BKSDA Sumbar Evakuasi Harimau yang Masuk Perangkap di Agam Hari Ini

BKSDA Sumbar melakukan evakuasi terhadap harimau sumatera yang masuk perangkap di daerah Maua Hilia, Jorong Kayu Pasak Timur, Nagari

Seekor harimau sumatera yang masuk perangkap di Maua Hilia, Jorong Kayu Pasak Timur, Nagari Salareh Aia, Kecamatan Palembayan, Agam. [foto: BKSDA Sumbar]

Langgam.id - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatra Barat (Sumbar) melakukan evakuasi terhadap harimau sumatera yang masuk perangkap di daerah Maua Hilia, Jorong Kayu Pasak Timur, Nagari Salareh Aia, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam hari ini, Selasa (11/2/2022).

Kepala BKSDA Sumbar Ardi Andono menjelaskan, pihaknya berhasil menyelamatkan hewan bernama latin Panthera Tigris Sumatrae dengan jenis kelamin betina. Diperkirakan hewan tersebut berumur tiga tahun.

Penanganan harimau berlangsung sejak 30 November 2021 lalu di daerah tersebut. BKSDA Sumbar melalui Resor Konservasi Agam bersama Tim Patroli Anak Nagari (PAGARI) telah melakukan penanganan konflik harimau sumatera.

"Penanganan berupa penggiringan dengan bunyi-bunyian selama lebih dari empat puluh hari. Namun tidak membuahkan hasil dan membuat harimau sumatera ini justru mendekat ke pemukiman," katanya, Selasa (11/1/2022).

Ia mengatakan, untuk menghindari kerugian warga yang lebih besar dan jatuhnya korban jiwa dan demi keselamatan harimau, BKSDA Sumbar mengambil langkah menangkap dengan kandang jebak.

Perangkap dipasang di kebun sawit yang berjarak 200 meter dari rumah warga. Pada Senin (10/1/2022) sekitar pukul 14.00 WIB, harimau berhasil ditangkap.

"Saat ini tim BKSDA sedang mempersiapkan proses evakuasi satwa yang direncanakan akan dilaksanakan pada hari ini," ujarnya.

Kemudian setelah ditangkap, selanjutnya akan dibawa ke Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dhamasraya (PRHSD) untuk dilakukan observasi.

BKSDA Sumbar yang dibantu oleh Polsek Palembayan dan Wali Nagari Salareh Aia saat ini telah melakukan pengamanan terhadap satwa.

"Konflik harimau sumatera ini telah menyebabkan satu ekor anak sapi mati dan induknya terluka. Selain itu juga masyarakat enggan ke kebun," katanya.

Berdasarkan hasil analisis, penyebab harimau sumatera ini turun dari hutan Cagar Alam Maninjau diduga kekurangan pakan akibat adanya penyakit African Swine Fever (ASF) yang menyebabkan kematian massal babi hutan di Agam sebanyak kurang lebih 50 ekor.

Baca juga: Seekor Harimau Sumatera Tertangkap di Maua Hilia Agam

Ardi Andono menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi yang tinggi kepada Polsek Palembayan, Wali Nagari Salareh Ai, tim Pagari Baringin terutama warga Kampung Maua Hilia yang sejak awal penanganan telah membantu tim BKSDA Sumbar.

"Kami berharap proses evakuasi dapat berjalan baik hingga ke pusat rehabilitasi harimau sumatera," katanya.


Dapatkan update berita terbaru setiap hari dari Langgam.id. Mari bergabung di Grup Telegram Langgam.id News Update, caranya klik https://t.me/langgamid, kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca Juga

Profil Prof Martin Kustati yang Jabat Rektor UIN Imam Bonjol 2025-2029
Profil Prof Martin Kustati yang Jabat Rektor UIN Imam Bonjol 2025-2029
Prof Martin Kustati Kembali Jadi Rektor UIN Imam Bonjol
Prof Martin Kustati Kembali Jadi Rektor UIN Imam Bonjol
Menteri Agama Nasaruddin Umar menyatakan keprihatinannya atas insiden pembubaran kegiatan ibadah di rumah doa milik umat Kristen di Padang
Menteri Agama Utus Tim untuk Mendalami Insiden Perusakan Rumah Doa
Bukik Batabuah
Antisipasi Galodo, Kelompok Siaga Bencana Susuri Aliran Sungai
Karhutla di Kabupaten Solok
Karhutla Sumbar, BMKG Gelar Operasi Hujan Buatan Hari Ini
Semen Padang FC kalah 3-0 atas Negeri Sembilan
Laga Uji Coba, Semen Padang Takluk Lawan Negeri Sembilan