Bupati Dharmasraya Usulkan Nama Jembatan Kabel Sungai Dareh ‘PDRI’

Bupati Dharmasraya Usulkan Nama Jembatan Kabel Sungai Dareh ‘PDRI’

Jembatan Kabel Sungai Dareh (Foto: Humas Pemkab Dharmasraya)

Langgam.id – Bupati Kabupaten Dharmasraya, Sutan Riska Tuanku Kerajaan mengusulkan penamaan Jembatan Kabel Sungai Dareh dengan nama PDRI.

Nama tersebut, kata Sutan Riska, diambil beradasarkan sejarah yang pernah ada di sekirat kawasan jembatan tersebut.

“Masa Pemerintahan Darurat Indonesia (PDRI) beberapa pertemuan dilaksanakan di Sungai Dareh. Nama jembatan tersebut untuk mengingat dan mengenang kejadian tersebut,” ujarnya melalui rilis yang diterima Langgam.id, Rabu (11/9/2019).

Nama PDRI, kata Sutan Riska, jika disepakati bersama, maka akan diajukan. “Sekiranya nanti kita bersama sepakat dengan nama PDRI, akan kita ajukan nama tersebut, tentunya sesuai prosedur yang ada,” jelasnya.

Jembatan Kabel Sungai Dareh, selain untuk dijadikan sebagai salah satu objek wisata, jembatan itu juga akan dijadikan pengingat, bahwa zaman perjuangan mempertahankan kemerdekaan, kawasan tersebut merupakan saksi serangkaian pertemuan oleh para tokoh PDRI.

Sejak selesai dibangun, Jembatan Kabel Sungai Daareh tersebut belum difungsikan. Hanya terdakang dibuka sebagai tanda bahwa jembatan itu telah selesai, kebanyakan ditutup.

Jembatan yang membnatang di atas Sungai Batanghari di Nagari IV Koto dan Nagari Sungai Dareh, Pulau Punjung itu mampu menahan beban hingga 600 ton. “Sudah dilakukan uji coba,” ucapnya.

Diketahui, Jembatan Kabel Sungai dibangun dengan desain yang menarik. Bahkan, saat ini banyak masyarakat sekitar yang mengunjungi jembatan saat sore hari untuk sabntai dan berfoto-foto.

Tidak hanya itu, diketahui PDRI sempat bermukim di Sungai Dareh selama beberapa hari. Mereka (Sjafruddin Prawiranegara dan kawan-kawan) sampai di Sungai Dareh 01 Januari dan berangkat ke Bidar Alam 04 Januari 1949.

Kisah itu dituliskan Sejarawan Mestika Zed dalam bukunya “Somewhere in The Jungle: Pemerintah Darurat Republik Indonesia” (1997).

Dalam buku tersebut, dituliskan bahwa, seminggu setelah mereka (Sjafruddin Prawiranegara dan kawan-kawan) berangkat dari Halaban, barulah mereka merasa agak aman untuk berhenti di Sungai Dareh. Sambil mendiskusikan strategi perjuangan selanjutnya.

Somewhere in The Jungle, menurut Mestika, dengan tepat mengacu kepada kedudukan PDRI yang sebenarnya. “Ungkapan itu menggambarkan suatu sosok sejarah pemerintahan gerilya yang berpindah-pindah tempat,” tulis Mestika Zed.

Itu berarti, sejak 01-04 Januari 1949, Ibu Kota Republik Indonesia berada di Sungai Dareh.

Mestika mengisahkan, saat berada di Sungai Dareh, rombongan dibagi dua. Sebagian naik perahu, menyusuri Batanghari ke arah hulu. Sebagian yang lain, lewat hutan dengan berjalan kaki. (*/ZE)

Baca Juga

Wakil Bupati Dharmasraya Leliarni mengklarifikasi atas “kegaduhan” yang ditimbulkan dari pernyataannya di media beberapa hari yang lalu.
Klarifikasi Soal Pelantikan Pejabat, Wabup Dharmasraya: Tak Perlu Dibesar-besarkan
Pemkab Dharmasraya menggelar upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-97 Tahun 2025, Selasa (28/10/2025). Upacara yang dilaksanakan
Hari Sumpah Pemuda, Bupati Ingatkan Generasi Muda Dharmasraya Tak Mudah Terprovokasi
Pemkab Dharmasraya Alokasikan Rp6,6 Miliar untuk Perbaikan Jalan Rusak Tahun Ini
Pemkab Dharmasraya Alokasikan Rp6,6 Miliar untuk Perbaikan Jalan Rusak Tahun Ini
Wabup Dharmasraya Buka dan Jadi Juri Lomba Hari Batik Nasional di STITNU Sakinah
Wabup Dharmasraya Buka dan Jadi Juri Lomba Hari Batik Nasional di STITNU Sakinah
DPRD Dharmasraya berhasil menjaring puluhan aspirasi masyarakat dari berbagai nagari pada kegiatan Dharmasraya Bersatu Bhakti
Kegiatan Dharmasraya Bersatu Bhakti Negeri, DPRD Jaring Puluhan Aspirasi Warga
Kejuaraan Voli Dharmasraya Bersatu Bhakti Negeri, SMPN 1 Koto Baru dan SMPN 3 Koto Salak Raih Juara
Kejuaraan Voli Dharmasraya Bersatu Bhakti Negeri, SMPN 1 Koto Baru dan SMPN 3 Koto Salak Raih Juara