Langgam.id - Sebanyak 15 orang guru sekolah Luar Biasa (SLB) di Kota Bukittinggi diberi pelatihan tentang mengenalkan sistem reproduksi kepada siswa SLB. Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya kasus pelecehan seks terhadap keterbelakangan mental.
Pelatihan guru ini diberikan dosen Perguruan Tinggi Stikes Yarsi Sumbar Bukittinggi pada Jumat (24/7/2020). Fokusnya, terutama bagi anak-anak tunarungu.
"Setiap orang memiliki hak sama dalam pendidikan, kesehatan dan hal-hal yang mendasar pada diri setiap orang. Karena itu, pemerintah memiliki kewajiban dalam memberikan pendidikan kesehatan reproduksi pada anak-anak berkebutuhan khusus," kata Ketua pelaksana kegiatan, Yossi Fitrina.
Menurutnya, guru-guru khusus disabilitas mesti memiliki keahlian pembelajaran dalam memberi pemahaman sistem reproduksi yang mudah dicerna anak atau siswa berkebutuhan khusus. Pengetahuan itu bisa menghindarkan mereka dari segala rencana jahat orang yang tidak bertanggung jawab.
"Pelatihan ini kita angkat karena sekarang banyak terjadi pelecehan seksual terhadap penyandang disabilitas. Bisa jadi, hal ini terjadi karena ketidaktahuan mereka, karena itu dianggap tabu bagi mereka. Padahal ini harus mereka ketahui supaya jangan terjebak kedalam hal yang tidak kita inginkan," katanya.
Pihaknya sengaja mengangkat program edukasi bertajuk "Pengembangan Sistem Pembelajaran Reproduksi Kelompok Tunarungu" tersebut. Sebab, pendidikan reproduksi nyaris tidak menyentuh SLB.
"Peserta pelatihan diharapkan dapat mengembangkan pola pembelajaran mereka dalam mentransfer ilmu seputar sistem reproduksi kepada siswa-siswinya," katanya.
Kepala Dinas Sosial Kota Bukittinggi, Linda Feroza mengatakan, Stikes Yarsi tidak hanya menggelar kegiatan pengabdian di tatanan pelayanan kesehatan, namun juga peduli pendidikan disabilitas.
"Ini sangat kami apresiasi, kita lihat sekarang mungkin masih ada anak-anak atau kelompok disabilitas yang belum tersentuh program pendidikan secara optimal. Melalui kegiatan ini mata kita semakin terbuka untuk berbagi perhatian dan kekuatan," katanya. (*/ICA)