Catatan ICE di Padang: Dari Kerajinan Sirat dan Ulos Siantar, Hingga Batik Khas Balikpapan

Catatan ICE di Padang: Dari Kerajinan Sirat dan Ulos Siantar, Hingga Batik Khas Balikpapan

Stand Kota Balikpapan, Kalimantan Timur di ICE 2022. [Foto: Kelly Putri Sri Leony/Langgam.id]

Langgam.id - Indonesia City Expo (ICE) pada Rakernas Apeksi 2022 Padang telah resmi ditutup. Selama gelaran di RTH Imam Bonjol itu, kerajinan ulos produksi Siantar, hingga batik khas asal Balikpapan, turut mencuri perhatian.

Ramainya pengunjung hingga penghujung acara di dua stand itu menarik perhatian Langgam.id selama pameran. Ternyata, andalan masing-masing stand, kerajinan yang sama-sama diproduksi secara manual dan pembuatannya butuh waktu berbulan-bulan.

Dewan Kerajinan Nasional Kota Balikpapan, Kalimantan Timur mengandalkan batik khas Balikpapan, salah satunya batik tulis bermotif lobster dan cumi-cumi. Pembuatan batik ini membutuhkan waktu selama berbulan-bulan.

"Dibutuhkan waktu sampai dua bulan. Karena proses pembuatannya yang detail, serta dilakukan secara manual," kata seorang pegawai di stand Balikpapan, Regina (26) saat pameran.

Perajinnya, sebut Regina, berasal dari Dayak asli. Tentunya saja dilakukan oleh orang-orang yang sudah ahli.

Kain batik itu dibandrol hingga Rp2.750.000 per dua metern. Harga disesuaikan dengan lama proses pembuatan dan kerjanya yang detail.

Di stand Pemko Siantar, juga terdapat kerajinan tangan yang dibuat secara manual. Andalan mereka ulos, sirat, songket, sarung tisu, dan kerajinan lain.

"Sirat ini usaha rumahan masyarakat Siantar. Proses pembuatannya memakan waktu yang lama," kata pegawai di stand, Nurli (58).

Sirat biasa digunakan ketika acara sakral. Seperti memberangkatkan orang tua, atau dalam acara pernikahan, pengantinnya memakai sirat.

Namun berbeda dari sirat biasa, sirat yang digunakan pengantin itu bernama sortali. Jika orang yang mengadakan acara tersebut orang yang mampu, ikat kepala yang digunakan pegantin memakai kain merah dan bros emas ditempel sekeliling kepala pengantin.

Bagi mereka, sirat memiliki hal mistis. Ada sirat yang hanya boleh dipakai ketika acara sakral saja seperti acara adat.

Begitu juga ulos, proses pembuatannya dirajut seperti songket. Kemudian dikanji atau dipress hingga bahannya menjadi keras.

Cara itu dilakukan agar ketika dipakai oleh pejabat, kain ulos tidak kusut. Kerajinan ulos sering dipakai orang Batak untuk acara pesta adat.

"Biasanya orang Batak, setiap pesta adat memakai ulos. Tadi ada pembeli dari berbagai daerah membeli ulos sepasang, karena terlalu banyaknya pengunjung, ibuk lupa daerah mana yang membeli ulos," katanya.

Baca Juga: Bordir Kerancang Pikat Minat Pengunjung Rakernas Apeksi di Padang

Diketahui, penyelenggaraan ICE pada Rakernas Apeksi 2022 Padang resmi ditutup Rabu (10/8/2022) sore. Pelaku UMKM, komunitas muda, seniman, dan juga stand up komedian hadir meramaikan. [Kelly/Febry/Mg]`

Ikuti berita Sumatra Barat hari ini, terbaru dan terkini dari Langgam.id.  Anda bisa bergabung di Grup Telegram Langgam.id News Update di tautan https://t.me/langgamid atau mengikuti Langgam.id di Google News pada tautan ini.

Baca Juga

Warga Perumahan Bungo Pasang Asri (BPA) di Kelurahan Bungo Pasang, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, menggelar berbagai perlombaan
Meriahkan HUT RI ke-80, Warga Perumahan Bungo Pasang Asri Gelar Lomba 17 Agustusan
Ruas Jalan Nasional Menuju Padang Diperbaiki
Ruas Jalan Nasional Menuju Padang Diperbaiki
SPPG Purus, Kecamatan Padang Barat, Kota Padang, sudah menyalurkan program Makan Bergizi Gratis (MBG) kepada 2.331 siswa di enam sekolah
Dapur MBG Purus Padang Barat Salurkan Makanan untuk 2.331 Siswa di 6 Sekolah
Polda Sumbar telah meringkus sembilan orang dalam kasus dugaan penyerangan dan perusakan rumah doa jemaat umat Kristen dari GKSI
Polisi Ringkus 9 Orang Terkait Dugaan Perusakan Rumah Doa GKSI di Padang
Dua orang anak menjadi korban kekerasan saat aksi pembubaran dan perusakan rumah doa jemaat umat Kristen dari GKSI Anugerah Padang
Perusakan Rumah Doa GKSI di Padang, Dua Anak Jadi Korban
Polisi berhasil mengungkap pelaku perampokan seorang nenek bernama Guslina (84)-sebelumnya tertulis 79 tahun, di Kota Padang, Sumatra Barat
Pelaku Perampokan Nenek di Padang Ditangkap: Keponakan, Sempat Dampingi Polisi Olah TKP