Langgam.id - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus berkolaborasi mendorong pembangunan proyek strategis nasional, khususnya di sektor infrastruktur. BSI siap menjadi bagian dari Kementerian PUPR untuk bersama menjadikan ekonomi syariah sebagai instrumen ekonomi yang memberikan manfat keberlanjutan untuk Indonesia.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan Bank Syariah Indonesia siap menjadi mitra Kementerian PUPR untuk memperluas akses syariah dalam pembangunan proyek infrastruktur, sumberdaya manusia serta sektor potensial lain di Indonesia yang menggunakan dana SBSN. Sepanjang tahun 2022, Bank Syariah Indonesia ikut ambil bagian dari proyek pendanaan infrastruktur sesuai syariah dengan nilai mencapai Rp 5 triliun.
“Capaian ini menjadi spirit bagi BSI di tahun 2023 agar dapat meningkatkan kontribusi bagi pembangunan Indonesia mulai dari proses hulu hingga hilir. Dengan adanya kesepakatan ini, Bank Syariah Indonesia siap menjadi bagian dari Kementerian Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat untuk bersama menjadikan ekonomi syariah yang maju dan berkontribusi optimal bagi Indonesia,” kata Hery dalam siaran resmi, Rabu (22/2/2023).
Dalam kesempatan ini, BSI dan Kementerian PUPR juga melakukan kerja sama untuk penyediaan dan pemanfaatan layanan jasa dan produk perbankan syariah di lingkungan Kementerian PUPR.
Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR Mohammad Zainal Fatah dalam sambutannya mengatakan terima kasih atas kontribusi BSI dalam proyek infrastruktur di Kementerian PUPR. Kementerian PUPR juga menyambut baik inisiatif BSI untuk melakukan penetrasi dan inklusi perbankan syariah di lingkungan Kementerian PUPR.
"Kami mengucapkan terima kasih atas kerja sama yang telah dilakukan bersama Bank Syariah Indonesia dalam penyaluran dana Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) untuk membiayai proyek-proyek infrastruktur di Kementerian PUPR serta pelayanan perbankan syariah bagi pegawai Kementerian PUPR," ucap Zainal.
Kolaborasi antara BSI dan Kementerian PUPR ini sejalan dengan harapan Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo. Salah satu praktik keuangan syariah yang perlu dipacu BSI untuk mendongkrak ekonomi nasional adalah pembiayaan segmen wholesale khususnya sindikasi dan sektor riil. Terlebih pembiayaan sindikasi melalui skema syariah dinilai cocok dengan pembangunan infrastruktur yang saat ini sedang ditingkatkan oleh pemerintah.
“Instrumen ekonomi syariah cocok diterapkan dalam proyek pembiayaan-pembiayaan infrastruktur atau pembiayaan jangka panjang pemerintah. Contohnya jalan tol, perkereta apian, pembangkit listrik itu sebenarnya cocok dengan skema pembiayaan syariah,” ujar Tiko dalam sambutannya di acara BSI Global Islamic Finance Summit (GIFS) 2023.
Adapuan, sepanjang tahun 2022, PT Bank Syariah Indonesia Tbk menunjukkan kinerja yang impresif dan solid. Terlihat dari capaian laba bersih menacapai Rp4,26 triliun, tumbuh 40,68%. Pertumbuhan laba perseroan diiringi dengan meningkatnya aset BSI yang saat ini mencapai Rp 305,73 triliun atau tumbuh 15,24% secara year on year. Selain itu, kinerja baik ini juga ditopang oleh pertumbuhan bisnis yang sehat dari segmen retail dan wholesale serta didukung oleh peningkatan dana murah, kualitas pembiayaan yang baik, efisiensi dan efektivitas biaya serta fee based income (FBI). Rasio keuangan BSI juga solid, tumbuh dan terintermediasi dengan baik. Terlihat dari ROE (Return of Equity) sebesar 16,84% dan ROA (Return of Asset) sebesar 1,98%.
BSI mencatatkan kinerja positif diatas rata-rata, jika dibandingkan dengan pertumbuhan industri perbankan Indonesia. Mengutip data OJK per September 2022, aset industri perbankan tumbuh 7.75%, sedangkan BSI mampu tumbuh 11.53%. Dari segi pembiayaan, BSI tumbuh 22.35%, sedangkan industri perbankan tumbuh 11.00%. Sementara dari sisi rasio Return of equity (ROE), BSI mencapai 17,44% sedangkan industri perbankan 13,78%. Data ini menggambarkan bahwa performa bisnis BSI tumbuh positif dan sehat melampaui industri perbankan Indonesia.
Saat ini penyaluran pembiayaan sindikasi berada pada urutan keempat terbesar di Indonesia yang didominasi pada sektor -sektor rill wholesale, manufaktur, pertanian, kehutanan dan properti. Per Desember 2022, pembiayaan wholesale BSI mencapai Rp 57,18 triliun tumbuh 15,80% year on year. BSI juga terus mendorong pembiayaan sindikasi, yang mencapai Rp 45 triliun atau tumbuh 13,44% year on year. (*/FS)