan.

Salah satu kongsi yang cukup dinamis dalam bergerak adalah Pertubuhan Kebajikan Masyarakat Minang Negeri Sembilan (PKMMNs). Kongsi ini sekarang diketuai oleh Samsudin Chemat.

Ketua Kesenian dan Budaya PKMMNs Anwar Saharudin mengatakan, mulanya kongsi perantau Minang di Negeri Sembilan telah dirintis oleh Mat Padang. Ia dikenal sebagai pedagang di Negeri Sembilan pada tahun 1960an.

Mat Padang, kata Anwar, termasuk pendiri organisasi itu selain Tan Sri Rais Yatim, pada 26 Mei 1994.

"Organisasi ini sekarang digerakkkan oleh campuran generasi awal sampai generasi belakangan," ujarnya.

Sebagaimana diketahui, orang Minangkabau cukup mendominasi di Negeri Sembilan. P.E. de Josselin de Jong dalam Minangkabau and Negeri Sembilan Socio Political Structural in Indonesia, menyebutkan, sejak awal abad ke-16 dan bahkan jauh lagi sebelumnya, orang-orang Minangkabau telah terbiasa merantau menyebar ke Semenanjung Melayu.

Lalu-lintas perdagangan emas dan lada yang pesat di masa itu, menempatkan orang Minangkabau sebagai pemain utama. Mereka menggalas tidak saja di muara-muara atau sungai besar di pantai timur Sumatra, melainkan menyeberangi Selat Malaka dengan tujuan utama di perniagaan Malaka.

Catatan de Jong juga, orang Minang sudah banyak menetap di Pelabuhan Malaka sebelum Negeri Sembilan terbentuk.

Perjalanan waktu, migrasi perantau Minang dengan pekerjaan sebagai penggalas, semakin banyak. Hingga akhirnya, komunitas-komunitas kecil perantau Minangkabau turut membentuk persekutuan negeri-negeri yang terdiri dari sembilan negeri.

Pada akhirnya, daerah itu disebut dengan Negeri Sembilan.

Oada masa kekuasaan Johor di negeri Malayu di akhir abad ke-18, kedaulatan kerajaan Negeri Sembilan memiliki raja sendiri yang didatangkan dari Minangkabau.

Raja Malewar atau Mahmud tercatat menjadi raja pertama yang diimpor dari Minangkabau. Ia berkuasa dari 1773-1795 dan berhasil menegakkan hukum adat ala Minangkabau sekaligus mengusir orang Bugis.

Selanjutnya, didatangkan kembali dua orang raja dari Pagaruyung yakni Raja Hitam (1795-1808) dan Raja Malenggang Alam atau Raja Lenggang (1808-1824).

Kala Federasi Malaya terbentuk pada tahun 1965, Negeri Sembilan menjadi salah satu negeri yang terlibat di dalamnya. Maka itu, menjadi negera bagian Malaysia hingga saat ini.

Kendati secara bendera kebangsaan berbeda dengan Minangkabau (menyebut Sumatera Barat saat ini), nyatanya hubungan Negeri Sembilan masih menganggap bagian dari Minangkabau itu sendiri dalam konteks adat dan budaya.

"Negeri Sembilan diteroka oleh orang Minangkabau. Sebab di Negeri Sembilan, koloni dijadikan suku, maka ada suku Batu Hampa, Sarilamak, Mungka, Batu Balang. Umumnya daerah di Limapuluh Kota. Bahasa orang Negeri Sembilan berlogat Pangkalan dan Mudiak," jelas Syahrial.

Dia menjelaskan, tujuan organisasi PKMMNs, karena undang-undang di Malaysia melarang mengumpulkan uang sembarangan seperti aksi sosial atau sumbangan di Indonesia.

Kalau ada organisasi, secara undang-undang legal dalam aksi sosial tersebut.

"Hal lain condongnya kebajikan untuk sosial, baralek, kematian," katanya.

Saat ini anggota PKMMNs berjumlah 200 kepala keluarga. Sementara populasi etnis Minangkabau di semenanjung Malaysia, seperti pernah diungkapkan Tan Sri Rais Yatim, sekitar 500 ribu jiwa.

"Populasi Minang di Malaysia kita perkirakan ada 500 ribu jiwa, dengan konsentrasi utama di Negeri Sembilan. Negeri Sembilan, aplikasi adat masih jalan. Minang saya misalnya, masih menjurus ke alam 1940-an. Asli. Tidak campur," beber Tan Sri.

Tag:

Baca Juga

Meminangkan Perantau Minang
Meminangkan Perantau Minang
Kepulangan Perantau Agam, Perputaran Uang Miliaran Rupiah
Kepulangan Perantau Agam, Perputaran Uang Miliaran Rupiah
Berita Sumbar terbaru dan terkini hari ini: Arus mudik menuju Sumabr dari Riau mulai ramai, namun masih dipadati angkutan umum.
Arus Mudik Riau-Sumbar Masih Didominasi Angkutan Umum
Berita Sumbar terbaru dan terkini hari ini: Pengamat Transportasi dari UBH, arus mudik tahun ini diprediksi akan banyak melalui jalur darat.
Pengamat Transportasi Soal Arus Mudik Lebaran ke Sumbar: Bus Akan Jadi Pilihan
Langgam.id - Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah memastikan tak ada diskriminasi terhadap Kabupaten Mentawai dalam UU Provinsi Sumbar.
Sambut Kepulangan Perantau, Gubernur Sumbar Ajak Jaga Kebersihan dan Ketertiban
Salah seorang penumpang maskapai penerbangan Super Air Jet tujuan Padang-Kualanamu bercanda dengan mengaku membawa bom
Harga Tiket Pesawat Jakarta-Padang di Hari Libur dan Cuti Lebaran 2022 Capai Rp6 Juta