Langgam.id - Bila biasanya Bunga Raffelesia tumbuh di tanah, yang mekar di Cagar Alam Maninjau kali ini menggantung di atas pohon. Bunga Rafflesia arnoldii tersebut mekar sempurna di akar yang tergantung di sebuah pohon medang setinggi 170 centimeter di atas tanah.
Pengendali Ekosistem Hutan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resor Agam, Ade Putra, mengatakan hingga hari ini bunga tersebut masih mekar sempurna. Persisnya, di Jorong Data Simpang Dingin, Nagari Paninjauan, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumaera Barat. "Padahal, biasanya bunga ini hidup di atas tanah," katanya kepada langgam.id, Jumat (24/1/2020).
Ia menyebut, bunga yang dilindungi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem itu mekar di pohon, kejadian langka. Ini pertama kali ditemukan di Agam wilayah barat.
Sebelum mekar, posisinya yang di atas tanah membuat sejumlah pengunjung yang melihat sebelum mekar kaget. Mereka berencana akan melihat apabila mekar.
Ia mengatakan, bunga Rafflesia memang bisa tumbuh di pohon karena inangnya berupa tumbuhan akar jenis tetrastigma yang melilit batang pohon medang sampai pucuknya. Bakal bunga tumbuh di antara akar yang melilit batang pohon tersebut.
"Memang, rafflesia itu merupakan bunga parasit, dia hidup di tumbuhan akar tetrastigma sp," katanya.
Dijelaskannya, di Jorong Data Simpang Dingin terdapat dua tempat sebaran populasi bunga langka dengan jumlah knop 15. Diperkirakan, satu bulan lagi akan mekar.
Lokasi mekar bunga itu berjarak perjalanan 15 menit dari permukiman warga Data Aia Gadang, Nagari Baringin, Kecamatan Palembayan.
Untuk menuju lokasi, BKSDA telah memasang rambu-rambu penunjuk arah, papan informasi, dan papan larangan. Sebelumnya, juga mekar dua knop atau bonggol bunga raflesia secara bersamaan dengan jarak sekitar lima meter.
Lokasi itu menurutnya ditemukan pada 2018 lalu dan secara intensif mulai dilakukan pemantauan dan pengawasan oleh BKSDA.
Sementara untuk lokasi Rafflesia Tuan-mudae berada di Cagar Alam Maninjau di Marambuang, Nagari Baringin, Kecamatan Palembayan, telah ditutup untuk umum setelah mekar bunga itu pada awal 2020.
Penutupan dilakukan untuk pemulihan kondisi ekosistem alam setelah banyaknya pengunjung yang berkunjung ke lokasi. (Rahmadi/HM)