Langgam.id - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memutakhirkan gempa pada Minggu (11/8/2019) pukul 04.11.09 WIB, dari Magnitudo 5,3 jadi 5,2.
Demikian disampaikan Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono dalam keterangan tertulisnya, Minggu pagi.
Menurutnya, Episenter gempabumi terletak pada koordinat 0,88 LS dan 99,3 BT. Gempa berlokasi di laut pada jarak 97 km arah barat Kota Pariaman, Sumatra Barat pada kedalaman 53 km.
Rahmat menjelaskan, melihat pusat dan kedalaman, gempa ini termasuk dangkal. "Akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia. Tepatnya di zona Megathrust yang merupakan zona subduksi lempeng yang berada di Samudera Hindia sebelah barat Sumatra."
Konvergensi kedua lempeng, ujar Rahmat, membentuk zona subduksi yang menjadi salah satu kawasan sumber gempabumi yang sangat aktif diSumatra. "Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi ini dipicu oleh penyesaran naik (Thrust Fault)," sebutnya.
Menurut BMKG, gempa dirasakan di daerah Padang Panjang, Pariaman, Padang dengan intensitas guncangan IV MMI. Dirasakan oleh orang banyak dalam rumah.
Di Pasaman dirasakan dengan intensitas guncangan III MMI. Yakni, getaran dirasakan nyata di dalam rumah, terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.
Sementara, di Bukittinggi dirasakan dengan intensitas guncangan II-III MMI dan Pesisir Selatan II MMI. Yakni, getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda yang digantung bergoyang.
BMKG mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. "Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa dan tak rusak akibat getaran gempa."
BMKG juga meminta masyarakat mencermati dan terus berlatih langkah-langkah praktis untuk antisipasi bahaya gempa bumi. "Baik pada saat persiapan sebelum gempa, saat dan setelah gempa bumi."
Masyarakat juga diminta memastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi. (*/HM)